

LUDUS - Bayangkan: lagu “Indonesia Raya” berkumandang di stadion megah di Amerika Serikat, Kanada dan Meksiko, disiarkan ke seluruh dunia, dengan bendera merah putih berkibar di antara para raksasa sepak bola dunia. Rasanya seperti mimpi, tapi tidak mustahil. Timnas Indonesia bisa lolos ke Piala Dunia 2026, asal memenuhi beberapa syarat yang sudah sangat jelas di depan mata.

Foto/PSSI
Ini mimpi masyarakat Indonesia. Tapi Kekalahan tipis 2–3 dari Arab Saudi di Stadion King Abdullah, Jeddah, Kamis (9/10) dini hari WIB, memang membuat langkah itu sedikit tersandung. Tapi belum tamat. Peluang Garuda untuk tetap terbang ke Amerika masih ada, kecil, tapi nyata, seumpama cahaya di ujung terowongan panjang kualifikasi.
Kini segalanya bergantung pada laga terakhir melawan Irak. Pertandingan hidup-mati itu akan digelar di stadion yang sama, King Abdullah, Jeddah, Sabtu (11/10) malam waktu setempat, atau pukul 02.30 WIB. Laga yang mungkin akan jadi malam paling panjang bagi seluruh bangsa.
Di tengah ketegangan itu, dua komentator sepak bola kawakan, Ronny Pangemanan, yang akrab disapa Bung Ropan dan Gita Suwondo, atau Bung Gita, mencoba meredakan degup jantung para pendukung Garuda dengan hitungan yang rasional. Menurut mereka, jalan menuju Piala Dunia belum tertutup. Masih ada skenario yang bisa membawa Indonesia menembus sejarah, asal semua syaratnya terpenuhi di laga pamungkas nanti.

Ronny Pangemanan (Bung Ropan)
- Skenario pertama: Indonesia harus menang minimal 2–1. Dengan catatan, Irak mengalahkan Arab Saudi 1–0. Dalam situasi itu, Indonesia akan lolos ke Piala Dunia 2026 karena memiliki produktivitas gol lebih baik, Indonesia unggul agregat 4–4, sementara Arab Saudi hanya 3–3, dan Irak 2–2. Selisih gol menjadi penentu utama untuk menentukan siapa yang melaju langsung ke Piala Dunia.
- Skenario kedua: Jika Indonesia hanya menang 1–0 atas Irak, lalu pertandingan antara Arab Saudi dan Irak berakhir imbang, maka Indonesia tidak langsung lolos, melainkan hanya melangkah ke putaran kelima kualifikasi. Dalam skema ini, Arab Saudi yang akan lolos langsung ke Piala Dunia.
- Skenario ideal: Hasil terbaik bagi Indonesia adalah menang 2–0 atas Irak. Kemenangan dengan margin dua gol itu akan membuka peluang sangat besar untuk lolos, sambil menunggu hasil duel Arab Saudi kontra Irak.

Foto/Dokpri
Gita Suwondo (Bung Gita)
- Skenario pertama: lolos langsung ke Piala Dunia 2026.
Indonesia harus menang dengan selisih dua gol di laga terakhir. Tapi kemenangan itu belum cukup berdiri sendiri, kita juga harus berharap Irak mengalahkan Arab Saudi dengan selisih satu gol.
Atau, kalau Indonesia menang 2–1, maka Irak harus menang 1–0 atas Arab Saudi.
Dalam hitungan gol, Indonesia akan unggul agregat 4–4, Arab Saudi 3–3, dan Irak 2–2.
Hasil itu membuat Indonesia lolos langsung ke Piala Dunia tanpa perlu babak tambahan. - Skenario kedua: kalau hanya menang tipis atas Irak.
Misalnya menang 1–0 atau 3–2, tapi Irak imbang atau kalah dari Arab Saudi, maka Arab Saudi yang lolos langsung.
Indonesia masih punya peluang terakhir melalui jalur playoff zona Asia. - Tahap berikutnya: playoff antarzona Asia (November 2025).
Indonesia akan menghadapi runner-up Grup A, bisa Oman, Qatar, atau Uni Emirat Arab.
Formatnya home & away: satu laga di kandang lawan, satu lagi di Jakarta.
Pemenangnya melangkah ke Playoff Antarzona Dunia. - Tahap akhir: Playoff Antarzona (Maret 2026).
Di sini, wakil Asia (termasuk Indonesia jika lolos) akan berhadapan dengan wakil dari Afrika terlebih dahulu.
Jika menang, barulah menghadapi Bolivia, wakil dari Amerika Selatan.
Pemenang laga itu akan menjadi peserta terakhir Piala Dunia 2026.

Bisakah Indonesia Lolos?
“Melihat rekor pertemuan, peluang menang lawan Irak tipis. Indonesia kerap bermain terlalu ofensif dan akhirnya kalah besar: 1-5, 1-3, atau 0-2. Kecuali Patrick Kluivert berani mengubah pendekatan menjadi lebih defensif, tapi dengan target wajib menang, strategi itu tampaknya sulit diterapkan.”
-- Gita Suwondo --
"Semoga bisa. Tergantung Patrick Kluivert meracik strategi yg pas."
-- Ronny Pangemanan --

Foto/PSSI
Dan, di situlah segalanya kembali pada satu hal yang tak bisa dihitung oleh rumus dan statistik: keyakinan. Ketika peluit pertama ditiup di Jeddah, seluruh negeri akan menahan napas bersama, dari Sabang hingga Merauke, dari ruang-ruang keluarga yang menyalakan televisi dini hari, sampai warung kopi yang tetap buka demi menonton sejarah. Tak ada jaminan kemenangan, tak ada kepastian tiket ke Piala Dunia. Yang ada hanya kesetiaan pada mimpi yang sudah terlalu lama tertunda.
Jika nanti Indonesia benar-benar melangkah ke Piala Dunia, itu bukan semata karena hitungan gol atau skenario matematis. Itu karena 11 pemain di lapangan berani membawa beban 270 juta jiwa yang berharap. Karena mereka tahu: mimpi hanya akan menjadi nyata bila diperjuangkan sampai detik terakhir.
Dan ketika lagu “Indonesia Raya” akhirnya berkumandang di stadion megah di Amerika, Kanada, dan Meksiko, kita akan mengingat malam di Jeddah itu. Malam ketika seluruh bangsa bersatu dalam satu keyakinan yang sama: Garuda mungkin jatuh, tapi ia selalu punya cara untuk terbang lagi.

Silakan kunjungi LUDUS Store untuk mendapatkan berbagai perlengkapan olahraga beladiri berkualitas dari sejumlah brand ternama.
Anda juga bisa mengunjungi media sosial dan market place LUDUS Store di Shopee (Ludus Store), Tokopedia (Ludus Store), TikTok (ludusstoreofficial), dan Instagram (@ludusstoreofficial).

APA KAMU SUKA DENGAN ARTIKEL INI ?
MULAI BAGIKAN
Response (0)
Login untuk berkomentar
Silakan login untuk berkomentar pada artikel ini.
No comments yet. Be the first to comment!