

LUDUS - Siapa sangka, unggul dua set lebih dulu tidak serta-merta menjamin kemenangan cepat. Itulah yang dialami tim putra Singoyudha Kutai Barat saat melawan Sukun Badak di laga kedua Livoli Divisi Utama 2025 putaran reguler pertama, Selasa (9/9/2025), di GOR Nambo, Tangerang. Drama lima set terjadi, dan Singoyudha akhirnya harus bekerja ekstra keras sebelum memastikan skor 3-2 (26-24, 25-19, 25-27, 23-25, 15-9).

Foto/PP PBVSI
Sejak bola pertama dilambungkan, laga berlangsung ketat. Singoyudha yang diperkuat deretan pemain senior macam Nizar Julfikar, Samsul Kohar, hingga Yudha Mardiansyah Putra, menunjukkan pengalaman mereka dalam tekanan. Set pertama jadi bukti: saling kejar mengejar poin, tegang hingga detik terakhir, dan ditutup Singoyudha dengan skor tipis 26-24.
Momentum itu berlanjut di set kedua. Samsul Kohar dkk. tampil lebih percaya diri dan menang 25-19. Banyak yang menduga pertandingan akan berakhir 3-0 untuk Singoyudha. Namun, kejutan justru dimulai dari sini.

Foto/PP PBVSI
BACA JUGA: Livoli Divisi Utama 2025: Perumda Tirta Baghasasi Bekasi Balikkan Keadaan di Laga Pembuka
Set ketiga mestinya bisa dikunci. Singoyudha sempat unggul 24-23, tinggal satu langkah lagi menuju sapu bersih. Namun, Sukun Badak yang diasuh pelatih Agung Seganti menolak menyerah. Mereka bangkit, mencuri angka-angka krusial, dan membalikkan keadaan menjadi 27-25.

Foto/PP PBVSI
Kebangkitan Sukun berlanjut ke set keempat. Lagi-lagi tensi naik, reli panjang tersaji, dan Singoyudha harus mengakui ketangguhan lawan dengan skor 23-25. Tiba-tiba, laga yang tampak akan berakhir cepat berubah jadi maraton lima set.
Dalam kondisi itulah, pelatih Singoyudha Muhammad Ramli mengambil risiko. Stamina pemain seniornya mulai menurun, sehingga ia mengganti mereka dengan pemain junior agar bisa bernafas kembali. Hasilnya? Set penentuan jadi milik Singoyudha sepenuhnya. Mereka mendikte permainan, melesat jauh, dan menutup laga dengan skor 15-9.

Ramli selepas pertandingan mengakui anak asuhnya seharusnya bisa menyelesaikan laga lebih cepat.
“Seharusnya tadi bisa 3-0. Tapi anak-anak kurang tenang sehingga kita kalah (di set ketiga),” ujarnya. Tentang set keempat, Ramli menambahkan: “Karena beberapa pemain senior di tim, stamina mulai menurun. Makanya saya ganti dengan pemain-pemain junior agar bisa istirahat.”
Sementara itu, pelatih Sukun Badak, Agung Seganti, menilai anak-anak asuhnya terlalu banyak mengikuti pola lawan.
“Karena Singoyudha banyak pemain senior dan berpengalaman, anak-anak banyak mengikuti permainan mereka,” kata Agung.

Foto/PP PBVSI
Meski begitu, satu hal jadi jelas: laga di hari pembuka putra Livoli Divisi Utama 2025 ini menghadirkan drama yang membuat penonton tak bisa beranjak. Singoyudha memang keluar sebagai pemenang, tetapi Sukun Badak berhasil memaksa mereka menunjukkan seluruh daya, sampai titik stamina terakhir. (**)
APA KAMU SUKA DENGAN ARTIKEL INI ?
MULAI BAGIKAN
Response (0)
Login untuk berkomentar
Silakan login untuk berkomentar pada artikel ini.
No comments yet. Be the first to comment!