Alexander Zwiers Jabat Dirtek PSSI, Janji Revolusi Sepak Bola Indonesia dari Kampung hingga Timnas

Ilham Sigit Pratama

Alexander Zwiers diumumkan sebagai Direktur Teknis (Dirtek) PSSI di Hotel Mulia, Senayan, Jakarta, Senin (25/8/2025) malam WIB. Foto/PSSI

LUDUS – Alexander Zwiers resmi dilantik sebagai Direktur Teknik (Dirtek) PSSI yang baru di Hotel Mulia, Senayan, Jakarta, Senin (25/8/2025). Pria berusia 50 tahun ini berjanji melakukan revolusi sistem sepak bola Indonesia menjadi lebih maju.

Konferensi pers yang direncakan digelar pukul 15.00 WIB molor hingga pukul 20.30 WIB dikarenakan kekacauan lalu lintas Jakarta akibat unjuk rasa massa terhadap DPR RI. Meskipun tertunda hingga larut, Zwiers tetap tersenyum membawa janji-janji manis yang bakal membuat pencinta sepak bola tanah air larut dalam harap.

Salah satu janjinya adalah merombak total sistem sepak bola Indonesia, dari mulai akar rumput di kampung-kampung hingga level profesional. Belum sehari bekerja, ucapan-ucapan Zwiers seolah tampak bukan hanya sekadar janji manis.

Alexander Zwiers diumumkan sebagai Direktur Teknis (Dirtek) PSSI di Hotel Mulia, Senayan, Jakarta, Senin (25/8/2025) malam WIB. Foto/PSSI

Alexander Zwiers diumumkan sebagai Direktur Teknis (Dirtek) PSSI di Hotel Mulia, Senayan, Jakarta, Senin (25/8/2025) malam WIB. Foto/PSSI

Pada konferensi pers pengenalannya, Zwiers berkali-kali bicara soal perombakan total sistem sepak bola Indonesia. Dia juga menekankan pentingnya pemerataan kompetensi para pelatih SSB di pedalaman.

“Kami harus membangun jenjang pemain dari desa-desa hingga timnas. Kami harus membangun sistem yang tepat untuk mengembangkan talenta pemain, untuk memberikan mereka pelatih yang tepat dan mengerti apa yang dibutuhkan,” tutur Zwiers.

Baca juga: Timnas Indonesia vs China: Kluivert Pamer Persiapan, Ivankovic Tutup Rapat Kondisi Tim

Pria berkepala pelontos yang menetap di Karawaci, Tangerang selama empat tahun bersama istrinya ini bukanlah orang kemarin sore di kancah sepak bola Asia. Sebelumnya, Zwiers adalah Dirtek untuk Federasi Sepak Bola Yordania (JFA) selama enam tahun, sejak 2019 hingga 2025.

“Istri saya orang Indonesia, saya sudah berumah tangga selama 25 tahun, anak perempuan saya sudah di sini sejak Juli, dan pekerjaan ini (Dirtek PSSI) adalah misi pribadi saya,” ujar Zwiers melempar senyum.

Alexander Zwiers diumumkan sebagai Direktur Teknis (Dirtek) PSSI di Hotel Mulia, Senayan, Jakarta, Senin (25/8/2025) malam WIB. Foto/PSSI

Alexander Zwiers diumumkan sebagai Direktur Teknis (Dirtek) PSSI di Hotel Mulia, Senayan, Jakarta, Senin (25/8/2025) malam WIB. Foto/PSSI

Di bawah tangan dinginnya, ranking FIFA timnas Yordania meroket dari peringkat 97 hingga urutan ke-64. Salah satu prestasi terharumnya adalah mengangkat tim berjuluk Al Nashama itu berbicara hingga final Piala Asia 2023, meski akhirnya harus puas dengan status runner-up.

Tak hanya itu, Zwiers juga membawa Yordania lolos ke Piala Dunia 2026 untuk kali pertama dalam sejarah. Kiprah harum Zwiers juga terbukti dengan mengangkat prestasi timnas putri Yordania hingga berhasil menjuarai Arab Women’s Cup 2021.

Baca juga: Timnas Putri Indonesia Dicukur Thailand 0-7, Debut Kelabu Pelatih Joko Susilo

Sebelum menjabat Dirtek Yordania, Zwiers juga pernah menjabat Dirtek di klub Uni Emirat Arab, Al-Wahda. Selain menjabat posisi teknis di klub dan federasi, Zwiers juga sempat menangani tim-tim junior seperti Al Ahli U-13 dan U-15 pada kurun 2008 hingga 2015.

Revolusi Dimulai dari Kampung

Timnas Indonesia U-16 asuhan Bima Sakti sempat merasakan kurikulum Filanesia pada pemusatan latihan (TC) Maret 2020. Foto/PSSI

Timnas Indonesia U-16 asuhan Bima Sakti sempat merasakan kurikulum Filanesia pada pemusatan latihan (TC) Maret 2020. Foto/PSSI

Pada konferensi pers pengenalannya, Zwiers berkali-kali bicara soal perombakan total sistem sepak bola Indonesia. Pria berusia 50 tahun ini menekankan pentingnya pemerataan kompetensi para pelatih SSB di pedalaman.

Zwiers ingin Indonesia, dengan populasi lebih dari 280 juta penduduk memaksimalkan potensi terbesarnya. Dia mencontohkan dengan negara-negara maju yang jumlah pemain level amatirnya mencapai jutaan.

“Negara ini luas dan inilah tantangannya. Ini harus dibangun sejak jenjang usia muda. Kita ambil contoh Belanda, di sana setiap minggu ada 1,3 juta orang main bola di level amatir, di Prancis ada 3,4 juta, di Jerman ada 2,8 juta,” jelas Zwiers.

Baca juga: Merdeka! Ayo Dapatkan Diskon 10% di LUDUS Store untuk Perlengkapan Beladiri Tusah dan Adidas

Untuk itu, hal yang pertama kali harus dibenahi adalah pemerataan pelatih berlisensi ke SSB-SSB agar semua anak memiliki kesempatan yang sama dalam mewujudkan mimpi membela Timnas Indonesia.

“Jika melihat Indonesia dengan populasinya yang sangat besar, tentu ini menjadi potensi yang amat menjanjikan. Ini butuh sistem identifikasi, dan juga klub-klub harus bekerja sama dengan skala jangka panjang,” imbuhnya.

Menurut Zwiers, para siswa di SSB seharusnya tidak hanya ditempa untuk menjadi atlet profesional, melainkan juga manusia berakhlak yang bermanfaat bagi masyarakat. Dengan begitu, isu miring mengenai maraknya pemain titipan di level akar rumput bisa diminimalisir.

“Semua pemain berhak mendapat pelatih yang mengerti kebutiuhan mereka. Kita harus pastikan para pelatih menginspirasi pemain untuk masa depan lebih baik, tidak hanya sebagai pemain, tetapi sebagai manusia,” jelas Zwiers yang mengantongi lisensi UEFA A sebagai pelatih.

"Jika melihat Indonesia dengan populasinya yang sangat besar, tentu ini menjadi potensi yang amat menjanjikan." Alexander Zwiers Direktur Teknik PSSI.

Oleh karena itu, kata Zwiers, membangun sepak bola Indonesia bukan hanya tugas dirinya, Jordi Cruyff selaku Penasihat Teknis atau Patrick Kluivert sebagai pelatih timnas Indonesia. Dia menyebut revolusi sistem sepak bola adalah misi bersama dari SSB, klub-klub hingga pemangku kebijakan.

“Jadi hal yang perlu diidentifikasi pertama adalah menentukan prioritas. 100 hari pertama akan dilakukan analisa, mendengarkan para pemangku kepentingan, pelatih timnas, pelatih pengembangan bakat dan bagaimana kami bisa melaju,” tegas pria kelahiran 15 Juni 1975 ini.

Filanesia Dihidupkan Lagi?

Program Penyetaraan Lisensi Kepelatihan Nasional di Hotel Ibis, Slipi, Jakarta pada Juni 2021 silam. Foto/PSSI

Program Penyetaraan Lisensi Kepelatihan Nasional di Hotel Ibis, Slipi, Jakarta pada Juni 021 silam. Foto/PSSI


Selain revolusi sistem dari akar rumput, Zwiers juga menekankan pentingnya identitas filosofi permainan timnas Indonesia. Menurut dia, Indonesia harus memiliki kurikulum yang berkaca dari para legenda terdahulu bermain.

“Kami harus melihat masa lalu untuk mengetahui apa kekuatan Indonesia sebelumnya, apa yang membuat mereka unik, dan apa yang harus dilakukan untuk mencapai level teratas di masa lalu,” ucap Zwiers.

Zwiers membandingkan karakteristik pemain di Timur Tengah di Indonesia. Menurut dia, para pemain di Timur Tengah memiliki karakter keras, emosi dan fisik, sedangkan Indonesia memiliki karakter bermain yang mengandalkan teknik dan kecepatan.

“Jadi kami harus mengidentifikasi bagaimana timnas kita mengekspresikan diri di lapangan dalam hal gaya bermain. Tentu kita tidak boleh melupakan warisan para legenda kita karena mereka adalah para pahlawan kita,” tutur pria yang juga instruktur AFC-Pro ini.

Baca juga: Ayo Gabung Jadi Reseller LUDUS Store, Caranya Mudah dan Komisinya Menarik

Dia menegaskan aspek identitas sangat penting sehingga pemain Indonesia memiliki karakter kuat saat bermain. Di antaranya, kecepatan, stamina, koordinasi, kaki-kaki mereka lebih cepat dan dinamis.

“Aspek-aspek tersebut lebih dikuasai para pemain Indonesia ketimbang pemain di Timur Tengah. Jadi kami harus mengembangkan hal ini, bagaimana kami bermain bersama sebagai sebuah tim,” papar Zwiers berdasarkan pengalamannya.

Agenda awal yang diemban Zwiers adalah mendampingi Timnas Indonesia senior pada FIFA Matchday September 2025. Sebagaimana diketahui, Rizky Ridho dan kolega akan menghadapi Lebanon di Stadion Gelora Bung Tomo (GBT), Surabaya pada Senin (8/9/2025).

“Saya rasa tugas pertama dari Dirtek dalam jangka pendek adalah mendampingi timnas senior dulu. Dengan latar belakang Alex yang sudah berpengalaman di Timur Tengah, siapa tahu ada bisikan-bisikan menyejukkan,” kata Ketua Umum PSSI, Erick Thohir pada kesempatan terpisah. (*)

Silakan kunjungi LUDUS Store untuk mendapatkan berbagai perlengkapan olahraga bela diri berkualitas dari sejumlah brand ternama.

Anda juga bisa mengunjungi media sosial dan market place LUDUS Store di Shopee (Ludus Store), Tokopedia (Ludus Store), TikTok (ludusstoreofficial), dan Instagram (@ludusstoreofficial).

APA KAMU SUKA DENGAN ARTIKEL INI ?

MULAI BAGIKAN

Response (0)

John Doe

Login untuk berkomentar

Silakan login untuk berkomentar pada artikel ini.

No comments yet. Be the first to comment!