World Cadet Chess Championship 2025: Tiga Bocah Indonesia, Tiga jalur, Tiga Nasib Berbeda, Jalani Babak 7 Penuh Drama di Almaty
Ludus01


LUDUS - Di Almaty, Jumat sore 26 September, ruang pertandingan World Cadet Chess Championship 2025 kembali berdenyut. Jam digital berdetak pelan, tapi detak jantung anak-anak yang duduk di kursi pertandingan berlari jauh lebih cepat. Di tengah ratusan papan yang bersuara hening, tiga bocah Indonesia menjalani babak ketujuh mereka, dengan cerita berbeda, penuh rasa gugup, kecewa, juga kemenangan yang manis.

Foto/Kristianus Liem
Kenny Horasino Bach, yang sudah terbiasa dengan atmosfir kompetisi internasional, kali ini harus menelan pil pahit. Berhadapan dengan pecatur tuan rumah, Ramazan Tulegen, langkah-langkahnya kehilangan presisi di tengah jalan. Dukungan publik Almaty membuat lawan bermain semakin berani. Kenny berjuang, namun akhirnya harus mengakui keunggulan Tulegen. Sore itu, ia berjalan keluar ruang tanding dengan wajah tenang, meski dalam dadanya menyimpan rasa tak puas.

Kristianus Liem, Dewan Pembina PB Percasi Eka Putra Wirya bersama tiga pecatur cilik. Foto/Yelena Claudia
“Kenny sebenarnya main cukup baik, tapi di momen krusial ia kehilangan akurasi. Itu pelajaran penting, karena di level dunia setiap kesalahan kecil bisa langsung dihukum lawan,” ujar Kristianus Liem, manajer kontingen Indonesia, yang juga Ketua Bidang Pembinaan dan Prestasi PB Percasi.
Berbeda dengan Kenny, Hillary Rooca Theng di kategori G10 tampil penuh percaya diri. Ia duduk tegak, matanya tak sekali pun goyah ketika berhadapan dengan Svetlana Belanova, pecatur Rusia yang datang dengan reputasi tangguh. Satu demi satu langkah Hillary semakin menekan, dan Belanova kehilangan kendali. Hillary menutup partai dengan kemenangan meyakinkan, sebuah kemenangan yang memberi pesan bahwa bocah Indonesia bisa menaklukkan nama besar dari negeri tradisi catur dunia.

Foto/Kristianus Liem
Sementara itu, di papan lain, Zach Alexander Tjong menjadi penutup cerita paling indah bagi kontingen Indonesia hari itu. Berhadapan dengan pecatur Turkmenistan, Hangeldi Muradov, Zach seperti menemukan ritme terbaiknya. Ia menyusun serangan cepat, mengorbankan bidak dengan penuh perhitungan, lalu meluncurkan kombinasi mat tajam yang tak terbendung. Hanya dalam 21 langkah, Muradov terjerat, dan Zach tersenyum kecil sebelum menekan tombol jamnya, sebuah kemenangan kilat yang terasa dramatis, seolah mengumumkan kebangkitan setelah babak-babak sebelumnya yang tak selalu mudah.
BACA JUGA: Kisah Tiga Bocah Indonesia di World Cadet Chess Championship 2025 Almaty

Foto/Kristianus Liem
“Kemenangan Zach sangat indah, kombinasinya bersih dan penuh keberanian. Partai 21 langkah itu bisa jadi salah satu permainan terbaiknya di turnamen ini,” puji Kristianus.
Tiga jalur, tiga nasib berbeda. Kenny belajar menerima kekalahan, Hillary menorehkan kemenangan yang penuh keyakinan, dan Zach menampilkan kecemerlangan langkah singkat yang menggetarkan. Babak ketujuh di Almaty itu menjadi potret perjalanan pecatur muda Indonesia: berliku, penuh pelajaran, tapi selalu memberi harapan tentang masa depan.

Silakan kunjungi LUDUS Store untuk mendapatkan berbagai perlengkapan olahraga beladiri berkualitas dari sejumlah brand ternama.
Anda juga bisa mengunjungi media sosial dan market place LUDUS Store di Shopee (Ludus Store), Tokopedia (Ludus Store), TikTok (ludusstoreofficial), dan Instagram (@ludusstoreofficial).

APA KAMU SUKA DENGAN ARTIKEL INI ?
MULAI BAGIKAN
Response (0)
Login untuk berkomentar
Silakan login untuk berkomentar pada artikel ini.
No comments yet. Be the first to comment!