2 Teguk Tiap Jam: Ritual Simpel yang Menyelamatkan Hari

Ludus01

LUDUS - Kita hidup di zaman yang penuh alarm. Chat masuk bertubi-tubi, notifikasi berdentang tiada henti, kopi sudah gelas keempat, dan, air putih? Entah terlupakan, entah memang belum sempat.

Padahal, tubuhmu sedang diam-diam menjerit. Bukan soal kerjaan yang tak selesai, bukan soal macet yang bikin pening, tetapi soal dehidrasi kecil yang tak pernah kamu sadari.

Minum delapan gelas sehari? Oke, itu ideal. Tapi siapa yang sempat menghitung?

Dehidrasi ringan sebesar 1–2% dari berat badan sudah dapat mengganggu suasana hati, daya konsentrasi, dan tingkat energi. Foto/Ahmad Syahridlo

Dehidrasi ringan sebesar 1–2% dari berat badan sudah dapat mengganggu suasana hati, daya konsentrasi, dan tingkat energi. Foto/Ahmad Syahridlo

Coba ganti dengan pola yang lebih realistis: Dua teguk air setiap jam. Kedengarannya sepele, bukan? Tapi justru dari kesederhanaan itu datang efek yang mengejutkan. Seperti cinta yang tumbuh dari hal kecil, tatapan singkat, ucapan selamat pagi, atau, dua teguk air saat jam berdentang pukul 10.

Mengapa Dua Teguk Bisa Jadi Kunci?

Penelitian dari Journal of Nutrition (2012) mengungkapkan bahwa dehidrasi ringan sebesar 1–2% dari berat badan sudah dapat mengganggu suasana hati, daya konsentrasi, dan tingkat energi. Bahkan, peserta yang hanya kehilangan sedikit cairan merasa lebih mudah lelah, sulit fokus, dan gampang marah. Yang mengejutkan, efek ini muncul sebelum tubuh memberi sinyal haus yang jelas.

Saat tenggorokan mulai kering, tubuh sudah berada dalam tahap dehidrasi. Foto/Istimewa

Saat tenggorokan mulai kering, tubuh sudah berada dalam tahap dehidrasi. Foto/Istimewa

Sementara itu, British Journal of Nutrition (2013) menjelaskan bahwa rasa haus datang terlambat: itu bukan alarm awal, tetapi alarm darurat. Saat tenggorokan mulai kering, tubuhmu sudah berada dalam tahap dehidrasi yang berdampak pada kerja otak, daya ingat, hingga kemampuanmu membuat keputusan.

Bayangkan: kamu sedang berada dalam rapat panjang, atau sibuk mengetik laporan, dan sel-sel tubuhmu berteriak minta air. Saat itu juga, otakmu mulai ‘melambat’, suasana hatimu berubah, dan energi tubuhmu merosot.

Kebutuhan air tiap orang memang bervariasi, tetapi pola kecil dan konsisten dapat membantu menjaga status hidrasi. Foto/Istimewa

Kebutuhan air tiap orang memang bervariasi, tetapi pola kecil dan konsisten dapat membantu menjaga status hidrasi. Foto/Istimewa

Mengapa Dua Teguk Tiap Jam Itu Efektif?

Karena pola ini membuat tubuh mendapat asupan air secara bertahap. Saat kamu bangun 16 jam sehari, dua teguk per jam berarti sekitar 32 teguk total, atau setara dengan 500–700 ml air. Itu belum termasuk air dari makanan, teh, atau sumber lainnya.

Seperti dijelaskan dalam sebuah review dari National Academy of Sciences, kebutuhan air tiap orang memang bervariasi, tetapi pola kecil dan konsisten dapat membantu menjaga status hidrasi yang lebih stabil dibandingkan pola “minum banyak sekaligus” tetapi jarang.

Dua teguk air bukan hanya soal memenuhi kebutuhan cairan. Itu bentuk apresiasi kecil untuk tubuh sendiri. Kita tak perlu botol fancy dengan alarm, tak perlu sedotan stainless steel, bahkan tak perlu botol bertulisan ‘influencer approved’.

Cukup kamu, jam, dan kesadaran:

“Sudahkah aku memberi tubuhku kehidupan hari ini?”

Dua teguk air bukan hanya soal memenuhi kebutuhan cairan. Itu bentuk apresiasi kecil untuk tubuh sendiri. Foto/Akbari Madjid

Dua teguk air bukan hanya soal memenuhi kebutuhan cairan. Itu bentuk apresiasi kecil untuk tubuh sendiri. Foto/Akbari Madjid

Mulailah Sekarang juga

Jangan tunggu haus. Jangan tunggu pusing. Karena dalam tegukan kecil itu, ada cerita panjang tentang bertahan, pulih, dan tumbuh. Ada kesetiaan tubuhmu yang tak pernah lelah memberi kesempatan kedua.

Mulai dari dua teguk, air bening dan jernih, setiap jam tanpa drama. Sekarang juga. Karena di tengah hiruk-pikuk dunia, siapa sangka, perubahan sebesar itu bisa dimulai dari langkah kecil yang sangat sederhana. (Dari Berbagai Sumber)

APA KAMU SUKA DENGAN ARTIKEL INI ?

MULAI BAGIKAN

Response (0)

John Doe

Login untuk berkomentar

Silakan login untuk berkomentar pada artikel ini.

No comments yet. Be the first to comment!