Pelantikan KONI Sulawesi Tengah 2025: Marciano Norman Minta Sulteng Melesat dari Tambang Emas ke Panen Medali Emas
Akhmad Sef


LUDUS - Di ruang pelantikan yang padat harapan di Hotel Best Western Palu, Selasa siang, 2 Desember 2025, sebuah kalimat dari Ketua Umum KONI Pusat, Letjen TNI (Purn) Marciano Norman, jatuh seperti palu sidang dan memantul ke ingatan para undangan. “Melihat acara pelantikan dan pengukuhan tadi, para pengurus yang disebutkan namanya mendapatkan dukungan luar biasa dari undangan yang hadir. Saya rasa tidak ada alasan, KONI Sulawesi Tengah tidak berprestasi,” ujarnya. Dari pernyataan itu, sebuah babak baru serasa dibuka, babak yang ingin menutup riwayat panjang keterpurukan prestasi.

Foto/KONI Pusat
Di kursi-kursi depan, Gubernur Sulawesi Tengah Dr. Anwar Hafid dan Wakil Gubernur dr. Reny Lamadjido hadir bersama unsur Forkopimda, menyaksikan bagaimana Muhammad Fathur Razaq dan jajarannya menerima mandat. Mandat itu bukan sekadar seremonial; ia datang setelah Sulawesi Tengah mencatatkan batu loncatan paling bersejarah pada Pekan Olahraga Nasional (PON) XXI/2024 Aceh–Sumatera Utara.
Untuk pertama kalinya sejak debut pada PON VII/1969, daerah ini mencapai peringkat ke-18 dari 38 provinsi plus IKN, dengan perolehan 8 emas, 7 perak, dan 20 perunggu, angka yang jauh melewati capaian lama yang hanya pernah menyentuh dua emas pada PON XII/1989, PON XIV/1996, dan PON XV/2000.

Foto/KONI Pusat
Padahal, beberapa edisi PON sebelumnya masih mencatat wajah lama Sulawesi Tengah yang tertinggal. Peringkat ke-30 pada PON XVIII/2012 di Riau, merosot lagi ke peringkat ke-32 di PON XIX/2016 Jawa Barat, lalu hanya mampu duduk di peringkat ke-29 saat PON XX/2021 Papua. Maka tidak berlebihan ketika Marciano kembali menegaskan, “Ini merupakan catatan sejarah hebat, prestasi terbaik sepanjang masa bagi Sulawesi Tengah.”
Narasi kebangkitan itu ia sambut dengan dorongan lain. Ia memuji keberanian Razaq menetapkan target masuk 10 besar PON XXII/2028 NTT–NTB. “Saya senang Ketum KONI Sulawesi Tengah menentukan target masuk 10 besar PON XXII/2028 NTT-NTB,” katanya.

Foto/KONI Pusat
Ia lalu menjelaskan bagaimana format multievent PON akan berubah: PON utama diarahkan fokus pada cabang Olimpiade, sementara cabang lain dipertandingkan dalam multievent baru seperti PON Bela Diri Sulut 2026, PON Indoor 2026, PON Pantai 2026, PON Remaja 2027, hingga PON XXII/2028 itu sendiri.
Semua itu, kata Marciano, hanya bisa ditempuh lewat pembinaan yang menerus dan pertandingan berkualitas. “Kita ini memang pelayannya para atlet, kita ini memang tugasnya mengantar para atlet kita berjuang-pejuang di masa damai, untuk meraih mimpinya yaitu jadi juara dunia,” ujarnya. Dan sebagai penutup, ia menyuarakan harapan yang menggugah: “Sulawesi Tengah ini jangan hanya banyak tambang emasnya saja tapi juga medali emas dari atlet-atletnya.”
Di deretan tamu, Gubernur Anwar Hafid merespons dengan nada yang sama kuatnya. Ia menautkan ambisi daerah pada tema besar yang diusung kepengurusan baru, Sulteng Nambaso Temponamo Juara. “Sulteng Nambaso itu adalah cita-cita kita bersama, artinya besar. Kita punya cita-cita jadikan Sulawesi Tengah ini besar namanya, besar prestasinya,” ucapnya. Ia lalu menyampaikan dua prasyarat yang menurutnya tak bisa ditawar bila Sulawesi Tengah ingin olahraga tumbuh: digitalisasi pembinaan dan penyegaran tata kelola.

Foto/KONI Pusat
“Saya ingin menantang KONI Sulawesi Tengah, kalau mau olahraga maju syarat hanya dua, ubah pola pembinaan kita dengan digitalisasi internal KONI,” katanya sambil menyinggung perlunya database yang rapi. Setelah itu ia menambahkan, “Lakukan penyegaran organisasi, merit system harus berlaku di KONI. Jangan sampai nanti ada atlet berprestasi tapi karena tidak ada ‘orang dalam’, jadi tidak digunakan, tidak diberikan menit bertanding.”
Pendanaan, persoalan yang kerap menjadi bayang-bayang gelap olahraga daerah, juga diangkatnya secara terang. “Supporting dana tugasnya pemerintah daerah. Presentasikan kepada saya harga sebuah medali emas. Target kita 10 besar,” tegas Anwar. Ia lalu menambahkan pembuka jalan lain, “Kalau uang pemerintah tidak cukup, banyak yang bisa berpartisipasi untuk mengangkat harkat dan martabat Sulawesi Tengah.”

Foto/KONI Pusat
Dari podium yang sama, Gubernur kemudian membuka Rakerprov KONI Sulawesi Tengah dan menyerahkan penghargaan bagi atlet-atlet yang membawa pulang 4 perunggu pada PON Bela Diri 2025 di Kudus, sebuah kontribusi yang menempatkan Sulteng di peringkat ke-30.
Di tengah rangkaian itu, Muhammad Fathur Razaq mengingatkan kembali apa yang sesungguhnya sedang dibangun. “Tadi yang baru dilantik adalah pelayan olahraga di Sulawesi Tengah,” ujarnya. Tema besar Sulteng Nambaso Temponamo Juara kembali ia kukuhkan, lalu ia menyampaikan tekadnya mengantar atlet-atlet daerah menuju podium nasional. “PON XXII/2028 NTT-NTB, Sulawesi Tengah masuk 10 besar,” katanya.

Foto/KONI Pusat
Dan ia menutupnya dengan garis besar visi yang sederhana tetapi keras tuntutannya: “Tujuan KONI Sulawesi Tengah hanya dua, mendapatkan medali emas sebanyak-banyaknya dan atlet kita yang berkualitas masuk Pelatnas.”
Di ruang yang masih menggaungkan tepuk tangan, semua pernyataan itu merangkai sebuah premis: bahwa olahraga Sulawesi Tengah tidak lagi ingin berdiri di pinggir peta prestasi, melainkan menerobosnya dengan langkah yang terukur.

Foto/KONI Pusat
Jika sejarah pernah pelit, angka-angka terbaru menunjukkan ia sudah mulai membuka pintu, dan kini tugas para pelayan olahraga daerah itu adalah memastikan pintu itu tidak kembali tertutup.

Silakan kunjungi LUDUS Store untuk mendapatkan berbagai perlengkapan olahraga beladiri berkualitas dari sejumlah brand ternama.
Anda juga bisa mengunjungi media sosial dan market place LUDUS Store di Shopee (Ludus Store), Tokopedia (Ludus Store), TikTok (ludusstoreofficial), dan Instagram (@ludusstoreofficial).

APA KAMU SUKA DENGAN ARTIKEL INI ?
MULAI BAGIKAN
Response (0)
Login untuk berkomentar
Silakan login untuk berkomentar pada artikel ini.
No comments yet. Be the first to comment!





