Jojo Juara Denmark Open 2025: Tentang Kemenangan dan Keyakinan yang Tak Dilihat Penonton

Ludus01

“Mereka yang memiliki mengapa untuk hidup, akan mampu menanggung hampir semua bagaimana.” — Friedrich Nietzsche.
Foto/PBSI

Foto/PBSI

LUDUS - Barangkali kutipan itu yang paling pas untuk menggambarkan Jonatan Christie hari ini. Di Jyske Bank Arena, Odense, Minggu malam waktu Indonesia, Jonatan, yang oleh publik kita lebih sering disapa Jojo, menyelesaikan sebuah perjalanan yang bukan sekadar final bulu tangkis, tapi semacam dialog antara manusia dan takdirnya sendiri.

Ia menundukkan Shi Yu Qi, pemain nomor satu dunia asal Tiongkok, dengan skor 13-21, 21-15, 21-15 dalam waktu 72 menit, panjang, melelahkan, dan menegangkan seperti perjalanan batinnya selama setahun terakhir.

Foto/PBSI

Foto/PBSI

-- Jonatan Christie --

"Yang pertama Puji Tuhan bisa kembali juara di super 750 dan lawan Shi Yuqi selalu tidak mudah karena dia pemain yang sangat matang tetapi saya melakukan semaksimal yang saya bisa karena disini kondisinya menang angin, kalah angin juga jadi ya strateginya sangat berpengaruh.

Game 1 yang bikin kalah karena kondisi anginnya dari semifinal kemarin itu cukup kencang, strategi saya kurang tepat jadi saya kalah. Yang menjadi penentu kemenangan sebenarnya di game 3 awal, dimana saya berada di sisi lapangan yang sama, jadi itu titik poin pentingnya.

Gelar juara Denmark pastinya bukan hanya sekedar juara tetapi ini adalah hasil dari proses beberapa bulan belakangan ini yang nggak mudah buat saya. Ada beberapa problem di badan saya, yang pelan-pelan saya harus balikkin kondisinya dulu, balikkin sakit-sakitnya dulu dan sampai akhirnya hasilnya bisa mengikuti di dua pertandingan belakang ini."

Foto/PBSI

Foto/PBSI

Perjalanan Jojo yang penuh tikungan. Setelah keluar dari pelatnas Cipayung pada awal tahun ini, banyak yang mengira Jonatan akan meredup, kehilangan arah tanpa bendera institusi di belakangnya. Tapi justru dari perjalanan sendiri itu, ia menemukan kembali dirinya. Ia berlatih sendiri, membentuk tim kecil, dan berjalan dengan keyakinan yang tak lagi bergantung pada sorak pelatih atau sistem federasi.

Kemenangan di Denmark Open 2025 bukan hanya trofi baru; itu adalah pengakuan diam-diam bahwa disiplin dan iman kadang tumbuh lebih subur di luar pagar.

Foto/Instagram/Jonatan Christie

Foto/Instagram/Jonatan Christie

Jonatan, kini berusia 28 tahun, menorehkan sejarah sebagai tunggal putra Indonesia kelima yang menjuarai Denmark Open, mengikuti jejak Rudy Hartono (1971, 1973, 1975), Liem Swie King (1978), Hermawan Susanto (1991), dan Simon Santoso (2009). Butuh 16 tahun untuk Indonesia kembali ke podium tertinggi turnamen yang disebut-sebut paling elegan di kalender Eropa itu. Dan Jonatan melakukannya setelah empat dari lima laganya berlangsung rubber game, seolah hidup ingin menegaskan bahwa kemenangan sejati memang tak pernah datang dalam bentuk yang mudah.

Sejak 2013, ia sudah 17 kali berhadapan dengan Shi Yu Qi. Kemenangan di Odense ini menjadi yang ke-10, sebuah rekor pribadi yang terasa lebih manis karena terjadi di momen paling menentukan.

Foto/Instagram/Jonatan Christie

Foto/Instagram/Jonatan Christie

Namun statistik tak pernah bisa sepenuhnya menjelaskan apa yang dialami seorang atlet di balik skor. Setelah kalah 13-21 di gim pertama, Jonatan tidak menunjukkan frustrasi. Ia menatap ke langit-langit arena, menarik napas panjang, lalu memulai lagi. Gim kedua dan ketiga dimenangkannya dengan skor identik 21-15, dua angka yang serupa, seperti pantulan tenang dari kepala yang sudah berdamai dengan segala tekanan.

“Segala puji milik-Mu, Tuhan,” tulisnya di akun Instagram pribadinya, seusai pertandingan. “Setiap saat, setiap tikungan, ditulis dengan cermat oleh tangan-Mu, untuk perjalananku dan untuk mereka yang telah Engkau tempatkan di sampingku.”
Itu bukan kalimat kemenangan. Itu doa seorang manusia yang tahu betapa rapuhnya ia, betapa setiap trofi sesungguhnya hanyalah cermin kecil dari kerja keras, luka, dan waktu yang panjang.

Mungkin kita terlalu sering melihat atlet hanya dari papan skor, siapa menang, siapa kalah, tanpa memahami proses yang memahat ketenangan di balik gestur mereka. Dalam dunia yang makin gaduh oleh ekspektasi, Jonatan tampil seperti pengecualian yang lembut: fokus, religius, dan tekun dalam diam.

Gelar ini adalah Super 750 kedua dalam kariernya setelah French Open 2023, juga melawan wakil Tiongkok, Li Shifeng. Dua kemenangan besar di Eropa, dua cerita yang sama: tentang pemain Indonesia yang memilih berjalan tanpa keramaian, tapi selalu pulang membawa cahaya.

Dalam perjalanan pulangnya dari Odense nanti, mungkin Jonatan akan duduk di kursi pesawat, menatap jendela, dan berpikir tentang semua yang telah ia lalui. Tentang masa mudanya di PB Tangkas, tentang disiplin yang dibentuk pelatnas, dan tentang keberanian keluar dari sistem untuk menemukan versi dirinya yang lebih matang.

Foto/PBSI

Foto/PBSI

Dan mungkin ia akan tersenyum kecil, karena tahu, seperti kata Nietzsche, ia telah menemukan mengapa-nya. Dan karenanya, ia bisa menanggung segala bagaimana yang dibawakan hidup.

Di lapangan itu, di bawah sorot lampu Denmark, Jonatan Christie bukan sekadar juara. Ia adalah penjelmaan dari kerja keras: bahwa kemenangan lahir dari keyakinan yang tetap menyala bahkan ketika lampu pelatnas sudah padam.

Foto/PBSI

Foto/PBSI

Perjalanan Prestasi Jojo Tahun 2025

Januari – Mei: Awal tahun yang tak mulus

  • Pada Malaysia Open 2025 (7–12 Januari) Jojo tersingkir di putaran pertama: kalah dari Toma Junior Popov 8-21, 21-14, 24-26.
  • Di India Open 2025 (14–19 Januari) ia mencapai perempat final dengan menang tiga laga, sebelum kalah dari Viktor Axelsen 21-17, 14-21, 15-21.
  • Di Indonesia Masters 2025 (21–26 Januari) sebagai tuan-rumah ia tampil baik: mencapai final dengan mengalahkan beberapa lawan dan menang di semifinal 21-18, 24-22, namun di final kalah dari Kunlavut Vitidsarn 21-18, 17-21, 18-21.
Foto/PBSI

Foto/PBSI

  • Di All England Open 2025 (11–16 Maret) Jojo mulai dengan kemenangan atas Leong Jun Hao 21-11, 21-19, kemudian kalah di ronde berikutnya dari Lakshya Sen 13-21, 10-21.
  • Di Badminton Asia Championships 2025 (8–13 April) ia sampai kuartal final: menang dua pertandingan, lalu kalah dari Lu Guang Zu 13-21, 13-21.
  • Di Sudirman Cup 2025 (27 Apr–4 Mei) bersama tim Indonesia: Jojo mencatat kemenangan penting melawan H.S. Prannoy (India) 19-21, 21-14, 21-12 dan melawan Kunlavut Vitidsarn (Thailand) 21-9, 22-20.
Tebus Luka Lama, Jonatan Christie Taklukkan Prannoy dan Bawa Indonesia Unggul atas India (Foto: PBSI)

Tebus Luka Lama, Jonatan Christie Taklukkan Prannoy dan Bawa Indonesia Unggul atas India (Foto: PBSI)

Juni – Agustus: Tantangan & Redaman

  • Di Indonesia Open 2025 (3–8 Juni) ia kalah di babak 16 besar dari Lee Cheuk Yiu (Hong Kong) setelah menang satu gim terlebih dahulu 21-12, tapi kemudian 12-21, 10-21.
  • Di Japan Open 2025 (15–20 Juli) Jojo tersingkir di putaran pertama, kalah dari Kenta Nishimoto 13-21, 12-21.
  • Di China Open 2025 (22–27 Juli) ia menang di R32 21-17, 21-12 melawan Jia Heng Jason Teh, kemudian kalah di R16 dari Christo Popov 12-21, 21-13, 16-21.
  • Di BWF World Championships 2025 (25–31 Agustus) ia melaju sampai perempat final dengan mengalahkan Matthias Kicklitz, Ade Resky Dwicahyo dan Lee Cheuk Yiu; kemudian kalah dari Kunlavut Vitidsarn 14-21, 21-18, 8-21.
Foto/Instagram/Jonatan Christie

Foto/Instagram/Jonatan Christie

September – Oktober: Kebangkitan & Trofi

  • Di Korea Open 2025 (23–28 September) Jojo meraih gelar pertama tahun ini: mengalahkan Ng Ka Long Angus (21-11, 21-17), Chia Hao Lee (22-20, 15-21, 21-15), Kenta Nishimoto (21-14, 21-8), Alwi Farhan (18-21, 21-14, 21-15), dan akhirnya di final mengalahkan Anders Antonsen (21-10, 15-21, 21-17).
  • Di Denmark Open 2025 (14–19 Oktober) Jojo menorehkan pencapaian besar: menundukkan Shi Yu Qi (13-21, 21-15, 21-15) di final setelah rentetan laga tiga gim, semacam simbol bahwa kemenangan datang melalui proses tak mudah.

Silakan kunjungi LUDUS Store untuk mendapatkan berbagai perlengkapan olahraga beladiri berkualitas dari sejumlah brand ternama.

Anda juga bisa mengunjungi media sosial dan market place LUDUS Store di Shopee (Ludus Store), Tokopedia (Ludus Store), TikTok (ludusstoreofficial), dan Instagram (@ludusstoreofficial).

APA KAMU SUKA DENGAN ARTIKEL INI ?

MULAI BAGIKAN

Response (0)

Login untuk berkomentar

Silakan login untuk berkomentar pada artikel ini.

No comments yet. Be the first to comment!