PBSI dan Perada Swara Productions Satukan Langkah: Tahun 2026, Indonesia Siapkan Panggung Emas Bulutangkis Dunia
Ludus01


LUDUS - Persatuan Bulutangkis Seluruh Indonesia (PP PBSI) dan PT Perada Swara Productions resmi bersepakat menatap tahun 2026 dengan langkah seirama. Dalam penandatanganan yang berlangsung di Senayan, Jakarta, Kamis (9 Oktober), keduanya menegaskan tekad menjadikan Indonesia kembali sebagai panggung utama bulutangkis dunia, bukan hanya lewat turnamen bergengsi, tetapi melalui pembinaan yang berkelanjutan dan semangat publik yang terus menyala.

Ricky Soebagdja, Sekretaris Jenderal PBSI, berdiri di depan mikrofon dengan nada penuh keyakinan. Pria yang dulu mengibarkan Merah Putih di Olimpiade Atlanta 1996 itu tahu benar bahwa kejayaan tak lahir dari latihan semata, tapi juga dari panggung yang terjaga dengan baik.
“Selama ini, PT Perada Swara Productions sudah berpengalaman merancang, mengatur, dan mengelola seluruh rangkaian kejuaraan bulutangkis di Indonesia. Kami yakin, kepercayaan ini adalah langkah tepat,” ujarnya. Di balik kata “percaya”, tersimpan niat besar: agar PBSI tak lagi terjebak dalam rutinitas penyelenggaraan, tapi bisa menajamkan fokus pada hal-hal yang lebih substansial, sport science, fasilitas latihan, dan pembinaan atlet menuju puncak prestasi.

Sekretaris Jenderal PP PBSI, Ricky Soebagdja mengatakan penunjukan PT Perada Swara Productions untuk menyelenggarakan berbagai kegiatan bulutangkis di tahun 2026 berdasarkan rekam jejak yang positif dalam merancang, mengatur, mengelola, dan melaksanakan seluruh rangkaian kejuaraan bulutangkis di Indonesia.
Tahun 2026 akan menjadi kalender padat bagi Perada Swara Productions. Dari Indonesia Open Super 1000, Indonesia Masters Super 500, Indonesia Masters Super 100, hingga Indonesia International Challenge, Kejuaraan Dunia Junior, rangkaian Sirkuit Nasional, dan Kejuaraan Nasional, semuanya akan ditata oleh tangan-tangan mereka. Bagi PBSI, ini bukan sekadar transfer tanggung jawab, tapi investasi kepercayaan yang diharapkan berbuah sistem penyelenggaraan turnamen yang profesional dan menginspirasi.

Ricky menambahkan, dengan hadirnya Perada Swara, PBSI kini bisa melangkah lebih jauh, menyiapkan fondasi jangka panjang untuk cita-cita besar di Olimpiade Los Angeles 2028. “Kami berharap kerja sama ini bisa meningkatkan gairah masyarakat terhadap bulutangkis, sehingga dukungan terhadap atlet menuju Olimpiade bisa semakin besar dan deras,” katanya, seolah mengajak seluruh negeri ikut mengibarkan semangat yang sama.
Dari sisi Perada Swara Productions, suara optimisme tak kalah kuat. General Manager mereka, Gege Dhirgantara, menyebut penunjukan itu sebagai kehormatan. “Kepercayaan ini akan kami wujudkan dengan tanggung jawab yang tinggi, lewat penyelenggaraan event yang berkualitas, agar setiap penonton, terutama para badminton lovers, merasakan pengalaman yang berkesan,” ucapnya. Ada nada janji dalam kalimat itu, tapi juga ada tekad untuk menjaga reputasi: bahwa setiap pertandingan harus menjadi perayaan, bukan sekadar agenda rutin dalam kalender olahraga.

Program Director Bakti Olahraga Djarum Foundation, Yoppy Rosimin mengatakan jalinan kerjasama menyelenggarakan berbagai kegiatan bulutangkis di tahun 2026 ini bertujuan untuk memperkuat kecintaan masyarakat terhadap bulutangkis Indonesia.
Dan di antara semua suara, muncul satu figur yang sejak lama menjadi penjaga bara di dunia bulutangkis: Yoppy Rosimin, Program Director Bakti Olahraga Djarum Foundation. Ia berbicara bukan hanya sebagai mitra, tapi sebagai bagian dari sejarah panjang bulutangkis Indonesia. “Muara dari kerja sama ini adalah agar atlet-atlet kita bisa mengukir prestasi berkilau di level dunia,” ujarnya pelan, namun mantap. Djarum Foundation hadir bukan untuk mengambil alih peran, melainkan memperkokoh ekosistem pembinaan, membantu PBSI mengasah kemampuan para pebulutangkis muda, dan menjaga nyala api cinta terhadap olahraga ini di hati rakyat.

Dalam refleksi yang lebih dalam, kolaborasi antara PBSI, Perada Swara, dan Djarum Foundation ini tampak seperti upaya menjahit ulang kain besar yang kadang kusut oleh birokrasi dan tekanan prestasi. Mereka mencoba mengembalikan makna bulutangkis sebagai bahasa persatuan bangsa, sebuah ruang di mana peluh, harapan, dan kebanggaan bertemu. Karena di atas lapangan, kita tidak hanya berbicara tentang poin dan podium, tapi tentang identitas. Tentang bagaimana Indonesia, dengan segala keterbatasannya, terus ingin berdiri tegak di tengah sorak dunia.

Dan mungkin, seperti kata Ricky di penghujung acara itu, 2026 bukan sekadar tahun kompetisi. Ia adalah awal dari babak baru perjalanan bulutangkis Indonesia, babak yang diharapkan mengantarkan generasi baru pebulutangkis menuju panggung tertinggi, dengan keyakinan sederhana namun abadi: bahwa cinta kepada olahraga ini masih menjadi salah satu cara terbaik untuk mencintai Indonesia itu sendiri.

Silakan kunjungi LUDUS Store untuk mendapatkan berbagai perlengkapan olahraga beladiri berkualitas dari sejumlah brand ternama.
Anda juga bisa mengunjungi media sosial dan market place LUDUS Store di Shopee (Ludus Store), Tokopedia (Ludus Store), TikTok (ludusstoreofficial), dan Instagram (@ludusstoreofficial).

APA KAMU SUKA DENGAN ARTIKEL INI ?
MULAI BAGIKAN
Response (0)
Login untuk berkomentar
Silakan login untuk berkomentar pada artikel ini.
No comments yet. Be the first to comment!