Jonatan Christie ke Semifinal Denmark Open 2025: Pelajaran dari Pertarungan Panjang
Ludus01


LUDUS - Tubuhnya basah oleh keringat, tapi tatapannya tetap tajam. Di lapangan yang dingin di Jyske Bank Arena, Odense, Jumat (17/10/2025) itu, Jonatan Christie, atau dipanggil Jojo, menutup laga panjang dengan genggaman tangan ke udara, sebuah kemenangan yang terasa lebih seperti ujian ketahanan jiwa daripada sekadar skor di papan penilaian. Lawannya bukan sembarang pemain: Li Shi Feng, unggulan keempat asal Cina, yang sudah berkali-kali menjadi batu uji bagi banyak tunggal putra dunia. Pertarungan mereka memakan waktu 1 jam 29 menit, panjang, berliku, seperti cerita yang ditulis dengan napas tertahan di tiap reli.

Foto/PBSI
Game pertama berjalan seperti gelombang. Jonatan, unggulan keenam, berulang kali memimpin jauh, hanya untuk melihat jarak itu menyusut oleh tekanan lawan yang tak mau menyerah. Namun di akhir, mentalnya lebih kokoh. Ia menutup game itu 21-18. “Saya dan Li Shi Feng memang banyak mengadu pukulan. Dia mencoba terus keluar dari tekanan,” ujar Jonatan, yang dikirimkan melalui tim media PBSI, tenang dalam kelelahan.
Namun kemenangan tidak datang tanpa luka kecil. Di game kedua, Jonatan sempat memimpin 16-10. Nyaris selesai. Tapi kemudian, seperti bayangan yang menolak pergi, Li Shi Feng kembali mengejar. Jonatan kehilangan kendali, dan game itu melayang, 21-23. “Saya kurang sabar,” katanya jujur. “Ketika dia mulai mengejar, saya masih memaksa main cepat, dan membuat dia lebih enak.”

Foto/PBSI
Game ketiga menjadi semacam penebusan. Ia memperbaiki diri di tengah jalan. Kali ini, ia menukar keras dengan lembut, cepat dengan lambat, memaksa Li Shi Feng membaca ritme yang terus berubah. Dari situ, ia meraih kemenangan 21-17. “Di game ketiga saya lebih tenang. Variasi tempo lambat dan kencang saya terapkan,” katanya, seperti orang yang baru saja belajar ulang tentang kesabaran.
Li Shi Feng bukan sosok baru di mata Jonatan. Mereka sudah tujuh kali berduel sebelumnya, dan hanya sekali pemain Cina itu mencuri kemenangan. Kini catatan pertemuan mereka bertambah, tujuh untuk Jonatan, satu untuk Li. “Tidak ada perubahan dari permainan Li setelah pertemuan terakhir kami tahun lalu. Tapi semangat pantang menyerahnya luar biasa, terlihat di pertandingan hari ini,” ujarnya, memberi hormat pada rivalnya.

Bagi Jonatan, kemenangan ini lebih dari sekadar tiket semifinal Denmark Open 2025. Ia menyebutnya pelajaran yang harus diingat, dan jangan sampai terulang. “Saya bermain cukup baik hari ini, tapi masih ada yang harus diperbaiki untuk besok,” katanya. Suaranya tidak membumbung tinggi; justru rendah, seperti orang yang sedang menyiapkan diri untuk babak berikutnya, bukan merayakan kemenangan yang sudah lewat.

Foto/PBSI
Pemain berusia 29 tahun itu kini melangkah ke semifinal turnamen Super 750 ini dengan rasa syukur. Sudah lama ia tak mencapai tahap sejauh ini di ajang sebesar Denmark Open. Kemenangan atas Li Shi Feng menyalakan kembali api yang sempat meredup, membuka peluang untuk merebut gelar kedua tahun ini, setelah menjuarai Korea Open 2025, turnamen Super 500 di akhir September.
Malam di Odense pun menutup cerita itu dengan bahagia. Tapi di balik ketenangan itu, seseorang sedang belajar lagi tentang bagaimana menenangkan diri di tengah badai, dan bahwa dalam bulu tangkis, seperti juga dalam hidup, kadang kemenangan terbaik justru datang dari kekalahan yang berhasil diredam di dalam diri sendiri.

Foto/PBSI
-- Jonatan Christie --
"Puji Tuhan bersyukur bisa masuk semifinal lagi, merasakan atmosfer semifinal Super 750 lagi setelah sekian lama. Saya bermain cukup baik hari ini tapi masih ada yang harus diperbaiki untuk besok.
Tadi ada beberapa kali sudah unggul jauh tapi bisa terkejar atau mengecil selisihnya. Saya dan Li Shi Feng memang banyak mengadu pukulan, dia mencoba terus keluar dari tekanan. Di gim kedua sudah unggul 16-10 tapi dia bisa pelan-pelan mengejar bahkan memaksakan gim ketiga dimainkan. Gim ketiga juga dengan kejadian yang hampir mirip walau akhirnya saya bisa menang. Ini pelajaran yang harus diingat dan jangan terulang kembali.
Di gim kedua itu saya kurang sabar, ketika dia sudah mulai mengejar, saya masih memaksa untuk kencang terus mainnya dan membuat dia lebih enak. Di gim ketiga saya lebih tenang, variasi tempo lambat dan kencangnya diterapkan.
Tidak ada perubahan dari permainan Li Shi Feng setelah pertemuan terakhir kami tahun lalu. Dia punya semangat pantang menyerah yang sangat baik, terlihat di pertandingan hari ini."

Silakan kunjungi LUDUS Store untuk mendapatkan berbagai perlengkapan olahraga beladiri berkualitas dari sejumlah brand ternama.
Anda juga bisa mengunjungi media sosial dan market place LUDUS Store di Shopee (Ludus Store), Tokopedia (Ludus Store), TikTok (ludusstoreofficial), dan Instagram (@ludusstoreofficial).

APA KAMU SUKA DENGAN ARTIKEL INI ?
MULAI BAGIKAN
Response (0)
Login untuk berkomentar
Silakan login untuk berkomentar pada artikel ini.
No comments yet. Be the first to comment!