Sean Gelael Bawa United Autosports 95 ke P1 di FP2 Lone Star Le Mans COTA

Ludus01

LUDUS - Di bawah langit Austin yang cerah, Circuit of The Americas (COTA) berdenyut dengan ritme khas balapan ketahanan. Malam Jumat itu, 5 September, udara Texas membawa aroma bensin dan adrenalin. Di balik deru mesin, ada sebuah cerita yang sedang ditulis Sean Gelael, Marino Sato, dan Darren Leung bersama United Autosports 95.

Sejak latihan bebas pertama (FP1), trio ini sudah memberi sinyal bahwa mereka bukan sekadar pengisi grid. Sato, pebalap Jepang yang mendapat giliran pertama, menurunkan pedal gas dengan penuh keyakinan. Stopwatch berhenti di angka 2:07.295, cukup untuk melejit ke P1 kelas LMGT3. Sesi FP1 sempat empat kali terhenti karena insiden, namun McLaren nomor 95 tetap menunjukkan kestabilannya. Ketika Sean mengambil alih, ia mencatat lap time konsisten di kisaran dua menit tujuh detik. Hasil akhir FP1: P3. Stabil, konsisten, penuh janji.

Namun malam berikutnya, FP2, menjadi panggung sesungguhnya. Sean keluar dari pit, menyapu aspal Austin dengan fokus penuh. Simulasi kualifikasi dijalankan. Satu lap cepat, kemudian lap yang lebih cepat lagi. 2:06.545, catatan waktu terbaik, sekaligus menempatkan United Autosports 95 di P1 LMGT3.

Bagi Sean, yang datang sebagai Brand Ambassador Pertamax Turbo, catatan itu lebih dari sekadar angka. Ia adalah tanda bahwa kerja keras mereka mulai menemukan gema. Marino Sato dan Darren Leung pun tahu: performa mobil ini bukan ilusi. Simulasi lomba bahkan menunjukkan kecepatan konsisten di kisaran 2:08 hingga 2:09—angka yang membuka peluang besar untuk pulang dengan poin penting dari Austin.

Namun, jalan menuju podium tak pernah sepi. Dua mobil TF Sport, nomor 33 dan 81, menunjukkan diri sebagai ancaman serius. FP1 mereka kuasai dengan mengunci P1 dan P2. Meski di FP2 lebih memilih fokus pada simulasi lomba ketimbang mengejar lap tercepat, sinyal kekuatan mereka tetap terang benderang.

United Autosports tak menutup rasa puas atas progres hari itu. “Hari ini bagus buat dua mobil kami,” begitu bunyi pernyataan tim. Tak hanya mobil nomor 95 yang mencuri perhatian, tetapi juga mobil nomor 59 yang finis P9 di FP1 dan melompat ke P4 di FP2.

Di Austin, Lone Star Le Mans bukan hanya soal enam jam ketahanan di lintasan. Ia juga tentang detik-detik di sesi latihan, tentang bagaimana catatan waktu bisa menjadi doa, sekaligus janji.

Untuk Sean Gelael dan United Autosports 95, P1 di FP2 bukanlah akhir cerita, melainkan awal dari tekad baru: membuktikan bahwa mereka pantas bersaing, bukan hanya di latihan, tapi juga saat bendera start balapan sesungguhnya dikibarkan. (**)

APA KAMU SUKA DENGAN ARTIKEL INI ?

MULAI BAGIKAN

Response (0)

Login untuk berkomentar

Silakan login untuk berkomentar pada artikel ini.

No comments yet. Be the first to comment!