Dua Pendekar Muda Indonesia Furgon Habbil dan Qiken Dwi Tata Buka Jalan Emas di Asian Youth Games 2025 Bahrain

Ludus01

Foto/NOC Indonesia/Naif Muhammad Al As

LUDUS - Di tanah asing yang dikelilingi pasir dan angin panas Bahrain, dua anak muda Indonesia menari dalam gelanggang pencak silat seperti sedang menulis kisah baru bagi bangsanya. Di Hall 1, Exhibition World Bahrain, tempat suara sorak bertemu denting langkah dan hentakan kaki Furgon Habbil Winata dan Qiken Dwi Tata Olifia, mengubah sore itu menjadi perayaan kecil dari kerja keras yang panjang.

Foto/NOC Indonesia/Naif Muhammad Al As

Foto/NOC Indonesia/Naif Muhammad Al As

Furgon datang dengan tenang, tapi tak menyerah pada tekanan. Di kelas putra 51–55 kg, ia sempat tertinggal dari Abdurakhman Abzhanov, pesilat Uzbekistan yang agresif sejak awal. Namun, seperti api yang pelan menyala lalu membesar, Habbil bangkit di ronde kedua. Setiap tendangan dan sapuan menjadi lebih tajam, lebih yakin, hingga akhirnya skor 70–34 menutup pertandingan dengan kemenangan telak untuk Indonesia.

Qiken tampil di arena berikutnya. Di kelas putri 51–55 kg, ia berhadapan dengan Bannaporn Kantangkul dari Thailand. Pertarungan berlangsung ketat, selisih poin hanya tipis, dan setiap gerakan menjadi pertaruhan napas dan keberanian. Ketika laga berakhir dengan skor 40–32, Qiken menunduk, tangannya terangkat pelan, lalu tersenyum—campuran lega dan bahagia yang hanya dimengerti mereka yang pernah berjuang di batas lelah.

BACA JUGA: Erick Thohir dan Raja Sapta Oktohari Lepas Garuda Muda ke Bahrain dan Riyadh: Semangat, Diplomasi, dan Doa di Asian Youth Games dan Islamic Solidarity Games 2025

Foto/NOC Indonesia/Naif Muhammad Al As

Foto/NOC Indonesia/Naif Muhammad Al As

“Alhamdulillah, sangat senang, serasa mimpi jadi kenyataan. Kerja keras selama ini terbayar,” kata Qiken pelan setelah turun dari gelanggang.

Sementara Habbil mengakui pertandingan itu tidak mudah. “Awal-awal cukup menyulitkan karena permainan dari Kazakhstan cukup unik,” ucapnya, sedikit keliru menyebut negara lawannya, lalu tertawa kecil. “Alhamdulillah, berkat fokus dan bantuan dari coach Tika semuanya bisa teratasi dan bisa membalikkan kemenangan.”

Kemenangan dua pendekar muda ini membawa mereka ke babak semifinal, Furgon akan berhadapan dengan Daniel Phouk dari Kamboja, sementara Qiken menantang Feruza Bozorova asal Uzbekistan. Langkah mereka belum selesai; perjalanan menuju medali baru dimulai. Namun, dua kemenangan di awal sudah memberi secercah cahaya bagi kontingen Indonesia di Bahrain.

Foto/NOC Indonesia/Naif Muhammad Al As

Foto/NOC Indonesia/Naif Muhammad Al As

Ada makna lebih besar dari sekadar skor dan tiket semifinal. Untuk kali pertama dalam sejarah, pencak silat resmi dipertandingkan di Asian Youth Games dan masuk dalam perolehan medali. Sebuah tonggak penting dari upaya panjang diplomasi olahraga yang dilakukan Komite Olimpiade Indonesia, sebuah mimpi lama agar bela diri warisan Nusantara ini benar-benar mendunia.

Dan di hari ketika bendera Merah Putih itu kembali berkibar di negeri Arab, dua nama muda dari Indonesia berjalan menuju gelanggang partai semifinal, yang dijadwalkan berlangsung pada Senin, 20 Oktober 2025, mulai pukul 10.00 waktu setempat, atau pukul 14.00 WIB. Di antara sorak dan teriakan lawan, mereka membuktikan satu hal yang mungkin hanya dimengerti para pesilat sejati: bahwa kemenangan bukan sekadar hasil, melainkan keberanian untuk bangkit di saat tertinggal, dan keyakinan bahwa setiap gerakan di atas tanah itu adalah doa yang disampaikan lewat tubuh.

Silakan kunjungi LUDUS Store untuk mendapatkan berbagai perlengkapan olahraga beladiri berkualitas dari sejumlah brand ternama.

Anda juga bisa mengunjungi media sosial dan market place LUDUS Store di Shopee (Ludus Store), Tokopedia (Ludus Store), TikTok (ludusstoreofficial), dan Instagram (@ludusstoreofficial).

APA KAMU SUKA DENGAN ARTIKEL INI ?

MULAI BAGIKAN

Response (0)

Login untuk berkomentar

Silakan login untuk berkomentar pada artikel ini.

No comments yet. Be the first to comment!