
Unggulan empat asal Indonesia menatap jalur berat di Paris, dengan laga 32 besar lebih dulu sebelum bayangan duel panas kontra Hoki/Kobayashi di babak 16 besar.

Foto/PBSI
LUDUS - Di balik gemerlap panggung Kejuaraan Dunia 2025 yang digelar di Adidas Arena, Paris, ada satu pasangan Indonesia yang sedang menimbang langkah dengan hati-hati. Fajar Alfian dan Muhammad Rian Ardianto, unggulan empat ganda putra, memulai turnamen ini dengan kewaspadaan penuh, bukan hanya terhadap lawan pertama, melainkan juga terhadap bayangan laga besar yang sudah menanti di depan mata.
Nama Takuro Hoki dan Yugo Kobayashi, pasangan Jepang yang sudah berkali-kali menjadi batu sandungan, kembali mencuat dalam percakapan mereka. Potensi bentrok itu bukan di awal, melainkan di babak 16 besar. Namun sejak awal Fajar/Rian sudah menyadari bahwa jalur menuju gelar juara dunia tak akan pernah mulus.

Foto/Dok.PBSI
“Persaingan di ganda putra pasti tidak akan mudah. Semua mau jadi juara dunia, semua mau hasil terbaik. Kami harus fokus satu langkah demi satu langkah,” kata Rian, suaranya terdengar realistis sekaligus penuh tekad.
Ia lalu menambahkan, “Di babak 16 besar kemungkinan akan menghadapi Hoki/Kobayashi. Pertemuan terakhir tidak mudah jadi harus waspada dan menjaga komunikasi di lapangan.”
Pernyataan itu seakan menegaskan ingatan mereka pada duel terakhir kontra pasangan Jepang tersebut. Rekor pertemuan memang berpihak pada Fajar/Rian, unggul 2-1. Dan kemenangan paling segar mereka raih di final Kumamoto Masters 2024, sebuah laga dramatis yang berakhir 21-15, 17-21, 21-17. Namun catatan sejarah tak pernah menjamin kemenangan berikutnya, apalagi di panggung sebesar Kejuaraan Dunia.

Meski bayangan Hoki/Kobayashi begitu jelas, Fajar/Rian tak boleh melompat terlalu jauh. Sebelum sampai ke babak 16 besar, ada tantangan pertama di babak 32 besar, Selasa (26/8) besok. Mereka masih menunggu siapa lawan di laga perdana: apakah pasangan Hong Kong, Hung Kei Chun/Lui Chun Wai, atau duet Kanada, Kevin Lee/Ty Alexander Lindeman.
“Kondisi kami sudah lebih baik daripada saat latihan hari pertama. Adaptasi dengan semua hal di sini berjalan lancar. Jet lag sudah bisa teratasi, tidak lagi menjadi kendala,” ujar Fajar, memberi sedikit gambaran tentang kesiapan mereka.
Ia melanjutkan dengan optimisme yang sederhana, “Dari persiapan sudah maksimal, kami mengharap hasil terbaik. Semoga bisa langsung in di laga pertama.”

Foto/PBSI
Turnamen akbar ini akan berlangsung hingga Minggu (31/8) mendatang, menampilkan adu strategi dan stamina di salah satu arena termodern di Eropa. Indonesia sendiri menurunkan 12 wakil, termasuk Gregoria Mariska Tunjung yang sore ini waktu Paris akan berhadapan dengan Petra Maixnerová dari Republik Ceko.
Bagi Fajar/Rian, Kejuaraan Dunia kali ini bukan hanya soal angka di papan skor. Ini adalah tentang menjaga ritme, menahan ambisi agar tak terlalu cepat melompat, dan memastikan setiap langkah, dari laga pertama hingga, siapa tahu, panggung final, dijalani dengan konsentrasi penuh. Paris menjadi saksi: perjalanan menuju juara dunia selalu dimulai dari langkah yang tampak kecil, tapi menentukan segalanya. (*)
APA KAMU SUKA DENGAN ARTIKEL INI ?
MULAI BAGIKAN
Response (0)
John Doe
Login untuk berkomentar
Silakan login untuk berkomentar pada artikel ini.
No comments yet. Be the first to comment!