Janice Tjen Singkirkan Kudermetova di US Open 2025, Cetak Sejarah Tenis Indonesia, Ini Kata Pelatih Nasional Suharyadi

Ludus01

Foto/wtatennis.com

LUDUS - Di Billie Jean King National Tennis Center, New York, Senin (25/8) dini hari WIB, sebuah kejutan lahir dari tangan seorang petenis muda asal Indonesia. Janice Tjen, nama yang baru bergema di panggung Grand Slam, membuat dunia menoleh ketika menyingkirkan Veronika Kudermetova, unggulan ke-24 US Open 2025 sekaligus peringkat 26 dunia. Dalam pertandingan tiga set yang menegangkan, Janice menang 6-4, 4-6, 6-4, sekaligus mencatatkan kemenangan pertama wakil Indonesia di babak utama turnamen Grand Slam dalam 22 tahun terakhir.

Foto/wtatennis.com

Foto/wtatennis.com

Perjalanan menuju momen itu tidaklah singkat. Janice datang bukan sebagai unggulan, bahkan bukan sebagai peserta yang langsung masuk daftar utama. Ia harus menapaki jalur kualifikasi, jalur yang penuh keringat dan biasanya hanya menjadi pintu masuk sementara bagi petenis muda untuk sekadar mencicipi suasana panggung besar. Tetapi kali ini berbeda: Janice tidak hanya mencicipi, ia mengguncang panggung itu. Kudermetova pun menjadi unggulan pertama yang tersingkir di US Open tahun ini, tumbang di tangan seorang penantang dari Indonesia.

Pertandingan itu sendiri penuh drama. Di set pertama, Janice sempat tertinggal 1-2, sebelum keberanian membalikkan keadaan menjadi senjata. Dari skor 4-4, ia meraih dua gim beruntun untuk menutup set dengan kemenangan 6-4. Kudermetova masih memberi perlawanan, memaksakan set ketiga setelah merebut set kedua 6-4. Namun di momen penentuan, Janice menjaga ketenangan. Saraf baja itulah yang membawanya menutup laga dengan skor 6-4.

Kemenangan itu bukan kebetulan, melainkan buah dari konsistensi. Dalam satu setengah tahun terakhir, Janice mencatatkan performa panas: 13 gelar ITF dan 100 kemenangan dari 113 pertandingan. Kini, kemenangan di Flushing Meadows menjadi puncak dari perjalanan panjang itu, sekaligus titik awal babak baru.

Sebagai penghargaan, Janice mengantongi hadiah 110 ribu dolar AS atau sekitar 1,78 miliar rupiah. Namun lebih dari angka, yang paling berharga adalah modal mental yang ia bawa: keyakinan bahwa ia bisa berdiri sejajar dengan para bintang dunia. Dan di babak kedua, ujian berikutnya sudah menanti: Emma Raducanu, juara US Open 2021 yang kini berada di peringkat 35 dunia.

Raducanu baru saja meraih kemenangan perdananya di Flushing Meadows sejak 2021, menaklukkan petenis Jepang Ena Shibahara 6-1, 6-2. Kini ia dibimbing Francisco Roig, sosok yang selama dua dekade mendampingi Rafael Nadal, dan kembali berusaha menemukan jejak juara. Popularitas Raducanu menjadikannya magnet publik; setiap langkahnya akan mendapat sorakan, dukungan, sekaligus tekanan yang bisa memengaruhi lawan.

Situasi itulah yang coba dibaca oleh Suharyadi, pelatih nasional. “Setelah bisa menang dengan Kudermetova, tentunya Janice makin percaya diri. Yang perlu diperhatikan adalah konsistensi main Janice yang sudah harus dipertahankan, sehingga bisa mengantisipasi permainan Emma yang agresif. Fans Emma juga tentu akan jadi salah satu kendala, dan ini harus diantisipasi Janice,” katanya. Ia menambahkan dengan harap, “Mudah-mudahan Janice lebih tidak terbeban, dan bisa menggunakan kesempatan ini sebagai underdog.”
Foto/Suharyadi

Foto/Suharyadi

Kisah ini menjadi semakin bermakna karena panggungnya adalah US Open, turnamen lapangan keras berusia 144 tahun yang menjadi bagian dari Grand Slam dunia bersama Australian Open, French Open, dan Wimbledon.

Tahun ini, ajang yang juga menjadi bagian dari ATP Tour 2025 dan WTA Tour 2025 tersebut memperebutkan hadiah total 90 juta dolar AS atau 1,46 triliun rupiah, dengan Jannik Sinner dan Aryna Sabalenka datang sebagai juara bertahan. Di balik nama besar dan hadiah mewah, panggung ini selalu menyimpan cerita tak terduga, tentang mereka yang datang tanpa sorotan lalu menjelma jadi pusat perhatian.

Janice Tjen berlatih bersama Suharyadi sebelum berangkat ke US Open. Foto/Istimewa

Janice Tjen berlatih bersama Suharyadi sebelum berangkat ke US Open. Foto/Istimewa

Dan kali ini, cerita itu datang dari Indonesia. Seorang gadis muda bernama Janice Tjen menulis babak baru, menghidupkan kembali sejarah yang lama tertidur, sekaligus menunjukkan bahwa tenis Indonesia masih punya suara di panggung dunia. Apa pun hasil melawan Raducanu nanti, langkahnya sudah menggores jejak yang tak mungkin dihapus dari buku besar Grand Slam.

APA KAMU SUKA DENGAN ARTIKEL INI ?

MULAI BAGIKAN

Response (0)

John Doe

Login untuk berkomentar

Silakan login untuk berkomentar pada artikel ini.

No comments yet. Be the first to comment!