
LUDUS - Kurang dari beberapa jam lagi, Sean Gelael akan memasuki satu dari arena paling brutal di dunia balap: Sirkuit Spa Francorchamps. Malam ini, Sabtu (28/6), pukul 21.30 WIB, bendera start 24 Hours of Spa akan dikibarkan. Bukan sekadar balapan sehari semalam, lomba ini adalah pertarungan daya tahan mental, fisik, strategi, dan tentu saja, mesin.

Sean Gelael akan berbagi kokpit dengan Jake Dennis, Toby Sowery, dan Darren Leung. Keempatnya adalah bagian dari tim Paradine Competition, mengendarai BMW M4 GT3 bernomor 991 di kelas Bronze Cup. Dari seluruh rangkaian tes—mulai dari Bronze Test, Free Practice, Pre-Qualifying, hingga babak kualifikasi—mereka menunjukkan progres positif. Hasilnya: start dari posisi dua (P2), posisi yang memberi harapan.
Namun harapan itu datang bersama kewaspadaan. "Kami tetap tak boleh terlena dan mesti menghindari berbuat kesalahan. Itulah kunci awal kalau mau meraih hasil bagus di balapan 24 Jam," kata Sean, yang juga Brand Ambassador Pertamax Turbo.

Balapan 24 Hours of Spa bukan hanya tentang siapa paling cepat. Ia unik, dan justru keunikannya itu yang membuat ajang ini menjadi uji sesungguhnya.
Pertama adalah regulasi waktu mengemudi. Darren Leung, satu-satunya pebalap berkategori Bronze dalam tim, diwajibkan tampil minimal satu jam dalam enam jam pertama. Secara total, ia harus mengemudi selama setidaknya empat jam sepanjang balapan. Di sisi lain, Jake Dennis, si Platinum, dibatasi hanya boleh tampil maksimal delapan jam.
Dengan alokasi ini, dua pebalap Silver, Sean dan Toby, menjadi penopang strategi waktu. Mereka mengisi celah-celah krusial, menjadi jembatan antara limitasi dan peluang.

Kedua, sistem poin yang bertingkat. Jika di balapan 24 jam lain poin hanya diberikan di akhir, di Spa ada tiga tahapan: setelah 6 jam, 12 jam, dan saat finis. Setelah enam jam pertama, pemimpin kelas akan mendapat 12 poin, lalu seterusnya hingga posisi sembilan. Skema serupa terjadi pada jam ke-12. Setelah finis, poin penuh 25 diberikan ke pemenang, turun hingga posisi sepuluh.
Ini berarti, tim yang sempat memimpin tapi kemudian gagal finis masih bisa pulang membawa poin. Sebuah sistem yang memberi ruang bagi upaya-upaya gemilang di tengah ketidakpastian lintasan.
Ketiga, adanya Technical Pit Stop. Semua tim wajib masuk pit antara jam ke-11 dan ke-22 untuk berhenti minimal lima menit. Di sinilah tim bisa memeriksa komponen krusial seperti rem, suspensi, atau perangkat lain yang boleh diganti sesuai aturan. Yang menarik, pit stop ini boleh dilakukan di bawah situasi Safety Car maupun Full Course Yellow, menambah kompleksitas strategi.
“Start dari P2 adalah awalan yang bagus. Kami punya 24 jam untuk mengubahnya jadi P1,” ujar Jake Dennis, juara Formula E yang untuk kali pertama merasakan kekuatan mobil BMW M4 GT3 tim Paradine.
Baca Juga: Drama Cuaca di Spa, Sean Gelael Start P2 Bronze Cup

Foto/Jagonya Ayam Motorsport
Dukungan terhadap Sean Gelael datang dari KFC, Pertamax Turbo, dan Livin' by Mandiri. Tapi dukungan utama tetap datang dari sirkuit itu sendiri: Spa yang misterius, berliku, dan menyimpan banyak jebakan.
Malam ini, pertarungan bukan soal siapa tercepat, tapi siapa yang mampu bertahan. Dan Spa tak pernah mudah. Tapi di situlah daya magisnya berada. (*)
APA KAMU SUKA DENGAN ARTIKEL INI ?
MULAI BAGIKAN
Response (0)
John Doe
Login untuk berkomentar
Silakan login untuk berkomentar pada artikel ini.
No comments yet. Be the first to comment!