Vanenburg dan Garuda Muda di ASEAN U23 2025: Satu Gol yang Membuyarkan Mimpi Mematahkan Rekor Vietnam

Ludus01

LUDUS - Stadion Gelora Bung Karno, Jakarta, Selasa malam, 29 Juli 2025. Ribuan suara memenuhi langit Ibu Kota, membawa doa yang melambung bersama bendera merah-putih. Tapi malam ini bukan milik Garuda Muda. Satu gol tunggal dari kaki kiri Cong Phuong Nguyen pada menit ke-37 cukup untuk mengunci takdir. Indonesia kalah 0-1 dari Vietnam di final ASEAN U23 Championship Mandiri Cup 2025.

Foto/PSSI

Foto/PSSI

Dan sekali lagi, Vietnam menutup turnamen sebagai juara. Sementara Indonesia, dengan segala energinya yang telah dikeluarkan hingga menit ke-98, harus puas menjadi runner-up. Satu gol itu bukan sekadar angka, ia membuyarkan mimpi panjang untuk mematahkan dominasi Vietnam di kawasan.

Sejak peluit awal, Garuda Nusantara sebenarnya tampil agresif. Bahkan peluang emas langsung tercipta pada menit ke-5. Robi Darwis, spesialis lemparan jauh, mengirim bola ke jantung pertahanan lawan. Bek Vietnam gagal mengantisipasi, dan Jens Raven menyambar bola liar, sayangnya, sepakannya melambung tinggi di atas mistar gawang.

Vietnam merespons. Beberapa kali mencoba menekan dengan tembakan jarak jauh. Laga berjalan keras, cepat, dan menuntut konsentrasi penuh. Di menit ke-20, tempo mulai melambat. Kedua tim saling mencari celah. Vietnam nyaris unggul lewat sundulan Van Thuan Le, tapi bola hanya melebar tipis di sisi gawang Muhammad Ardiansyah.

Indonesia tak tinggal diam. Menit ke-28, Jens Raven kembali mengancam setelah kesalahan lini belakang Vietnam. Tapi tendangannya tepat mengarah ke pelukan Trung Kien Tran. Satu menit berselang, giliran Rayhan Hannan yang menusuk kotak penalti, lolos dari kawalan, namun sepakannya lagi-lagi dipatahkan oleh kiper Vietnam yang tampil sigap sepanjang laga.

Foto/Instagram/Erick Thohir

Foto/Instagram/Erick Thohir

Kemudian datang menit ke-37. Kemelut di kotak penalti Indonesia setelah tendangan sudut Vietnam menciptakan situasi liar. Di tengah kekacauan, Cong Phuong Nguyen menyambar bola dengan kaki kiri. Ardiansyah tak kuasa menepis. Vietnam unggul 1-0, dan gol itu bertahan hingga babak pertama berakhir.

Di babak kedua, pelatih Gerald Vanenburg tak tinggal diam. Ia mencoba membongkar pertahanan Vietnam yang bermain rapat dan terorganisir. Di menit ke-60, Achmad Maulana dimasukkan menggantikan Frengky Missa. Tapi serangan-serangan Indonesia terus mentah, kandas di kaki-kaki lawan yang bertahan dengan rapi.

Peluang demi peluang kembali datang. Pada menit ke-77, Robi Darwis meluncurkan lemparan jauh ke kotak penalti. Kakang Rudianto menyambut dengan sepakan keras. Namun seperti kisah sebelumnya, bola kembali melambung. Langit GBK seperti menelan harap satu per satu.

Vanenburg terus mencoba. Dominikus Dion ditarik keluar di menit ke-81, digantikan oleh Arkhan Fikri. Lima menit kemudian, Hokky Caraka masuk menggantikan Rahmat Arjuna. Arkhan sempat mengeksekusi tendangan bebas langsung ke arah gawang pada menit ke-85. Tapi bola belum juga bersarang di jala Vietnam.

Hingga menit ke-90+8, Garuda Muda terus mengejar. Tak ada tanda kelelahan dalam upaya mereka. Tapi skor tetap bertahan. Vietnam juara. Indonesia kembali menatap podium kedua.

Gerald Vanenburg. Foto/Dok.PSSI

Gerald Vanenburg. Foto/Dok.PSSI

“Saya rasa, ini adalah pertandingan yang sulit,” ujar Gerald Vanenburg, pelatih kepala asal Belanda, seusai laga, seperti dikutip di Kitagaruda.id. Ia berbicara tenang, namun jelas dari nadanya, ada kepedihan yang ditahan rapi. “Tapi saya pikir kami punya peluang. Kami kalah karena situasi bola mati, dan sejujurnya, saya rasa para pemain sudah bermain dengan baik. Mereka sudah memberikan segalanya. Saya rasa kita bisa bangga dengan tim ini.”

Tak ada dalih. Vanenburg menerima kenyataan. Tapi ia juga menegaskan nilai: bahwa sepak bola bukan hanya tentang menang dan kalah. Ia tentang usaha dan pelajaran yang ditinggalkan. “Kadang kita menang, kadang kita kalah, dan itu memang berat. Tapi tidak apa-apa. Kita harus mempersiapkan diri untuk turnamen berikutnya. Kami sudah memberikan banyak hal. Dan di turnamen berikutnya, kita harus tampil lebih baik.”

Dukungan pun datang dari Ketua Umum PSSI, Erick Thohir. Ia menyayangkan kekalahan yang dialami timnas U-23, namun tetap memberikan apresiasi besar kepada perjuangan para pemain.
“Terima kasih untuk pemain, pelatih, dan ofisial Timnas Indonesia U23 yang sudah bekerja keras dalam ASEAN U23 Championship 2025. Dan tentunya, terima kasih juga kepada suporter yang selalu setia berdiri mendukung Timnas U23,” ujar Erick.

“Apapun hasil yang diraih, kami akan selalu mendukung. Ini akan menjadi pengalaman berharga bagi kami sebelum tampil di Kualifikasi Piala Asia U23 2026 yang akan digelar pada September mendatang.

Tak ada yang memutar ulang waktu. Tapi Garuda Muda telah menulis kisah mereka sendiri. Mereka bertarung sampai menit terakhir. Mereka jatuh, tapi tak pernah menyerah. Dan seperti kata pelatih mereka, “Yang paling penting adalah kita belajar.”

Malam tadi, satu gol membuyarkan harapan. Tapi dari puing-puing kekalahan, selalu ada ruang untuk membangun sesuatu yang lebih besar.

Foto/Instagram/Erick Thohir

Foto/Instagram/Erick Thohir

“Kadang kita menang, kadang kita kalah, dan itu memang berat. Tapi tidak apa-apa. Kita harus mempersiapkan diri untuk turnamen berikutnya,” kata Vanenburg. “Kami sudah memberikan banyak hal. Dan di turnamen berikutnya, kita harus tampil lebih baik.”

Vietnam pulang dengan trofi. Indonesia pulang dengan pelajaran dan harga diri. Dan mungkin, untuk malam seperti ini, itu tak kalah pentingnya.

APA KAMU SUKA DENGAN ARTIKEL INI ?

MULAI BAGIKAN

Response (0)

John Doe

Login untuk berkomentar

Silakan login untuk berkomentar pada artikel ini.

No comments yet. Be the first to comment!