

LUDUS – Tim Sambo Sumatera Barat (Sumbar) datang ke PON Bela Diri Kudus 2025 bukan hanya untuk bertanding, tapi juga menaklukkan batas diri. Dalam perjalanan panjang yang memakan waktu tiga hari tiga malam dari Padang menuju Kudus, mereka membawa semangat luar biasa, yakni menjadikan perjalanan berat sebagai bagian dari proses.
Hasilnya tak sia-sia. Pada hari pertama, dua medali berhasil diraih, satu emas dari Yusril Mahendra di kelas Sport Sambo Youth Putra -53kg dan satu perunggu lewat perjuangan Yamiatul Listana di kelas Sport Sambo Putri -50kg.
Dua keping medali hari pertama yang menjadi simbol dari daya juang dan solidaritas anak-anak Ranah Minang di tengah segala keterbatasan. Perjalanan darat dari Padang menuju Kudus sejatinya bukan pilihan ideal.
Baca juga: Indonesia Tuan Rumah Youth and Junior World Sambo Championship 2025, Minat Peserta Membludak
Namun, bagi pelatih tim Sambo Sumbar, Hendri Gusman Darma, itu adalah satu-satunya cara agar seluruh skuad bisa berangkat bersama. Dengan dana terbatas, Hendri memilih untuk tak mengeluh. Dia justru memutar cara pandang timnya.
“Kalau naik pesawat, mungkin hanya lima atau enam atlet yang bisa berangkat. Tapi lewat jalur darat, kami bisa bawa 20 atlet dan lima ofisial. Kami sewa dua mobil Hiace, dan berangkat bersama-sama,” tutur Hendri di media center PON Bela Diri Kudus 2025.

Tim Sambo Sumatera Barat berpose bersama setelah gelaran cabor sambo PON Bela Diri Kudus 2025. Foto/ponbeladiri
Alih-alih menjadikan perjalanan jauh ini sebagai beban, Hendri justru mengubahnya menjadi bagian dari strategi pembentukan mental. Dia memperkenalkan konsep sport tourism, sebuah gagasan untuk menjadikan perjalanan tanding juga sebagai kesempatan menikmati perjalanan.
“Kami tanamkan mindset bahwa kami bukan sekadar bertanding ke Kudus, tapi juga berwisata. Kami sempat singgah di Palembang, lalu mampir ke Jakarta melihat Monas. Jadi suasana hati para atlet tetap senang dan tidak tegang,” ujarnya.
Dengan cara itu, perjalanan darat yang panjang tak terasa melelahkan. Para atlet menikmati setiap momen dalam perjalanan. Secara tak langsung, kebersamaan itu memperkuat ikatan emosional saat akhirnya tiba di arena pertandingan.
Dari Wisata ke Medali

Yusril Mahendra, atlet sambo Sumatera Barat yang meraih medali emas PON Bela Diri Kusus 2025. Foto/ponbeladiri
Begitu tiba di Kudus, semua rasa lelah terbayar tuntas. Hingga hari terakhir cabor sambo dipertandingkan, Selasa (21/10), Sumatera Barat meraih tiga emas, satu perak, dan tiga perunggu.
“Dengan cara ini, mereka datang ke arena dengan hati senang, bukan tertekan. Kami buktikan bahwa semangat bisa mengalahkan keterbatasan,” katanya.
"Lewat jalur darat, kami bisa bawa 20 atlet dan lima ofisial. Kami sewa dua mobil Hiace, dan berangkat bersama-sama,” Pelatih Tim Sambo Sumbar, Hendri Gusman Darma.
Yusril Mahendra, sang penyumbang emas, menjadi bukti filosofi itu. Atlet muda ini tampil tanpa gentar, berjuang hingga akhir dan mengalahkan lawan-lawannya dengan strategi matang.
“Saya bangga bisa menyumbangkan emas untuk Sumbar. Latihan keras dan semangat pantang menyerah jadi kuncinya,” ujar Yusril dengan senyum bangga.
Baca juga: Ayo Gabung Jadi Reseller LUDUS Store, Caranya Mudah dan Komisinya Menarik
Bagi Yusril, emas ini bukan hanya soal prestasi pribadi, tapi juga bukti bahwa timnya bisa bersaing meski berangkat dengan segala keterbatasan.
Hendri menambahkan, capaian ini tak lepas dari kerja keras seluruh pihak. Dia mengapresiasi langkah cepat KONI Sumbar yang baru terbentuk namun langsung membantu pemberangkatan tim.
Dukungan tersebut, meskipun sederhana, menjadi motivasi tambahan bagi para atlet untuk tampil maksimal. Namun Hendri juga berharap, keberhasilan ini menjadi momentum untuk perubahan yang lebih besar.

Pelatih Hendri Gusman Darma sedang memberikan keterangan pers di media center PON Bela Diri Kudus 2025. Foto/ponbeladiri
Dia menginginkan perhatian lebih dari pemerintah daerah terhadap atlet berprestasi—tak hanya berupa ucapan selamat, tetapi juga peluang untuk melanjutkan karier setelah masa bertanding usai.
“Anak-anak ini luar biasa. Mereka berjuang dengan hati dan semangat tinggi. Saya berharap ada perhatian nyata bagi mereka, entah dalam bentuk beasiswa, pekerjaan, atau pembinaan berkelanjutan. Jangan sampai prestasi hanya jadi berita sehari," tuturnya. (*)
APA KAMU SUKA DENGAN ARTIKEL INI ?
MULAI BAGIKAN
Response (0)
Login untuk berkomentar
Silakan login untuk berkomentar pada artikel ini.
No comments yet. Be the first to comment!