Mauro Zijlstra Digadang-gadang Gantikan Peran Ole Romeny Jadi Juru Gedor Timnas Indonesia
Ilham Sigit Pratama

LUDUS – Banyak yang menaruh harap Mauro Zijlstra menambal lini depan timnas Indonesia pasca ditinggal Ole Romeny yang menepi karena cedera. Namun status penyerang idaman tidak didapat dengan cuma-cuma, Zijlstra harus lebih dulu membuktikan diri di skuad Garuda Muda.
Kemungkinan Ole Romeny untuk kembali ke skuad Merah Putih pada ronde keempat Kualifikasi Piala Dunia 2026 nyaris mustahil. Untuk diketahui, saat ini bomber Oxford United itu harus naik meja operasi usai mengalami cedera horror di Piala Presiden 2025.
Niat hati mempersiapkan diri jelang Championship musim depan, Ole malah ditekel secara mengerikan oleh pemain asing Arema FC, Paulinho Mocellin. Cedera tersebut membuat Ole dipastikan menepi untuk waktu yang cukup lama.
“Sudah dicek tim kedokteran Oxford, sekarang berkonsultasi dengan tim dokter timnas di Belanda. Sepertinya sudah dipastikan Ole menjalani operasi, jadi recovery-nya cukup panjang,” ujar Ketua Umum PSSI, Erick Thohir di Hotel Sultan, Senayan, Jakarta, Rabu (16/7/2025).

Ketua Umum PSSI, Erick Thohir menyebut Mauro Zijlstra harus membuktikan diri terlebih dahulu di timnas Indonesia U-23 sebelum dianggap layak menggantikan Ole Romeny. Foto/Ilham Sigit Pratama/LUDUS.id
Operasi Ole yang dilakukan pada Kamis (17/7/2025) berjalan lancar. Pemain berusia 25 tahun itu sudah memberi kabar terkait kondisi terkininya.
Namun hal itu belum cukup untuk menghibur hati pencinta sepak bola tanah air. Pasalnya, pelatih timnas Indonesia, Patrick Kluivert memastikan peluang Ole turun di babak keempat Kualifikasi Piala Dunia 2026 tipis.
Baca juga: Kualifikasi Piala Dunia 2026 Putaran Keempat, Indonesia Ditantang Arab Saudi dan Irak
“Saya tidak berpikir seperti itu (Ole bermain di ronde keempat). Saya berharap ada sedikit harapan. Namun, saya tidak berpikir itu. Jadi, kita perlu melihat siapa yang akan mengisi posisinya di lini depan,” kata Kluivert seusai lokakarya kepelatihan di Jakarta International Stadium (JIS), Jumat (18/7/2025).
Absennya Ole menjadi beban pikiran bagi Kluivert dan kolega. Pasalnya, lawan timnas Indonesia di ronde keempat tidaklah mudah.
“Saya tidak berpikir seperti itu (Ole bermain di ronde keempat). Saya berharap ada sedikit harapan. Namun, saya tidak berpikir itu. Jadi, kita perlu melihat siapa yang akan mengisi posisinya di lini depan,” Patrick Kluivert, Pelatih Timnas Indonesia
“Saya sangat kecewa mengenai hal ini. Lalu, juga bagaimana itu bisa terjadi. Tentu saja itu bukan cara yang baik. Namun, itulah sepak bola. Tidak ada yang menginginkan ini terjadi dan juga untuk Timnas,” tuturnya kepada awak media termasuk LUDUS.id.
Timnas Indonesia tergabung di Grup B bersama Irak dan tuan rumah Arab Saudi. Jika bermain di markas lawan, skuad Garuda dihantui rekor kurang baik.
Baca juga: Oxford United Ditantang Port FC di Final Piala Presiden 2025, Gol Ole Romeny Dibayar Cedera
Timnas Indonesia gagal meraih satu pun kemenangan dalam lima partai tandang sepanjang ronde keempat, dengan rincian dua imbang dan dua kali kalah. Adapun pada dua laga tandang terakhir, mengadapi Australia dan Jepang, timnas Indonesia kebobolan 11 kali.
Terlebih lagi, Ole menjadi satu-satunya pemain timnas Indonesia yang mencetak gol di era Kluivert. Tak ayal jika publik sepak bola tanah air harap-harap cemas dengan nasib lini depan timnas Indonesia

Ole Romeny selesai menjalani operasi di Belanda pada Kamis (17/7/2025). Foto/Instagram/@oleromeny
Sosok yang menggantikan Ole di pos ujung tombak lantas masih menjadi teka-teki. Kluivert mengaku belum memikirkan siapa yang akan menutup lubang yang ditinggalkan pemai berusia 25 tahun itu di lini depan.
“Terlalu dini untuk mengatakan siapa yang akan menggantikannya (Ole) karena kami punya banyak pemain yang bisa bermain di posisinya,” imbuh arsitek asal Belanda itu.
Sebagai solusi krisis lini depan, PSSI kembali membuat gebrakan dengan menambah legiun naturalisasi anyar. Dipastikan bahwa Mauro Zijlstra sedang dalam proses untuk memegang status Warga Negara Indonesia (WNI).
Saat ini, proses naturalisasi Zijlstra sudah digodok Kementerian Hukum (Kemenkum), sebelum diteruskan ke DPR RI. Tak sendiri, PSSI juga dipastikan memproses naturalisasi dua penyerang lain yang hingga tulisan ini dibuat belum disebutkan namanya.
Ketajaman Mauro Zijlstra

Mauro Zijlstra telah resmi diumumkan sebagai pemain naturalisasi anyar timnas Indonesia, dan digadang-gadang menjadi pengganti Ole Romeny yang cedera. Foto/Instagram/@maurozijlstra
Nama Mauro Zijlstra sempat membuat geger jagat maya menyusul performa gilanya di Negeri Kincir Angin. Pemain berusia 20 tahun ini menunjukkan betapa dirinya haus gol selama berkiprah di kompetisi usia muda Belanda.
Kegarangan Zijlstra pertama kali tersiar saat dirinya mengemas 18 gol dan 11 assist dalam 20 penampilannya bersama AFC Amsterdam U-18 di musim 2021-2022 silam. Penampilan apiknya itu membuat Zijlstra dipinang NEC Nijmegen pada bursa transfer musim panas kala itu.
Dua musim bersama NEC, Zijlstra mengoleksi 12 gol dalam 26 penampilan. Petualangan Zijlstra berlanjut kala pemain berdarah Sunda itu hijrah menuju FC Volendam U-21.
Setelah sempat melempem bersama NEC, Zijlstra bangkit menunjukkan taring dengan mencetak 17 gol dan empat assist dalam dalam 21 penampilan di musim 2024-2025. Performa gila itu membuat namanya tercantum pada daftar tim utama FC Volendam musim lalu.

Mauro Zijlstra mendapat kontrak profesional bersama tim senior FC Volendam hingga musim panas 2027. Foto/Instagram/@maurozijlstra
Bersama tim utama, Zijlstra tampil sebanyak empat kali di divisi dua Liga Belanda, dan sekali tampil di Piala Belanda alias KNVB Beker. Total jam terbang Zijlstra bersama tim utama berada di angka 158 menit.
Jika dilihat dari atributnya, Zijlstra menghadirkan warna baru bagi lini depan timnas Indonesia. Selain Ole, penyerang murni yang menghuni pos ujung tombak skuad Garuda selalu jauh dari ekspektasi.
“Saya lebih menjadi target man, jadi harus kuat menahan bola, bagus dalam duel, tapi kalau dilihat sekarang (timnas Indonesia) penyerangnya bukan target man, lebih banyak lari ke depan,” kata Zijlstra dinukil kanal Youtube Yussa Nugraha.

NEC Nijmegen kepincut mendatangkan Mauro Zijlstra menyusul performa ganasnya bersama AFC Amsterdam. Foto/Instagram/@eurosocceradvice
Nama-nama seperti Ramadhan Sananta dan Hokky Caraka dinilai belum sepadan untuk level Asia. Sementara itu, Rafael Struick sejatinya bukan berposisi asli sebagai penyerang tengah, melainkan winger.
Terlebih lagi, Zijlstra mengaku dirinya merupakan penyerang lengkap alias complete forward. Dia menyatakan bisa memainkan berbagai macam peran, dari mulai nomor sembilan klasik hingga penyerang yang harus turun menjemput bola.
“Tapi saya bisa bermain sebagai target man dan lari ke depan. Saya bisa dua-duanya. Memang di posisi penyerang, menurut saya mereka (timnas Indonesia) belum punya pemain yang murni penyerang,” tutur pemain yang mewarisi darah Indonesia dari nenek pihak Ayahnya ini.
Zijlstra optimistis bahwa dirinyalah sosok penyerang yang selama ini dirindukan timnas Indonesia. Pasalnya, selain multifungsi, Zijlstra memiliki kemampuan cepat beradaptasi dengan skema apa pun.
“Saya pikir saya bisa cocok di sistem mereka.. Saya harus bisa masuk ke skema pelatih mereka, saya bisa cepat beradaptasi dengan sistem. Saya pikir saya tidak perlu membutuhkan banyak waktu untuk beradaptasi karena saya bisa masuk ke semua sistem,” tutur Zijlstra dengan percaya diri.
Pertanyaannya, apakah Zijlstra bisa menjadi solusi instan atas absennya Ole? Erick Thohir belum melihat hal itu. Dijelaskan Erick, Zijlstra harus lebih dulu membuktikan diri di timnas Indonesia U-23 sebelum promosi ke tim senior.
“Nah, Mauro (Zijlstra) nanti kita lihat, kalau ternyata di U-23 baik, ya nanti pelatih yang memutuskan apakah bisa melapis Ole, atau pemain lain yang berlaga di liga (Super League), itu kan semua opsi,” kata Erick Thohir.
Awal karier internasional Zijlstra dihadapkan pada jalan panjang membentang. Jika Zijlstra diplot untuk timnas Indonesia U-23, maka dirinya harus lebih dulu bersaing dengan Jens Raven, yang namanya tengah naik daun di ajang Piala AFF U-23 2025.
“Umurnya masih 20 tahun, tapi di sepak bola modern, Lamine Yamal saja muda bisa bagus, tapi jangan terlalu cepat, main dulu di U-23 siapa tahu bagus, seperti Jens Raven bikin enam gol, biarkan dia (Zijlstra) buktikan dulu,” tuturnya menambahkan.
Jawaban dari kursi panas penyerang timnas Indonesia akan terjawab pada FIFA Matchday terdekat, di mana timnas Indonesia akan menjamu Kuwait dan Lebanon di Stadion Gelora Bung Tomo (GBT), Surabaya, September 2025. (*)
APA KAMU SUKA DENGAN ARTIKEL INI ?
MULAI BAGIKAN
Response (0)
John Doe
Login untuk berkomentar
Silakan login untuk berkomentar pada artikel ini.
No comments yet. Be the first to comment!