Merdeka di Puncak Dunia: Petualangan Tim IBEX Mengibarkan Merah Putih di Tebing Tersulit Dunia

Ludus01

Tim IBEX Indonesia mencatat sejarah dengan menaklukkan rute tersulit Eternal Flame di Trango Tower, Pakistan, dan mengibarkan Merah Putih di puncak tebing ekstrem. Simak kisah ekspedisi berani yang menantang hujan, salju, dan ketinggian ekstrim ini.

Foto/Indonesia Big Wall Expedition (IBEX)

Foto/Indonesia Big Wall Expedition (IBEX)

LUDUS - Skardu, Pakistan, 17 Agustus 2025. Angin menusuk kulit, salju menari di udara tipis, dan setiap napas terasa seperti ditarik dari paru-paru yang kedinginan. Di ketinggian lebih dari enam ribu meter, enam pemanjat Indonesia berdiri di hadapan dinding granit vertikal yang menjulang tinggi, menantang Eternal Flame, rute tersulit di Trango Tower yang legendaris.

Foto/Indonesia Big Wall Expedition (IBEX)

Foto/Indonesia Big Wall Expedition (IBEX)

Tim Ekspedisi Merah Putih Trango Tower (EMPTT) 2025 terdiri dari: Freden Sembiring, Ketua Indonesia Big Wall Expedition (IBEX) & EMPTT 2025; Deden Wahyudin, atlet panjat dan guide profesional di Carstensz; Nazib Fadlulah, ahli sport science dan teknik rock climbing; Ikbal K. Fasya, atlet pemanjatan teknis, pernah menaklukkan puncak El Capitan, Yosemite; Asep Tatang, spesialis ice climbing; dan Iqbal Ramadhan, atlet big wall di hampir seluruh provinsi Indonesia.

Foto/Indonesia Big Wall Expedition (IBEX)

Foto/Indonesia Big Wall Expedition (IBEX)

Tidak ada yang bisa menghapus rasa tegang saat kaki menjejak setiap retakan dan pegangan batu. Ini bukan sekadar panjat tebing; ini adalah pertempuran melawan alam, melawan batas diri sendiri, dan membawa mimpi nasional ke puncak dunia, membawa Merah Putih untuk berkibar di puncak Nameless Tower, menandai HUT ke-80 RI dan membuka rangkaian perayaan kemerdekaan Indonesia.

Rute yang mereka taklukkan adalah Eternal Flame, jalur tersulit di kompleks Trango Tower dengan 24 pitch dan dinding vertikal setinggi 1.100 meter. Total ekspedisi berlangsung 28 hari, dari 18 Juli hingga 15 Agustus 2025, membawa semua logistik sendiri: air, makanan, peralatan panjat.

Foto/Indonesia Big Wall Expedition (IBEX)

Foto/Indonesia Big Wall Expedition (IBEX)

Freden Sembiring, Ketua IBEX sekaligus Ekspedisi Merah Putih Trango Tower (EMPTT) 2025, mengenang, “Tiga hari aklimatisasi tidak cukup. Kami harus memindahkan sekitar 300 kg logistik dari base camp 4.200 mdpl ke 5.200 mdpl, melewati medan berbatu dan menanjak. Setiap langkah membawa lelah, tapi juga harapan.”

BACA JUGA: Menuju Langit Asia: Enam Jiwa Tangguh, Satu Misi Merah Putih di Trango Tower

Foto/Indonesia Big Wall Expedition (IBEX)

Foto/Indonesia Big Wall Expedition (IBEX)

Cuaca tidak bersahabat. Hujan deras membuat batuan licin, angin menusuk tulang, salju menyelimuti jalur menjelang summit. Iqbal K. Fasya menuturkan, “Hujan, salju, dan angin dingin membuat gerakan kami lambat. Siang hari 2–3 derajat saja sudah menusuk, malam bisa minus 8. Kami datang dari negeri tropis, tapi harus menaklukkan semua ini.” Freden menambahkan, “Tiap tiga langkah memanjat, napas sudah sesak. Jalur Eternal Flame bukan hanya tentang teknik, tapi bertahan hidup di ketinggian ekstrem.”

Foto/Indonesia Big Wall Expedition (IBEX)

Foto/Indonesia Big Wall Expedition (IBEX)

Tantangan memuncak pada 3 Agustus ketika Nazib Fadlulah tertimpa batu saat ascending. Tim melakukan operasi vertical rescue di dinding setinggi lebih dari 500 meter. Dua hari pendakian dihentikan untuk mengevakuasi Nazib ke Skardu, ditemani Iqbal Ramadhan dan Asep Tatang, memastikan ia mendapatkan perawatan medis.

Foto/Indonesia Big Wall Expedition (IBEX)

Foto/Indonesia Big Wall Expedition (IBEX)

Setelah evaluasi keselamatan, tiga pemanjat tersisa, Freden, Iqbal K. Fasya, dan Deden Wahyudin, melanjutkan ekspedisi dengan strategi baru dan penghematan logistik. Iqbal menegaskan, “Meski tim tersisa bertiga, kami yakin bisa lanjut. Ini cita-cita lama, dinanti banyak teman di tanah air.”

Foto/Indonesia Big Wall Expedition (IBEX)

Foto/Indonesia Big Wall Expedition (IBEX)

Pada 11 Agustus, mereka menjejakkan kaki di puncak Nameless Tower. Merah Putih berkibar di antara salju dan granit, saksi dari perjuangan yang tak terhitung tetes keringatnya.

Dan, bendera yang berkibar di puncak itu, diserahkan kepada Duta Besar RI, H.E Letjend (Purn) Chandra Warsenanto Sukotjo, di KBRI Islamabad pada 17 Agustus 2025, simbol HUT ke-80 RI dan 75 tahun hubungan diplomatik Indonesia-Pakistan.

Foto/Indonesia Big Wall Expedition (IBEX)

Foto/Indonesia Big Wall Expedition (IBEX)

Keberhasilan ini bukan sekadar prestasi olahraga. Lebih dari itu, ini diplomasi dalam bentuk paling murni, inspirasi untuk generasi muda, promosi pariwisata petualangan Indonesia, dan bukti bahwa Indonesia mampu menaklukkan tebing ekstrem di panggung internasional. EMPTT 2025 juga menjadi bagian dari misi besar “The Earth Expedition”, setelah Tebing Yosemite 2023, tujuh dari sembilan tebing dunia masih menanti.

Foto/Indonesia Big Wall Expedition (IBEX)

Foto/Indonesia Big Wall Expedition (IBEX)

Deden Wahyudin menuturkan, “Terima kasih kepada Kantor Staff Presiden, KBRI Islamabad, sponsor dan donatur seperti Eiger, Pelindo, Freewill, BRI, dan Pertamina, pembina, penasehat EMPTT, keluarga, dan teman di tanah air. Sudah dua dari sembilan target tercapai, semoga semua bisa kami capai.”

Freden menegaskan, “Kami memberanikan diri ke Nameless Tower bukan untuk menyetarakan pemanjat Indonesia dengan dunia, tapi untuk melampauinya. Semoga semangat ini menular ke teman-teman pemanjat lainnya.”
Foto/Indonesia Big Wall Expedition (IBEX)

Foto/Indonesia Big Wall Expedition (IBEX)

Timeline ekspedisi terekam jelas: 13 Juli 2025 keberangkatan dari Indonesia; 18–21 Juli trekking menuju base camp Trango dari Ascole; 21–26 Juli aklimatisasi dan pengedropan alat serta logistik; 27 Juli pendakian awal; 3 Agustus insiden Nazib dan operasi rescue; 4–5 Agustus recovery dan evaluasi keselamatan; 6–10 Agustus fase pendakian final; 11 Agustus summit dan pengibaran Merah Putih; 12–13 Agustus turun tebing ke base camp Trango; 13–15 Agustus trekking ke Ascole; 15–16 Agustus menuju Skardu; 17 Agustus penyerahan bendera ke KBRI Islamabad.

Indonesia Big Wall Expedition bukan hanya organisasi panjat tebing. Mereka adalah pembawa semangat nasionalisme, diplomat alam, dan penjaga kelestarian lingkungan. EMPTT 2025 membuktikan bahwa keberanian, disiplin, dan kerja sama dapat membawa nama Indonesia melampaui batas dunia, sampai ke puncak batu tertinggi, menorehkan sejarah yang akan dikenang sepanjang masa. (***)

APA KAMU SUKA DENGAN ARTIKEL INI ?

MULAI BAGIKAN

Response (0)

John Doe

Login untuk berkomentar

Silakan login untuk berkomentar pada artikel ini.

No comments yet. Be the first to comment!