Sean Gelael di GT World Challenge Europe Nurburgring: Start dari P2, Harapan Podium yang Pupus oleh Petaka Tikungan 3
Ludus01


LUDUS - Sirkuit Nurburgring, Minggu (31/8), seharusnya menjadi panggung tiga jam penuh adrenalin bagi tim Paradine Competition 991 (Sean Gelael, Dan Harper dan Darren Leung). Harapan podium Bronze Cup sudah terpatri sejak sesi latihan hingga kualifikasi. Dari P2, peluang itu terbuka lebar. Namun, segala rencana buyar dalam waktu yang bahkan tak sampai seperempat jam.

Darren Leung, yang memulai lomba dari posisi kedua, langsung melesat agresif. Dengan penuh percaya diri ia menyalip lawan, mengambil alih posisi pertama, dan seolah mengirim pesan: podium kali ini bukan mimpi. Mobil BMW itu melaju mulus, jalannya lomba pun tampak tanpa gangguan.
Start dari P2 kelas Bronze Cup ajang GT World Challenge Europe (GTWCE) – Endurance Cup, Darren Leung yang dipercaya memulai lomba tampil penuh determinasi. Dengan percaya diri, ia langsung menyodok ke depan dan memimpin jalannya balapan. Di momen itu, semua berjalan mulus. Jalannya lomba pun tampak tidak bergejala ganjil sedikit pun bagi Leung.

Namun, dunia balap memang selalu menyimpan ironi. Saat memasuki menit ke-10, datanglah malapetaka. Leung, yang sebenarnya tidak sedang bertarung dengan Riccardo Cazzaniga (Tresor Attempto Racing 88) karena berbeda kelas, justru terjebak dalam insiden. Di Tikungan 3, mobil Audi milik Cazzaniga yang berlaga di kelas Gold menabrak sisi BMW yang dikendarai Leung.
Benturan itu langsung melumpuhkan. Suspensi kiri belakang mobil Leung rusak, membuatnya tak bisa melanjutkan balapan. Status DNF (do not finish) pun tertera. Bukan hanya Darren Leung yang merasakan pahitnya, tapi juga Sean Gelael dan Dan Harper, dua rekan satu tim yang datang ke Jerman dengan target realistis: podium.

Harapan itu musnah secepat dentuman yang terdengar di tikungan.
Tak hanya Paradine Competition 991 yang harus berhenti, tim Tresor Attempto Racing 88 juga bernasib sama. Mobil mereka mengalami kerusakan serius, mengakhiri balapan lebih cepat dari seharusnya.
Sempat ada secercah harapan dari pit. Kru mencoba menyuruh Leung membawa mobil ke garasi, lalu mengganti ban kiri belakang. Tetapi Leung menjawab singkat lewat komunikasi radio: “Sepertinya itu tidak bisa, karena mobil rusak.”
Lomba terus berjalan tanpa mereka. Pada akhirnya, Race 3 Hours of Nurburgring GTWCE menghasilkan pemenang di tiap kelas: Bronze Cup dimenangkan tim 2 Seas Motorsport 222 (Mercedes-AMG), Silver Cup diraih tim Boutsen VDS 10 (Mercedes-AMG), Gold Cup direbut Verstappen.com Racing 33 (Aston Martin), dan kelas Pro dikuasai Rowe Racing 98 (BMW M).

Bagi Leung, insiden itu sudah menyakitkan. Tapi bagi Sean Gelael dan Dan Harper, rasa sesaknya berlipat. Start apik, target podium, dan persiapan matang, hilang secepat benturan yang bahkan tak seharusnya terjadi. Ironisnya, bukan hanya Paradine Competition 991 yang tersingkir. Mobil Tresor Attempto Racing 88 pun sama-sama gagal melanjutkan lomba. Dua tim terhempas, dua mimpi hancur di tikungan yang sama.
Bagi Sean Gelael, episode pahit Nurburgring ini bukan akhir. Meski meninggalkan Jerman dengan kekecewaan, Sean sudah menatap kalender berikutnya: FIA World Endurance Championship di Circuit of The Americas (COTA), Austin, 7 September 2025. Setelah itu, GT World Challenge Europe – Endurance Cup akan menutup musim di Sirkuit Catalunya, Spanyol, pada 12 Oktober.

Seperti biasa, dukungan para sponsor mereka, akan terus menjadi bahan bakar perjalanan Sean. Sebab balap bukan hanya soal kemenangan. Ia juga tentang bagaimana menghadapi petaka, lalu bangkit kembali. Dan Sean Gelael, di antara podium yang terlewatkan dan benturan yang tak diundang, sudah bersiap menyalakan mesin lagi. (**)
APA KAMU SUKA DENGAN ARTIKEL INI ?
MULAI BAGIKAN
Response (0)
Login untuk berkomentar
Silakan login untuk berkomentar pada artikel ini.
No comments yet. Be the first to comment!