Tidur Cuma 5 Jam Seperti Raffi Ahmad? Ini Cara Agar Tetap Fokus dan Nggak Tumbang Seharian

Ludus01

Tidur hanya lima jam semalam sering kali membuat kepala berat, mata perih, dan tubuh terasa seperti mesin kehabisan oli. Tapi hari harus tetap berjalan—rapat menunggu, tugas menumpuk, anak merengek. Hidup tak menunggu jam tidur cukup.

Raffi Ahmad mengaku tak bisa lagi tidur hanya 2-3 jam per hari. Sebuah pengakuan yang sederhana, tapi manusiawi. Usia, tubuh, dan kesadaran akan batas menjadi alarm yang tak bisa dimatikan. Foto/Insrtagram/@raffinagita1717

Raffi Ahmad mengaku tak bisa lagi tidur hanya 2-3 jam per hari. Sebuah pengakuan yang sederhana, tapi manusiawi. Usia, tubuh, dan kesadaran akan batas menjadi alarm yang tak bisa dimatikan. Foto/Insrtagram/@raffinagita1717

LUDUS - Setiap pagi, layar televisi menyala dan nama Raffi Ahmad selalu muncul. Kadang di acara talk show, kadang iklan, kadang program keluarga. Belum lagi konten di kanal YouTube-nya, meeting bisnis di balik layar, hingga aktivitas sebagai ayah dan suami. Plus, pada 22 Oktober 2024, Raffi Ahmad dipercaya sebagai Utusan Khusus Presiden Bidang Pembinaan Generasi Muda dan Pekerja Seni. Jelas, waktunya kian sibuk. Raffi terus bergerak dengan energinya yang dahsyat.

Di tengah semua itu, ada satu hal yang menarik perhatian: Raffi Ahmad hanya tidur sekitar lima jam per malam. Bukan karena tak ingin tidur lebih lama. Tapi karena waktu seperti tak pernah cukup. Dalam satu wawancara, ia menyebut bahwa rata-rata tidur malamnya hanya sekitar pukul 12 dan sudah bangun pukul 5 pagi. Bahkan di masa-masa syuting padat, waktu istirahatnya bisa terpangkas lebih jauh, kadang hanya 3 jam sehari.

“Sekarang gue minimal 5 jam lah gue harus tidur,” ujar Raffi pada Andre Taulany dalam satu perbincangan di kanal YouTube Trans7 Official, 8 Maret 2023. Ia mengaku tak lagi bisa bermain-main dengan waktu tidur seperti dulu. “Waktu gue umurnya masih menuju 32-33 masih kuat tidur 2-3 jam, kalau sekarang sudah enggak kuat tuh,” katanya. Sebuah pengakuan yang sederhana, tapi manusiawi. Usia, tubuh, dan kesadaran akan batas menjadi alarm yang tak bisa dimatikan.

Data dari Badan Kesehatan Dunia (WHO) dan American Sleep Association menunjukkan bahwa manusia dewasa idealnya tidur 7–9 jam per malam. Foto/Isitmewa

Data dari Badan Kesehatan Dunia (WHO) dan American Sleep Association menunjukkan bahwa manusia dewasa idealnya tidur 7–9 jam per malam. Foto/Isitmewa

Namun yang lebih mengejutkan: tubuhnya tak tumbang. Ia tetap tampil energik, bicara cepat, otak bekerja lincah. Lantas, apa rahasianya?

Kurang Tidur Itu Nyata Tapi Bisa Disiasati

Data dari Badan Kesehatan Dunia (WHO) dan American Sleep Association menunjukkan bahwa manusia dewasa idealnya tidur 7–9 jam per malam. Tapi hidup sering kali tak ideal. Ada yang harus lembur, menjemput anak, merawat orang tua, atau seperti Raffi, membagi waktu antara ratusan komitmen.

Saat tidur tak bisa ditambah, maka cara menjaga energi dan fokus harus diubah. Banyak orang terjebak dalam siklus tidur pendek: kerja lembur, perjalanan panjang, atau sekadar keasyikan menonton serial favorit hingga larut malam. Namun keesokan harinya, tetap dituntut hadir penuh, produktif, dan sadar sepenuhnya.

Bagi yang memiliki jadwal padat, istirahat sebentar di sela jam makan siang atau di dalam kendaraan bisa menjadi pilihan. Foto/Istimewa

Bagi yang memiliki jadwal padat, istirahat sebentar di sela jam makan siang atau di dalam kendaraan bisa menjadi pilihan. Foto/Istimewa

Ada empat jurus sederhana yang dapat membantu menjaga fokus dan energi, bahkan saat malam hanya menyisakan lima jam tidur.

1. Power Nap: Tidur Singkat, Energi Panjang

Tidur siang singkat selama 10–20 menit terbukti mampu menyegarkan otak. Penelitian NASA menunjukkan bahwa power nap bisa meningkatkan kewaspadaan hingga 34% dan performa kerja sebesar 16%.

Bagi yang memiliki jadwal padat, istirahat sebentar di sela jam makan siang atau di dalam kendaraan bisa menjadi pilihan. Yang penting, durasinya tidak lebih dari 30 menit untuk menghindari rasa pening setelah bangun.

2. Hidrasi: Air Putih Lebih Ampuh dari Kafein

Kurang tidur kerap menyebabkan tubuh lebih cepat mengalami dehidrasi. Dan dehidrasi justru memperparah rasa lemas serta menurunkan konsentrasi. Memastikan asupan cairan tetap cukup menjadi hal krusial.

Minum air putih secara rutin, terutama setelah bangun tidur dan sebelum siang hari, bisa membantu tubuh kembali stabil. Menambahkan lemon atau daun mint ke dalam air juga dapat memberi efek menyegarkan alami.

3. Teknik Napas: Siasat Kecil Penyelamat Fokus

Rasa stres akibat kurang tidur sering menyebabkan napas menjadi pendek dan terburu-buru. Padahal, mengatur napas bisa jadi senjata andalan untuk menenangkan tubuh dan pikiran.

Cobalah teknik 4-7-8: tarik napas selama 4 detik, tahan selama 7 detik, lalu hembuskan perlahan dalam 8 detik. Lakukan beberapa kali untuk merasakan efeknya—lebih tenang, lebih jernih.

4. Cahaya Pagi: Lebih Hebat dari Suplemen

Paparan cahaya alami di pagi hari membantu menyetel ulang jam biologis tubuh. Ini adalah isyarat alami bagi otak untuk bangun, sekalipun jam tidur malam tidak ideal.

Membuka jendela, berjalan kaki ke halte, atau sekadar berdiri di teras selama 10 menit pada pagi hari, bisa menjadi cara sederhana untuk “menghidupkan” hormon kebugaran tubuh.

Paparan cahaya alami di pagi hari membantu menyetel ulang jam biologis tubuh. Foto/Istimewa

Paparan cahaya alami di pagi hari membantu menyetel ulang jam biologis tubuh. Foto/Istimewa

Tidak semua orang bisa tidur cukup. Kadang dunia memang tidak memberi ruang. Tapi di antara sisa-sisa waktu yang sempit, masih ada cara untuk menjaga agar tubuh tidak hancur seluruhnya.

Tidur lima jam memang bukan kondisi ideal. Tapi dalam dunia yang bergerak cepat, kadang pilihan bukan antara cukup tidur atau tidak, melainkan antara tumbang atau adaptif. Raffi Ahmad adalah contoh dari adaptasi itu: bukan menolak lelah, tapi mengenali ritmenya, mengakali keterbatasan, dan tetap berjalan.

Bagi siapa pun yang pernah terjebak dalam hari-hari pendek dan malam-malam sempit, strategi kecil seperti power nap, hidrasi, napas teratur, dan cahaya pagi bisa jadi pelampung sederhana. Karena produktivitas bukan soal siapa yang paling kuat, tapi siapa yang paling cermat menjaga energi. (Dari Berbagai Sumber)

APA KAMU SUKA DENGAN ARTIKEL INI ?

MULAI BAGIKAN

Response (0)

John Doe

Login untuk berkomentar

Silakan login untuk berkomentar pada artikel ini.

No comments yet. Be the first to comment!