6 Hours of Fuji 2025: Sean Gelael, Start P2 yang Berubah Jadi Finis P11 untuk United Autosports 95

Ludus01

LUDUS - Di bawah langit Fuji yang berawan, deru mesin memecah hening Minggu pagi (28/9). Sirkuit legendaris di Jepang menjadi saksi balapan 6 Hours of Fuji, seri ke-100 FIA World Endurance Championship (WEC100), yang sarat sejarah, emosi, dan juga tragedi kecil yang mengubah segalanya.

United Autosports 95 datang dengan modal kuat. Start dari P2, peluang meraih podium terbuka lebar. Darren Leung, pebalap Inggris yang didapuk memulai lomba, tampil berani. Dari rolling start, ia langsung melesat ke P1. Sebuah awal yang membuat tim bersorak, seolah kemenangan hanya tinggal menunggu waktu.

Namun, dalam hitungan detik, euforia berubah jadi kecemasan. Steward mendeteksi pelanggaran: Leung dianggap mencuri start, menyusul lawan sebelum melewati garis start. Di WEC, itu kesalahan besar. Hukuman drive through pun dijatuhkan. Dan ketika Leung menjalani penalti itu, tepat setelah balapan sempat dinetralisir Safety Car karena tabrakan tunggal pebalap Hypercar, Raffaele Marciello (BMW), posisi mereka jatuh bebas ke P17.

Di sinilah drama sesungguhnya dimulai. Dari P17, Sean Gelael mengambil alih kendali lomba. Publik Indonesia yang mengikuti lewat layar kaca mungkin bisa merasakan degup jantungnya. Perlahan tapi pasti, Sean merayap naik, memanfaatkan celah, dan mengatur ritme. Ada momen ketika ia berhasil mengantar mobil McLaren 720S LMGT3 itu hingga ke P3, meski hanya sejenak, karena normalnya posisi mereka berkisar di P6 atau P7. Tetap saja, itu seperti bukti bahwa asa belum sepenuhnya padam.

BACA JUGA: Sean Gelael dan United Autosports Panaskan 6 Hours of Fuji FIA WEC 2025

Lalu tiba giliran Marino Sato. Di negeri sendiri, Sato ingin memberi penampilan manis, seperti ketika ia menjadi pahlawan kemenangan tim di Amerika. Namun, realitas balapan kadang lebih keras dari mimpi. Strategi pit stop saat Full Course Yellow, kondisi sejak awal yang tak berpihak, serta jejak kesalahan awal, semuanya menumpuk. Sato hanya bisa membawa mobil melewati garis finis di P11.

“Hasil yang tak diinginkan, namun kami menang dan kalah sebagai tim. Saya tak lupa mengucapkan dukungan luar biasa dari publik di sini,” ujar Sean, suaranya menahan getir, tapi juga menegaskan loyalitas pada kebersamaan.

BACA JUGA: Sean Gelael dan United Autosports 95: Menyongsong “Race ke-100” FIA WEC di Fuji

Mungkin beginilah wajah olahraga: kesalahan sekecil apa pun bisa menjelma besar, mempengaruhi segalanya. Start P2 yang menjanjikan berubah jadi finis P11 yang menyakitkan. Tetapi setiap balapan adalah cerita, dan cerita itu masih berlanjut. Seri terakhir FIA WEC 2025, 8 Hours of Bahrain, menunggu pada 8 November.

Dan seperti biasa, publik Indonesia akan tetap menyaksikan, melalui kanal YouTube KUY Entertainment. Sebab, sebagaimana kata pepatah lama: bukan hanya podium yang abadi, melainkan juga perjalanan menuju ke sana.

Silakan kunjungi LUDUS Store untuk mendapatkan berbagai perlengkapan olahraga beladiri berkualitas dari sejumlah brand ternama.

Anda juga bisa mengunjungi media sosial dan market place LUDUS Store di Shopee (Ludus Store), Tokopedia (Ludus Store), TikTok (ludusstoreofficial), dan Instagram (@ludusstoreofficial).

APA KAMU SUKA DENGAN ARTIKEL INI ?

MULAI BAGIKAN

Response (0)

Login untuk berkomentar

Silakan login untuk berkomentar pada artikel ini.

No comments yet. Be the first to comment!