Perjalanan Prestasi Siti Masithah, Dari Bali ke Panggung Woodball Internasional
Gerry Putra

LUDUS – Bagi banyak orang, cabang olahraga woodball masih terdengar asing. Namun bagi Siti Masithah, olahraga ini telah menjadi bagian tak terpisahkan dari hidupnya.
Perjalanan Siti dimulai pada 2015, saat dia masih duduk di bangku kelas 3 SMP di Bali. “Awalnya ikut woodball karena penasaran,” ungkap Siti Masithah saat ditemui di Kantor Komite Olimpiade Indonesia, Jakarta, Rabu (13/8/2025).
Woodball sekilas mirip golf, namun di Indonesia cabang olahraga ini belum begitu populer, khususnya di kalangan perempuan. Siti sempat bercita-cita menjadi pemain bulu tangkis, seperti atlet legendaris seperti Susi Susanti dan Taufik Hidayat.
Namun modal dan persaingan yang ketat membuatnya mencari alternatif. Woodball muncul sebagai jawaban. “Olahraga ini menyenangkan, seru, dan peluangnya untuk cewek masih besar,” katanya.
Sejak pertama kali mencoba, Siti jatuh cinta pada olahraga ini. Prestasinya mulai menanjak saat mengikuti event yang diselenggarakan oleh Pengprov di Bali. Dia berhasil meraih medali emas dan perunggu.

Siti Masithah saat ditemui di kantor Komite Olimpiade Indonesia. Foto/Gerry/LUDUS.id
Bonus juara yang diterima saat itu lumayan besar bagi seorang anak SMP, menjadi pengalaman pertama merasakan hasil kerja kerasnya sendiri. Dari situlah kecintaan Siti terhadap woodball semakin tumbuh.
“Kalau berprestasi bisa dapat reward atau uang. Waktu itu masih kecil, jadi rasanya, wah, bisa nih. Rasanya seperti kesempatan emas,” kenang Siti Masithah.
Baca juga: LUDUS Store Hadirkan 3 Dobok Baru Fighter Series, Stylish dan Nyaman Digunakan
Setelah SMP, Siti semakin serius menekuni woodball. Dia pun mulai mengikuti kompetisi tingkat provinsi dan nasional. Kesempatan untuk tampil di kancah internasional pun muncul saat persiapan PON Aceh, dengan tryout ke Malaysia dan Singapura.
Bagi Siti, keseriusan Indonesia Woodball Association (IWbA) selaku federasi woodball di Indonesia membuat atlet bisa bertanding di luar negeri secara terstruktur. “Ya, dulu biasanya sendiri, tapi setelah ada kepengurusan Pengprov, semuanya lebih terstruktur dan resmi,” tuturnya.
“Sekarang benar-benar terasa sebagai atlet. Kita diperhatikan, dan itu memotivasi saya untuk memperkenalkan yang terbaik,” Siti Masithah, Atlet Woodball Indonesia.
Budaya woodball di Bali sudah cukup kuat. Atlet muda dari SD hingga perguruan tinggi terus bermunculan, dan kompetisi selalu ada setiap tahun.
Bali menjadi provinsi yang setiap dua tahun sekali menyelenggarakan event besar dari Pengprov. “Kalau berprestasi, kita bisa ikut event tertinggi itu,” jelas Siti.
Sang Juara Dunia

Siti Masithah dalam suatu kejuaraan woodball. Foto/Dok Siti Masithah
Prestasi Siti Masithah cukup membanggakan. Pada level internasional, dia pernah membawa tim Indonesia meraih juara di Piala Dunia Woodball 2024 yang berlangsung di Shangyu, China.
Pada kejuaraan dunia itu, dia menyumbangkan emas ketiga bagi Indonesia melalui nomor stroke tunggal putri, sekaligus meraih perak pada nomor stroke ganda campuran bersama Susila Marga Nugraha.
Terbaru, dia meraih perak untuk nomor single stroke putri dan perunggu double stroke putri bersama Finda Tri Setianingrum pada ajang Singapore Open, 1-4 Agustus 2025.
Baca juga: Play-Off Liga Champions Asia 2, Persib Bandung Jinakkan Manila Diggers 2-1
Di tingkat nasional, dia juga berhasil menorehkan prestasi di PON Aceh, Porprov Bali, serta Kejurnas di Jawa Barat. “Alhamdulillah, setiap event biasanya selalu ada juara yang dibawa. Kalau enggak emas, setidaknya perak atau perunggu,” katanya.
Keseriusan Siti Masithah menjadikannya atlet profesional. Dia bangga dengan perhatian yang diberikan pengurus cabang dan federasi, termasuk fasilitas dan pembinaan yang lengkap.
“Sekarang benar-benar terasa sebagai atlet. Kita diperhatikan, dan itu memotivasi saya untuk memperkenalkan yang terbaik,” ujar Siti.
Target Siti untuk kejuaraan mendatang jelas, termasuk SEA Games 2025 di Thailand dan Asian Cup Woodball yang akan digelar di Indonesia. Dia ingin meraih tiga medali emas sesuai nomor yang dimainkan, yakni Single Stroke, Double Stroke, dan Team Stroke.
“Saya optimis dengan tim putri sekarang, teman-teman punya kualitas dan kemampuan yang se-level bahkan di atas negara lain,” tegasnya.
Lebih dari sekadar medali, Siti ingin menginspirasi generasi muda untuk mengenal dan menekuni woodball. “Kalau kita mau berprestasi, tergantung niat dan kerja keras. Semua cabang olahraga bisa, asal ada pengurus yang mendukung dan atlet yang mau berjuang,” pungkasnya.
Asian Cup Woodball 2025: Momentum Bersejarah di Indonesia

Siti Masithah dalam suatu kejuaraan woodball. Foto/Dok Siti Masithah
Sejalan dengan perjuangan Siti Masithah, Indonesia akan untuk pertama kalinya menjadi tuan rumah 13th Asian Cup Woodball Championship. Perhelatan prestisius ini akan berlangsung bersamaan dengan 7th AICE Indonesia Open 2025 di Jeep Station Indonesia (JSI) Resort, Megamendung, Bogor, pada 18-25 Agustus 2025.
Ketua Umum IWbA, Aang Sunadji, mengatakan ajang ini menghadirkan konsep lintasan unik, menyerupai arena otomotif dengan tiga tipe lapangan: off-road, street, dan sirkuit track, memanfaatkan salah satu lapangan sepak bola terbaik di JSI Resort.
“Acaranya masih dalam suasana perayaan Hari Ulang Tahun Republik Indonesia 17 Agustus, kami ingin ikut merayakannya di JSI Resort. Kami ingin menunjukkan Indonesia memberikan yang terbaik sekaligus menunjukkan kreativitas dan kemajuan negara kita,” jelas Aang.
Baca juga: Ayo Gabung Jadi Reseller LUDUS Store, Caranya Mudah dan Komisinya Menarik
Selain menjadi pesta olahraga, ajang ini juga menjadi momentum evaluasi terakhir untuk menentukan skuad woodball Indonesia menuju SEA Games 2025. Rangkaian acara juga mencakup Referee Licensing, President Cup, serta General Assembly Asian Woodball Federation (AWbF).
Tercatat 9 negara akan berpartisipasi, yakni Chinese Taipei, China, Iran, Korea Selatan, Malaysia, Hong Kong, Singapura, India, dan Indonesia sebagai tuan rumah. Total 213 atlet akan bertanding di 14 nomor untuk Asian Cup, ditambah tujuh nomor Youth dan delapan nomor untuk Indonesia Open.
“Kami menargetkan juara umum di Asian Cup. Melihat kesiapan atlet yang berlatih hampir setiap hari, serta hasil kejuaraan internasional sebelumnya, keyakinan ini realistis. Minimal tujuh medali emas harusnya bisa kami raih,” tegas Aang.
Siti Masithah bersama Ahris Sumariyanto mengaku siap menampilkan kemampuan terbaik dan mempersembahkan medali bagi Indonesia. “Kami sudah mempersiapkan diri jauh-jauh hari. Kami yakin bisa memberikan yang terbaik,” katanya.
Sekretaris Jenderal Komite Olimpiade Indonesia, Wijaya Noeradi, menyampaikan apresiasi atas keberanian IWbA menjadi tuan rumah. Menurut dia, peran federasi nasional tidak hanya mengirim atlet, tetapi juga aktif mengembangkan olahraga melalui penyelenggaraan pertandingan dan pembinaan berkelanjutan.
“Woodball berpotensi menyumbangkan medali bagi Indonesia di SEA Games 2025. Keberanian menjadi tuan rumah menunjukkan federasi ini terdepan di antara federasi nasional lainnya,” ungkap Wijaya.
Dengan Asian Cup 2025 sebagai panggung terbesar di tanah air dan atlet berbakat seperti Siti Masithah, woodball Indonesia kini memiliki momentum emas untuk menunjukkan kualitas, semangat, dan perjuangan atlet muda negeri ini. Dari Bali hingga panggung internasional, perjalanan Siti adalah kisah tentang dedikasi, mimpi, dan kerja keras yang tak pernah berhenti. (*)
APA KAMU SUKA DENGAN ARTIKEL INI ?
MULAI BAGIKAN
Response (0)
John Doe
Login untuk berkomentar
Silakan login untuk berkomentar pada artikel ini.
No comments yet. Be the first to comment!