Langkah Emas dari Dunia Taekwondo Virtual: Dua Atlet Muda Indonesia Bersinar di Qingdao

0
0
Amelia Chloe dan Chesna Liedia, dua taekwondoin dari Global Taekwondo Academy Indonesia (GTA) bersama sang pelatih Ong Stevanus, usai menyabet medali emas di nomor virtual taekwondo dan kyorugi (Foto: Istimewa)

Amelia Chloe dan Chesna Liedia, dua taekwondoin dari Global Taekwondo Academy Indonesia (GTA) bersama sang pelatih Ong Stevanus, usai menyabet medali emas di nomor virtual taekwondo dan kyorugi (Foto: Istimewa)

Di tengah gemerlap lampu sorot dan layar LED raksasa yang memancarkan avatar digital berlaga di atas arena virtual, dua gadis muda dari Indonesia berdiri gagah. Perlengkapan VR (virtual reality) menempel di tubuh mereka. Dobok putih membalut tubuh, dan di hadapan mereka terbentang dunia digital—arena pertarungan masa depan. Bukan sekadar layar, melainkan gelanggang tempat impian dan keberanian diuji dalam bentuk yang paling baru: Virtual Taekwondo.

Amelia Chloe dan Chesna Liedia, dua atlet remaja dari Global Taekwondo Academy Indonesia (GTA), tidak sekadar ikut bertanding dalam World Taekwondo Qingdao West Coast Open International Championship 2025, yang berlangsung di Qingdao, Cina, 2-3 Mei 2025. Mereka menciptakan sejarah. Sebagai wakil pertama dari Indonesia di kategori virtual yang resmi diakui World Taekwondo, keduanya langsung menggenggam medali emas. Di tengah panggung canggih yang lebih menyerupai final turnamen e-sports global, mereka tampil tanpa gentar—menyatukan ketekunan bela diri dan kecanggihan teknologi. Denting sejarah itu dimulai.

Usai meraih emas, Chesna Liedia mengaku senang dan mengungkapkan perasaannya begini:

“Aku merasakan campuran adrenalin, fokus tinggi, dan ketegangan yang menyatu dalam setiap detik pertandingan. Setelah pertandingan selesai, aku merasa lega dan senang karena sudah memenangkan medali emas.”

Mereka sukses memboyong medali emas pada hari pertama kejuaraan—dalam sebuah kategori yang belum familiar di tanah air.

Ya, benar. Mereka berkompetisi secara virtual—menggunakan teknologi VR, yang memungkinkan pertandingan dilakukan tanpa kontak fisik, tetapi tetap mengikuti aturan resmi World Taekwondo. Dunia olahraga mulai beradaptasi, dan GTA Indonesia menjadi pelopor dari Indonesia dalam kejuaraan yang futuristik ini.

Amelia Chloe, yang turun di kelas junior under-55 kg, dan Chesna Liedia di kelas junior under-59 kg, sama-sama menyabet emas di kategori Virtual Competition. Ini bukan hanya kemenangan di panggung dunia, tetapi juga tonggak baru bagi cabang olahraga yang sedang tumbuh di Indonesia.

Baca juga: Tips Sukses Jadi Atlet Poomsae Freestyle, Master Maulana Haidir: Berlatih, Bertanding, dan Evaluasi

Amelia meraih emas lewat performa dominan. Siswi kelas 9 Joy di Tzu Chi Secondary School ini menunjukkan teknik dan kepercayaan diri luar biasa di atas panggung digital. Sementara itu, Chesna Liedia, murid kelas S205 dari UPH College, tak kalah cemerlang di kategori Junior U-59kg putri. Dengan refleks cepat dan penguasaan strategi, ia sukses mengatasi lawan-lawan tangguh dari berbagai negara.

Ong Stevanus, pelatih sekaligus pemilik GTA Indonesia dan EO kompetisi “Pugnator MTME”, tak bisa menyembunyikan rasa bangganya. “Kedua atlet ini baru pertama kali ikut kejuaraan terbuka internasional di level semi prestasi PSS. Ini adalah langkah awal mereka untuk menapaki level prestasi yang lebih tinggi,” ujarnya penuh haru.

Tak berhenti di situ, hari kedua kejuaraan pun menjadi milik mereka. Tim GTA kembali berlaga, kali ini di kategori Kyorugi Festival—pertarungan fisik sebenarnya, bukan virtual—dan kembali meraih medali emas. Amelia Chloe kembali turun di under-55 kg putri, sementara rekan setimnya tampil di under-49 kg. Keduanya berhadapan dengan lawan tangguh dari Tiongkok dan keluar sebagai juara.

Lawan mereka adalah atlet-atlet tangguh dari Cina, namun kembali, semangat dan teknik tinggi para atlet muda Indonesia mampu menaklukkan tantangan itu. Dua medali emas tambahan pun diraih, menjadikan total raihan empat emas bagi tim GTA Indonesia dalam kejuaraan ini—dua dari kategori virtual, dua dari kategori kyorugi festival.

Amelia Chloe mengibarkan bendera merah putih setelah berhasil menyabet medali emas kyorugi di kelas junior U-55kg putri (Foto: Istimewa)

Amelia Chloe mengibarkan bendera merah putih setelah berhasil menyabet medali emas kyorugi di kelas junior U-55kg putri (Foto: Istimewa)

“Sebelum saya bertanding saya merasakan sedikit gugup karena tidak pernah mengikuti kompetisi virtual. Tapi saat memakai VR yang disediakan, saya menjadi lebih tenang dan dengan instruksi coach saya akhirnya berhasil memenangkan medali emas!”

Amelia Chloe mengungkapkan perasaannya usai bertanding. Dan dengan latar belakang prestasi ini, Global Taekwondo Academy Indonesia tak hanya merayakan kemenangan, tetapi juga membuka lembaran baru. Mereka adalah klub pertama dari Indonesia yang berani melangkah ke dunia virtual competition tingkat dunia. Sementara di dalam negeri, ajang seperti ini belum pernah diadakan dan bahkan belum dikenal luas.

Baca juga: Mengenal Freestyle Poomsae dalam Taekwondo

Melalui keberanian, visi, dan kerja keras, Amelia dan Chesna telah membuktikan bahwa prestasi bisa lahir dari wilayah yang belum dijelajahi. Dan mungkin, seperti tatapan yakin mereka saat mengibarkan bendera merah putih di podium kemenangan itu, masa depan taekwondo Indonesia—baik di dunia nyata maupun virtual—telah mulai ditulis hari ini.

Kejuaraan World Taekwondo Qingdao West Coast Open International Championship 2025 bukan sekadar uji coba. Tapi lebih dari 120 atlet dari berbagai negara telah ambil bagian, menandai dimulainya era baru dalam olahraga taekwondo ini.

Qingdao, kota pesisir di Tiongkok yang jadi tuan rumah kejuaraan, menjadi saksi awal perjalanan emas mereka. Dan Global Taekwondo Academy, yang menjadi salah satu klub pertama dari Indonesia yang ikut dalam event virtual internasional, berhasil menunjukkan bahwa mimpi besar bisa dimulai bahkan dari ruang virtual. (*)

APA KAMU SUKA DENGAN ARTIKEL INI ?

MULAI BAGIKAN

Response (0)

John Doe

Login untuk berkomentar

Silakan login untuk berkomentar pada artikel ini.

No comments yet. Be the first to comment!