NTB Kuasai Tarung Derajat, Kudus Jadi Panggung Baru Pencak Silat di PON Bela Diri 2025

Ludus01

Foto/PON Bela Diri 2025

LUDUS - Langit Kudus seolah menahan napas ketika deru teriakan dan hentakan kaki memenuhi Djarum Arena. Dari balik tribun, riuh tepuk tangan pecah setiap kali satu pukulan tepat mengenai sasaran. Di bawah lampu yang menyala terang, aroma keringat dan ambisi berpadu menjadi satu bahasa: bela diri bukan sekadar adu fisik, melainkan cermin kedisiplinan, kehormatan, dan kerja keras yang panjang.

Foto/PON Bela Diri 2025

Foto/PON Bela Diri 2025

PON Bela Diri 2025 menjadi saksi bagaimana semangat itu hidup kembali. Setelah gelanggang tarung derajat menutup kisahnya dengan kejutan besar, Nusa Tenggara Barat tampil sebagai juara umum, panggung baru dibuka bagi para pendekar pencak silat. Sebanyak 271 pesilat dari 34 provinsi memenuhi arena, membawa jurus dan doa dari tanah masing-masing.

Di tarung derajat, NTB tampil perkasa. Mereka bukan hanya menang, tetapi mendobrak batas yang mereka pasang sendiri. Dari target dua emas, mereka justru membawa pulang lima emas, tiga perak, dan satu perunggu. “Ini di luar ekspektasi kami,” ujar sang pelatih kepala, Dedy Noorcholish, matanya berbinar menahan haru. “Anak-anak bertarung dengan hati, disiplin mereka tak pernah kendur, dan hasilnya terbayar lunas.”

Foto/PON Bela Diri 2025

Foto/PON Bela Diri 2025

Baginya, kemenangan ini bukan semata angka di papan medali, melainkan bukti bahwa keyakinan bisa menumbuhkan kekuatan yang tak terukur. Ia menyebut penyelenggaraan PON Bela Diri Kudus 2025 sebagai salah satu yang terbaik: “Tempat, fasilitas, suasana , semuanya profesional. Kami puas, dan kami bangga.”

Setelah NTB, peringkat lima besar menegaskan peta kekuatan baru. Bali menempati urutan kedua dengan tiga emas, tiga perak, dan satu perunggu. Jawa Timur di posisi ketiga dengan enam medali—tiga emas, satu perak, dua perunggu. Jawa Barat berada di bawahnya dengan tujuh medali—tiga emas dan empat perunggu, disusul Jawa Tengah di urutan kelima dengan sembilan medali, dua di antaranya emas.

Namun ketika satu gelanggang tertutup, gelanggang lain dibuka. Pencak silat memulai babak baru dengan prosesi “Buka Gelanggang”, tradisi khidmat yang sudah berumur ratusan tahun. Di hadapan para pejabat dan pesilat, sebilah golok diayunkan ke udara, bukan sebagai ancaman, tetapi simbol doa. Golok itu kemudian diserahkan kepada Technical Delegate, Agung Nugroho, tanda resmi bahwa gelanggang silat telah terbuka.

Dari tiga arena yang disiapkan, kategori tanding menjadi laga perdana, menampilkan pertarungan di 16 kelas berbeda. Setiap kontingen hanya boleh menurunkan sepuluh atlet, agar keseimbangan terjaga dan setiap kelas benar-benar berisi para pesilat terbaik. Di antara mereka, muncul wajah-wajah muda yang datang dari jauh, membawa harapan yang kadang lebih berat dari tas mereka sendiri.

Foto/PON Bela Diri 2025

Foto/PON Bela Diri 2025

Siti Khairani S. Mokoginta, 17 tahun, misalnya. Gadis asal Gorontalo itu menempuh perjalanan udara menuju Semarang, lalu melanjutkan perjalanan darat ke Kudus. Tubuh mungilnya memendam tenaga yang besar. Di laga pembuka, ia mengalahkan lawannya dari Papua Tengah, Safira Irzan, dengan skor telak 33–0.

“Perjalanannya memang jauh,” ujarnya sambil tersenyum, napasnya masih terengah. “Tapi terbayar lunas begitu menang besar di pertandingan pertama. Semoga bisa lanjut sampai emas.” Di usia semuda itu, Echa, begitu ia disapa, sudah punya catatan mentereng: juara tiga Seleknas Kejuaraan Dunia Pencak Silat 2024 di Semarang.
Foto/PON Bela Diri 2025

Foto/PON Bela Diri 2025

Dari sisi lain arena, semangat yang sama datang dari tim Papua Barat. Steivy Maleke dan rekan-rekannya menempuh perjalanan panjang: Manokwari–Sorong–Makassar–Semarang–Kudus. Lima bandara, satu tujuan. “Kami ingin jadi juara,” katanya mantap. “Ingin pulang dengan membawa medali untuk Papua Barat.”

Foto/PON Bela Diri 2025

Foto/PON Bela Diri 2025

Suara musik gamelan berpadu dengan sorak penonton, menjadi latar bagi setiap gerak jurus yang mengalir di atas matras. Selama lima hari ke depan, mereka akan bertarung, bukan hanya dengan lawan di depan mata, tetapi dengan diri sendiri: rasa lelah, rindu rumah, dan tekanan menjadi yang terbaik.

PON Bela Diri Kudus 2025 sendiri lahir dari kolaborasi besar: KONI, Bakti Olahraga Djarum Foundation, Kementerian Pemuda dan Olahraga, serta Pemerintah Kabupaten Kudus. Dukungan mengalir dari berbagai pihak, Blibli, Caffino, 5 Days Croissant, Hydroplus, Kopi Tubruk Gadjah, Polytron, tiket.com, MIND ID, dan VIT air mineral. Bahkan penonton di luar arena bisa menyaksikan lewat layar raksasa di Alun-alun Simpang Tujuh Kudus, atau melalui live streaming di kanal YouTube PONBelaDiri dan siaran langsung TVRI.

Foto/PON Bela Diri 2025

Foto/PON Bela Diri 2025

Di Kudus, bela diri bukan sekadar olahraga. Ia menjelma menjadi perayaan ketekunan, keberanian, dan kebanggaan daerah. Di antara dentuman musik dan gemuruh sorak penonton, setiap jurus yang terayun menyimpan doa yang sama: semoga kemenangan tak hanya milik mereka yang berdiri di podium, tetapi juga mereka yang berani datang, berjuang, dan percaya.

Silakan kunjungi LUDUS Store untuk mendapatkan berbagai perlengkapan olahraga beladiri berkualitas dari sejumlah brand ternama.

Anda juga bisa mengunjungi media sosial dan market place LUDUS Store di Shopee (Ludus Store), Tokopedia (Ludus Store), TikTok (ludusstoreofficial), dan Instagram (@ludusstoreofficial).

APA KAMU SUKA DENGAN ARTIKEL INI ?

MULAI BAGIKAN

Response (0)

Login untuk berkomentar

Silakan login untuk berkomentar pada artikel ini.

No comments yet. Be the first to comment!