
Lebih dari sepuluh ribu peserta memadati Jakarta. Dari Sri Mulyani, Budi Gunadi, hingga Kapolri ikut berlari. Dari bendera start di Istana Merdeka hingga pesta rakyat di Monas, kemerdekaan ke-80 dirayakan lewat ribuan langkah bersama.

Foto/Instagram/Sekretariat Kabinet
LUDUS - Jakarta masih berembun ketika ribuan orang mulai berkumpul di depan Istana Merdeka. Jalan Medan Merdeka Utara yang biasanya lengang di hari Minggu pagi berubah menjadi lautan manusia berjersey putih bertuliskan Merdeka Run 8.0K. Ada pelari profesional dengan sepatu balap ringan, ada komunitas lari dengan kaus seragam, ada pula keluarga kecil yang menggandeng anak-anaknya. Mereka datang bukan sekadar untuk berlari, melainkan untuk menjadi bagian dari perayaan kemerdekaan yang ke-80.

Foto/Instagram/Sekretariat Kabinet
Bendera start dikibarkan tepat pukul 06.32 WIB oleh tiga pejabat negara: Menpora Dito Ariotedjo, Mensesneg Prasetyo Hadi, dan Seskab Teddy Indra Wijaya. Dalam hitungan detik, gelombang manusia bergerak, menyusuri rute yang melintasi ikon-ikon Jakarta, dari Silang Monas, Bundaran HI, hingga Stasiun Gambir, sebelum kembali finis di depan Istana. Suara langkah kaki berbaur dengan sorak penonton, irama musik gamelan, dan semangat ribuan napas yang bergerak serempak.

Foto/Instagram/Sekretariat Kabinet
“Alhamdulillah, saya sangat puas. Kolaborasi ini sukses besar,” kata Dito sesaat setelah melepas pelari. Acara ini digelar oleh Kementerian Sekretariat Negara bersama Kementerian Pemuda dan Olahraga, dengan dukungan sejumlah mitra swasta, menjadikannya bukan hanya ajang sportivitas tetapi juga pesta rakyat yang meriah.

Foto/Humas Kemenpora
Jumlah peserta, katanya, lebih dari sepuluh ribu. Ia bahkan berjanji, Merdeka Run tak akan berhenti di tahun kemerdekaan ke-80 ini. Agenda tahunan, begitu ia menyebutnya, sebuah tradisi baru untuk merayakan kemerdekaan dengan cara yang lebih sehat, meriah, dan penuh kebersamaan.

Yang membuat acara ini istimewa adalah cara panitia merancang lari sebagai sebuah pengalaman. Empat zona tematik disiapkan di sepanjang lintasan. Zona semangat mengalun dengan denting angklung dan tabuhan gamelan. Zona persatuan menghadirkan relawan berkostum adat yang mengajak pelari menyentuh energy board. Zona kebebasan mempersilakan peserta melempar balon ke kanvas putih, meninggalkan jejak warna. Dan di garis finis, zona kemenangan menanti: pita merah putih terbentang, mengingatkan bahwa kemenangan sejati adalah ketika semua sampai bersama-sama.

Foto/Instagram/Sekretariat Kabinet
Selepas garis finis, langit Jakarta riuh. Helikopter melintas rendah, jet tempur F-16 meraung, dan para penerjun payung melayang di udara biru. Perayaan kemerdekaan yang biasanya kaku dengan seremoni resmi tiba-tiba terasa cair: tubuh, adrenalin, dan kebersamaan rakyat menjadi panggung utama. “Kami ingin Merdeka Run bukan hanya olahraga, tapi pengalaman spesial,” ujar Dito.

Foto/Instagram/Sekretariat Kabinet
Para pejabat tinggi negara pun menanggalkan jarak protokoler. Mereka ikut berlari bersama rakyat. Menteri Keuangan Sri Mulyani, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo, Menkumham Supratman Andi Agtas, Wamenpora Taufik Hidayat, hingga Wamendagri Bima Arya dan Wakil Menteri PPPA Veronica Tan tampak menembus rute. Bahkan Menko Bidang Pemberdayaan Masyarakat, Muhaimin Iskandar, ikut larut dalam gelombang manusia. Di lintasan, semua sama: hanya pelari yang berusaha menuntaskan kilometer demi kilometer.

Foto/Humas Kemenpora
Mensesneg Prasetyo Hadi menyebut ajang ini sebagai penutup rangkaian HUT ke-80 RI. “Jangan sampai kita jadi generasi mager, malas bergerak,” ujarnya. “Jalan kaki pun tidak apa-apa, yang penting semangat.” Pesan sederhana itu terasa lebih mengena di tengah ribuan orang yang baru saja mengerahkan energi untuk berlari.
Di Monas, pesta rakyat menyambut. Puluhan food truck membagikan makanan gratis, panggung musik berdiri, dan kerumunan larut dalam hiburan. Bagi pemenang, hadiah ratusan juta rupiah menanti. Tapi bagi mayoritas, pita merah putih di garis finis sudah cukup menjadi mahkota. Gratis, terbuka untuk semua kalangan, Merdeka Run menjadi ruang di mana olahraga, budaya, dan simbol kebangsaan berpadu.

Foto/Instagram/Sekretariat Kabinet
Dari istana hingga Monas, dari gamelan hingga deru jet tempur, dari peluh rakyat jelata hingga napas para menteri, kemerdekaan ke-80 diperingati dengan cara yang jarang terjadi: lewat ribuan langkah yang berlari bersama. Di garis finis, merah putih bukan hanya tanda lomba usai, melainkan pengingat bahwa kemerdekaan sejati adalah keberanian untuk terus bergerak. (**)
APA KAMU SUKA DENGAN ARTIKEL INI ?
MULAI BAGIKAN
Response (0)
John Doe
Login untuk berkomentar
Silakan login untuk berkomentar pada artikel ini.
No comments yet. Be the first to comment!