Kejutan PSIM Yogyakarta di Laga Pembukaan Super League 2025-2026, Kalahkan Persebaya di Gelora Bung Tomo
Ilham Sigit Pratama

LUDUS - Setelah 18 tahun absen dari kasta tertinggi, PSIM Yogyakarta langsung membuat gebrakan. Berstatus tim yang jauh dari kata diunggulkan, tim berjuluk Laskar Mataram secara kejutan menjungkalkan Persebaya Surabaya di kandangnya dengan skor tipis 1-0.
Pembukaan Super League 2025-2026 tidak hanya soal gemerlap tari tradisional, atau tabuhan drum musisi tanah air, Ikmal Tobing. Lebih dari itu, laga ini menandai kebangkitan sang legenda lama dari tidur panjangnya
Lampu sorot mengiringi sajian tari gandrung dan tari remo oleh ratusan penari di acara pembukaan Super League 2025-2026, Jumat (8/8/2025) malam WIB.

Ribuan Bonek beserta aksi kreatifnya mewarnai keseruan laga pembukaan Super League 2025-2026. Foto/ Ilham Sigit Pratama/LUDUS.id
Stadion Gelora Bung Tomo, Surabaya menjadi saksi kala Menpora RI, Dito Ariotedjo menendang bola pertama sebagai simbol dimulainya musim baru.
Ribuan Bonek, suporter Persebaya, bersorak-sorai kala tim kebanggaan menekan barisan pertahanan tim tamu. Persebaya tampil dominan di babak pertama, namun, PSIM memberikan respons yang elegan.
Baca juga: Regulasi Pemain Asing Direvisi, Tetap 11 Orang dengan Kombinasi 7 Main dan 9 DSP
Tim asal daerah istimewa tancap gas dengan melancarkan gelombang-gelombang serangan pada paruh kedua. Alhasil PSIM pun unggul statistik.
Selama laga berlangsung, PSIM memberi perlawanan sengit dengan melepaskan 10 buah tembakan dengan lima di antaranya tepat sasaran. Berbeda dengan Persebaya yang hanya mampu melepaskan dua tembakan mengarah gawang.

Ezequiel Vidal menjadi pahlawan atas kemenangan PSIM Yogyakarta atas Persebaya Surabaya lewat gol tunggalnya pada masa perpanjangan waktu, Jumat (8/8/2025). Foto/Instagram/@psimjogja_official
Meskipun berstatus tim promosi, PSIM enggan bermental inferior. Ze Valente dan kolega terus memberikan tekanan hingga menit akhir laga. Memasuki menit ke-3 perpanjangan waktu, Ezechiel Vidal membuat publik Kota Pahlawan terdiam.
Tandukan kerasnya, yang memanfaatkan umpan Dede Sapari, menghujam keras tak mampu dibendung kiper Persebaya, Ernando Ari. Pada menit terakhir, Persebaya sempat nyaris menyamakan kedudukan.
Baca juga: Bocoran Kompetisi Liga 1 Musim 2025-2026: Kuota Pemain Asing Ditambah, Liga 2 Pakai VAR
Tembakan Bruno Moreira dibelokkan bek PSIM ke luar lapangan. Sepak pojok terakhir pun tak mampu dimanfaatkan tuan rumah untuk menyamakan kedudukan. PSIM memetik tiga poin bersejarah dari Kota Pahlawan.
Tantangan Konsistensi

Pelatih PSIM Yogyakarta, Jean-Paul Van Gastel memberi keterangan saat konferensi pers seusai laga. Foto/Ilham Sigit Pratama/LUDUS.id
Seusai laga, pelatih PSIM Yogyakarta, Jean-Paul Van Gastel menyatakan performa di laga ini menjadi standar baru bagi kualitas permainan tim asuhannya. Arsitek asal Belanda itu berharap timnya konsisten menampilkan performa tersebut.
"Saya pikir ini akan menjadi standar bagi kami. Jadi saya berharap bisa melihat tim seperti ini setiap minggu. Saya pikir kami bertahan dengan baik dalam pertandingan tersebut," kata Van Gastel pada konferensi pers yang dihadiri LUDUS.id.
"Saya pikir ini akan menjadi standar bagi kami. Jadi saya berharap bisa melihat tim seperti ini setiap minggu." Pelatih PSIM Yogyakarta Jean-Paul Van Gastel.
Van Gastel menyatakan PSIM harus menampilkan penampilan yang jauh meningkat ketimbang saat masih berkasta di Liga 2. Sebab jika inkonsisten, PSIM hanya bertahan di kasta teratas semusim dua musim.
"Kedua tim memiliki peluang dan kami beruntung bisa memanfaatkan salah satu peluang terakhir yang kami dapatkan, dan kami mencetak gol. Jadi, tentu saja kami sangat senang," tutur mantan pelatih NAC Breda.
Lewat kemenangan dramatis ini, Van Gastel percaya diri memasang target tinggi. Diungkapkan Van Gastel, PSIM diupayakan untuk bisa bersaing di lima besar Super League musim ini.

Pelatih Persebaya Surabaya, Eduardo Perez memberi keterangan saat konferensi pers seusai laga. Foto/Ilham Sigit Pratama/LUDUS.id
Di kubu tuan rumah, pelatih Persebaya, Eduardo Perez menyesalkan minimnya efektivitas penyelesaian akhir anak asuhnya. Pelatih berusia 48 tahun itu kecewa timnya terlalu banyak menyia-nyiakan momentum serangan.
“Pada babak pertama, kami mempunyai kesempatan untuk mendapatkan sekurang-kurangnya dua gol. Kami mengontrol permainan. Jika kami mencetak gol (di babak pertama), hasilnya akan berbeda,” ucapnya.
Kekalahan kandang dari PSIM menjadi pukulan telak bagi Persebaya. Terlebih, pada laga selanjutnya, tim berjuluk Bajul Ijo ditantang perjalanan jauh, melawat ke Indomilk Arena, markas Persita Tangerang pada Sabtu (16/8/2025).
“Saya sangat kecewa dengan hasilnya. Tapi beginilah sepak bola, kami enggan mencari-cari alasan, kami akan lebih berkembang lagi lewat sesi latihan," tutup pelatih asal Spanyol itu.
Senada dengan sang pelatih, bintang Persebaya, Bruno Moreira enggan terus berlarut dalam kesedihan. Gelandang asal Brasil itu menekankan timnya ingin segera melupakan kekalahan tersebut dan bangkit di laga selanjutnya
"Sekarang, kami ingin melihat ke depan, menatap laga selanjutnya. Kami mempunyai kesempatan lain untuk mendapatkan tiga poin dan terus berjuang untuk menaiki klasemen," ucap Bruno.
Susunan Pemain Persebaya vs PSIM

Persebaya Surabaya tampil dominan di babak pertama sebelum dikejutkan PSIM Yogyakarta. Foto/Instagram/@officialpersebaya
Persebaya Surabaya 4-2-3-1: Ernando Ari (GK); Arief Catur, Dime Dimov, Risto Mitrevski, Dejan Tumbas; Milos Raickovic, Toni Firmansyah; Malik Risaldi, Francisco Riveira, Bruno Moreira; Mihailo Perovic
Pelatih: Eduardo Perez
PSIM Yogyakarta 4-2-3-1: Cahya Supriadi; Reva Adi Utama, Ramos Mingo, Yusaku Yamadera, Raka Cahyana; Ghulam Fatkur Rahman, Rahmatshoh Rakhmatzoda; Corfe Deri Antony, Ze Valente, Ezequiel Vidal; Nermin Hajleta
Pelatih: Jean-Paul Van Gastel
APA KAMU SUKA DENGAN ARTIKEL INI ?
MULAI BAGIKAN
Response (0)
John Doe
Login untuk berkomentar
Silakan login untuk berkomentar pada artikel ini.
No comments yet. Be the first to comment!