Sinergi KONI–Kemenpora 2025: Erick Thohir dan Marciano Norman Satukan Arah Baru Olahraga Indonesia

Akhmad Sef

Foto/Humas Kemenpora

LUDUS - Sinergi kerap lahir dari percakapan yang tenang di sebuah ruang pertemuan yang besar namun terasa akrab. Di rumah besar olahraga Indonesia, kantor KONI Pusat, hari Kamis (4/12/25) pagi, Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) RI Erick Thohir datang dengan satu premis sederhana: membangun kembali keselarasan langkah. Dari pertemuan itu, lahir harapan tentang arah baru pembinaan prestasi menuju event-event besar, termasuk SEA Games Thailand 2025.

Foto/KONI Pusat

Foto/KONI Pusat

Marciano Norman menyambut tamunya dengan hangat. Ucapannya selaras dengan gestur penghormatan seorang tuan rumah yang memahami pentingnya momen pertemuan itu. “Selamat datang Bapak Menpora RI beserta jajaran, ini merupakan suatu kehormatan bagi kami semua menerima Bapak dan jajarannya, kami menyampaikan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya,” ujar Marciano, sebelum menyampaikan penghormatan lain: terima kasih atas pencabutan Permenpora Nomor 14 Tahun 2024.

Foto/KONI Pusat

Foto/KONI Pusat

Ia menegaskan pencabutan regulasi itu bukan semata administratif, melainkan jawaban atas aspirasi dari 38 KONI Provinsi, KONI IKN, hingga 514 KONI Kabupaten/Kota. Tidak berjarak, tidak terlewat. “Atas nama keluarga besar KONI Pusat, saya mengucapkan terima kasih karena beberapa waktu lalu, Bapak Menpora RI mencabut Permenpora Nomor 14 Tahun 2024,” lanjutnya.

Dari podium yang sama, ia menegaskan loyalitas kepada pemerintah dan komitmen mewujudkan Asta Cita Presiden Prabowo Subianto di bidang olahraga. “Kami sangat menghormati bahwa Menpora ada di garda terdepan kebijakan olahraga yang dikeluarkan pemerintah, loyalitas KONI Pusat tidak perlu diragukan lagi,” tegasnya.

Foto/Dok.PON Bela Diri 2025

Foto/Dok.PON Bela Diri 2025

Marciano lalu memaparkan terobosan yang sedang digarap KONI Pusat: PON XXII/2028 NTT–NTB yang berpijak pada cabang olahraga Olimpiade; gelaran dua tahunan seperti PON Bela Diri/2025 di Kudus; PON Pantai 2026 di Jakarta; rencana PON Indoor; hingga PON Remaja 2027. Semua itu, katanya, bagian dari reposisi PON agar kembali kepada makna dasarnya. “Mengapa namanya Pekan Olahraga Nasional, karena PON ini yang memberikan peluang kontingen dibiayai APBD,” ujarnya.

Erick Thohir merespon paparan itu dengan nada serupa: sinergi bukan pilihan, tapi keharusan. Di hadapan media, ia memulai pernyataannya dengan gambaran besar tentang rumah bersama olahraga Indonesia.

BACA JUGA: Ketika Kemenpora, Kemendagri, dan Kemen UMKM Sepakat Mengelola 20 Stadion: Babak Baru Pembenahan Aset Olahraga

Foto/KONI Pusat

Foto/KONI Pusat

“Alhamdulillah di rumah besar olahraga nasional kita, di KONI, tadi kita berdiskusi bagaimana KONI dan pemerintah harus bersatu,” katanya. Tujuan akhirnya jelas: mempersiapkan olahraga Indonesia agar melaju dari PON ke SEA Games, dari SEA Games ke Asian Games, hingga ke Olimpiade. “Kita harus punya program yang sama, toh ujung-ujungnya apa yang kita lakukan ini bukan buat kita pribadi, tetapi untuk masyarakat olahraga Indonesia secara menyeluruh,” ujarnya.

Erick mengatakan kementeriannya sedang menyiapkan program bersama dengan KONI Pusat. Ia memuji terobosan Marciano dan menegaskan bahwa transformasi juga sedang dilakukan di Kemenpora. “Insya Allah tahun depan kita akan membuat sebuah program bersama demi kebaikan masyarakat olahraga, tentu kami mendukung apa yang dilakukan Pak Marciano dalam melakukan transformasi KONI selama ini, hal yang sama kami lakukan transformasi di Kemenpora,” ujarnya. “Terobosan yang dilakukan KONI Pusat luar biasa,” tambahnya.

Dalam kesempatan itu, Erick juga menjelaskan bahwa pihaknya tengah mendorong penyederhanaan 191 regulasi olahraga. Beban administratif yang selama ini kerap menghambat percepatan program ingin diringkas menjadi kebijakan yang lebih luwes.

SEA Games Thailand 2025 menjadi salah satu fokus pembicaraan. Erick mengajak keterlibatan aktif KONI Pusat. “Kita sedang fokus SEA Games, saya mohon dukungan juga untuk KONI Pusat bisa mengevaluasi dan meninjau, kami juga tentu akan meninjau, supaya nanti mulai kita membuat roadmap besar mengenai olahraga nasional,” ucapnya. Persoalan cabang olahraga pun disinggung, dengan pendekatan musyawarah dan mufakat untuk mencari solusi terbaik.

Foto/KONI Pusat

Foto/KONI Pusat

Di ujung pertemuan, Erick kembali menyentuh kata yang sejak awal menjadi benang merah: sinergitas. “Ekosistem olahraga nasional tidak mungkin berjalan hanya berdasarkan pendanaan pemerintah, karena itu sudah pasti tidak cukup, peran berbagai pihak seperti swasta dan lainnya memang harus berjalan bersamaan,” katanya.

Foto/Humas Kemenpora

Foto/Humas Kemenpora

Dari percakapan hangat itu, lahir gambaran masa depan tentang olahraga Indonesia: sebuah lanskap yang hanya dapat dibangun jika pemerintah, KONI, pelatih, atlet, dan sektor swasta memilih untuk berjalan dalam satu tarikan napas. Sinergi, dalam pertemuan itu, bukan jargon, melainkan janji yang dicatat bersama.

Silakan kunjungi LUDUS Store untuk mendapatkan berbagai perlengkapan olahraga beladiri berkualitas dari sejumlah brand ternama.

Anda juga bisa mengunjungi media sosial dan market place LUDUS Store di Shopee (Ludus Store), Tokopedia (Ludus Store), TikTok (ludusstoreofficial), dan Instagram (@ludusstoreofficial).

APA KAMU SUKA DENGAN ARTIKEL INI ?

MULAI BAGIKAN

Response (0)

Login untuk berkomentar

Silakan login untuk berkomentar pada artikel ini.

No comments yet. Be the first to comment!