
LUDUS – Langkah PT Liga Indonesia Baru (PT LIB) menambah kuota pemain asing hingga 11 pemain menuai pro dan kontra. Salah satunya Persija Jakarta yang kebingungan dengan regulasi baru ini.
PT LIB mengetok palu regulasi anyar musim depan sekaligus merombak identitas operator liga dan kompetisi tanah air. PT LIB berubah nama menjadi I-League, sedangkan nama Liga 1 diubah menjadi Super League terhitung mulai musim depan.
Keputusan ini tidak hanya berlaku pada kasta teratas, Liga 2 juga diubah namanya menjadi Championship. Namun, terdapat kompleksitas yang lebih rumit dari sekadar nama.
Wacana penambahan kuota pemain asing yang selama ini berhembus rupanya benar adanya. Usai Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) di Hotel Langham, Jakarta, Senin (7/7/2025), Direktur Umum PT LIB, Ferry Paulus mengumumkan kuota pemain asing ditambah dari yang semula delapan menjadi 11 pemain.

Direktur Utama PT LIB, Ferry Paulus menjelaskan alasan pihaknya menambah kuota pemain asing musim depan. Foto/PT Liga Indonesia Baru
Rinciannya, dari 11 pemain asing, maksimal delapan pemain asing boleh diturunkan dalam satu pertandingan. Adapun para pemain asing yang sudah bermain tersebut tidak boleh diganti dengan pemain asing lagi, melainkan harus diganti dengan pemain lokal di bangku cadangan.
“Jadi delapan yang main, di DSP 8, kemudian 11 yang didaftarkan. Delapan yang main di DSP, yang didaftarkan adalah 11,” tutur mantan Direktur Olahraga Persija Jakarta ini.
Ini artinya, kuota pemain asing di Liga 1 selalu ditambah dalam tiga tahun beruntun. Pada musim 2022-2023, regulasi pemain asing yang diterapkan adalah 3+1 (tiga bebas dan satu Asia).
Kemudian berubah menjadi 5+1 (lima bebas dan satu Asia) pada musim selanjutnya. Lalu pada musim 2024-2025, regulasi pemain asing kembali diubah menjadi delapan pemain, dengan enam orang yang boleh bermain dalam satu laga.
Baca juga: Bocoran Kompetisi Liga 1 Musim 2025-2026: Kuota Pemain Asing Ditambah, Liga 2 Pakai VAR
Ferry berharap regulasi pemain asing tersebut tidak bertambah di musim-musim selanjutnya. Meski begitu, regulasi yang telah ditetapkan bisa saja berubah mengingat tradisi sepak bola nasional kerap bergonta-ganti nama, format hingga regulasi.
“Intinya bahwa regulasi ini akan terus menjadi regulasi, mudah-mudahan terus tetap dan nggak bergeser lagi,” ujar Ferry.
“Intinya bahwa regulasi ini akan terus menjadi regulasi, mudah-mudahan terus tetap dan nggak bergeser lagi.” Direktur Umum PT LIB, Ferry Paulus.
Ferry lantas menjelaskan alasan di balik penambahan kuota pemain asing Super League musim depan. Sama dengan tahun-tahun sebelumnya, Ferry mengatakan bahwa perubahan regulasi tersebut dilakukan agar klub Indonesia bisa berbicara banyak di kompetisi Asia.
“Klub-klub merasa seperti tanda petik jadi nanggung gitu (jika hanya delapan pemain asing), bahwa kita sangat perlu untuk bisa juga bersaing di Asia. Ya, oleh karena itu pendaftarannya boleh 11,” tutur Ferry.
Meskipun berpotensi memicu kontroversi, Ferry menganggap penambahan kuota pemain asing tidak akan mendegradasi menit bermain para pemain lokal. Mengingat aturan pemain asing yang boleh bermain dalam satu laga tidak berbeda jauh dengan musim-musim sebelumnya.
Baca juga: Semarak Pesta Juara Persib Bandung, Bojan Hodak dan Erick Thohir Soroti Sikap Suporter
Selain itu, kuota 11 pemain asing bukan bersifat wajib atau mengikat. Kuota tersebut hanyalah batas maksimal jumlah pemain asing yang boleh didaftarkan klub.
“Tetapi kalau dilihat dari sisi keberadaan pemain lokal nantinya. Sepertinya sih enggak akan jadi berubah. Nah, toh selama ini yang main enam kemudian cadangannya dua, asing ganti asing juga (total delapan),” ujar Ferry.
Sikap Persija Jakarta

Pelatih Persija Jakarta, Mauricio Souza memberi keterangan kepada awak media setelah sesi latihan tim di Persija Training Ground, Bojongsari, Depok, Jawa Barat. Foto/Ilham Sigit Pratama/LUDUS.id
Penambahan kuota pemain asing seolah menjadi rutinitas operator liga sebelum musim kompetisi dimulai. LUDUS.id mencoba menemui pelatih Persija Jakarta, Mauricio Souza untuk meminta pendapat soal kontroversi tersebut.
Namun arsitek asal Brasil tersebut justru kebingungan. Souza mengaku tak tahu menahu niat operator liga mengubah regulasi kuota pemain asing.
“Saya tidak tahu. Apa sebenarnya niat liga? Apakah memang ingin membuat kompetisi lebih kuat? Jika iya, maka para pemain lokal bisa menghadapi lawan yang lebih tangguh, bermain bersama dan melawan pemain-pemain asing yang hebat,” katanya di Persija Training Ground, Bojongsari, Depok, Jawa Barat, Selasa (8/7/2025).
Souza menyebut banyaknya pemain asing di kompetisi bisa menjadi dilema. Sebab bisa saja klub-klub justru berlomba-lomba mendatangkan legiun asing sehingga kompetisi sehingga pemain lokal kehilangan kesempatan bermain.
“Mereka akan berlatih dan bertanding dengan pemain-pemain berkualitas tinggi. Tapi tentu kita juga harus berhati-hati agar liga ini tidak berubah menjadi ajang yang didominasi pemain asing saja,” tutur mantan pelatih Madura United itu.

Jordi Amat menjadi salah satu pemain yang didatangkan Persija Jakarta pada bursa transfer pramusim. Foto/Ilham Sigit Pratama/LUDUS.id
Terkait rencana musim depan, Souza tidak menyebut secara spesifik apakah tim asuhannya akan memenuhi kuota 11 pemain asing yang disediakan PT LIB. Namun satu hal yang pasti, Macan Kemayoran akan berupaya memiliki setidaknya delapan pemain asing untuk didaftarkan dalam daftar susunan pemain.
“Kami akan menyusun program agar bisa memainkan delapan pemain asing di lapangan. Tapi kami juga sedang membentuk skuad yang kuat. Kami tahu kualitas para pemain asing, tapi Persija juga punya pemain lokal yang sangat bagus,” ucap Souza.
Sejauh ini, Persija telah memiliki empat pemain asing, yakni Ryo Matsumura, Gustavo Almeida, penjaga gawang Carlos Eduardo, dan Van Basty Sousa yang baru didatangkan. Satu pemain anyar tim ibu kota adalah Jordi Amat. (*)
APA KAMU SUKA DENGAN ARTIKEL INI ?
MULAI BAGIKAN
Response (0)
John Doe
Login untuk berkomentar
Silakan login untuk berkomentar pada artikel ini.
No comments yet. Be the first to comment!