
LUDUS – Max Holloway merusak momen perpisahan Dustin Poirier dalam laga utama UFC 318 di Smoothie King Center, New Orleans, Minggu (20/7/2025). Dalam lima ronde itu, Holloway mengalahkan Poirier lewat keputusan mutlak juri setelah pertarungan berlangsung ketat dan sarat emosional.
Laga ini bukan sekadar pertarungan biasa. Bagi Poirier, ini adalah "tarian terakhir" menutup karier panjangnya di oktagon UFC. Petarung berjuluk "The Diamond" itu sebelumnya menyatakan, duel melawan Holloway akan menjadi yang terakhir, tepat di kampung halamannya, Louisiana.
Sementara itu, bagi Holloway, ini adalah kesempatan langka untuk membalas dua kekalahan sebelumnya dari Poirier, sekaligus menjaga nama besarnya setelah kemenangan KO spektakuler atas Justin Gaethje di UFC 300.
Baca juga: Viral Video Arman Tsarukyan Tendang Pelatihnya hingga Keluar Oktagon
Sejak bel berbunyi di ronde pertama, pertarungan berlangsung intens. Keduanya saling menguji lewat kombinasi pukulan dan tendangan cepat. Holloway sempat menjatuhkan Poirier dengan jab akurat, tetapi veteran lightweight itu mampu bangkit dan kembali menekan.
Ronde demi ronde berjalan dramatis. Holloway tampil lebih agresif dan tajam di ronde kedua dan ketiga. Beberapa kali memojokkan Poirier dan mengalirkan kombinasi pukulan bertubi-tubi.

Max Holloway melontarkan pukulan ke arah kepala Dustin Poirier. Foto/Dok UFC.com
Poirier mencoba bertahan dan sempat membalik keadaan di akhir ronde ketiga dengan pukulan keras yang membuat Holloway terjatuh, namun tak cukup untuk mengakhiri laga lebih cepat.
Ronde keempat dan kelima semakin menguras energi dan emosi. Holloway tetap menjaga tempo tinggi, sementara Poirier mencoba mencuri momen dengan serangan balik cepat. Sayangnya, hingga akhir laga, tak ada penyelesaian KO maupun submission, dan pemenang ditentukan lewat angka.
Baca juga: Ilia Topuria Raja Baru UFC, Bikin KO Spektakuler Lawan Charles Oliveira
Juri akhirnya memutuskan kemenangan mutlak untuk Max Holloway. Keputusan ini disambut sorak-sorai publik New Orleans yang menyaksikan salah satu pertarungan paling emosional tahun ini.
Terhormat Jadi Lawan Terakhir Poirier

Dustin Poirier memeluk Max Holloway selepas pertarungan. Foto/Dok UFC.com
Holloway sebelum turun bertanding mengaku terhormat menjadi lawan terakhir Poirer yang berjuluk The Diamond.
"Saya merasa terhormat menjadi lawan terakhir bagi seorang legenda seperti Dustin Poirier," ujar Holloway sebelum pertarungan dimulai.
Bagi Poirier, meski mengakhiri karier dengan kekalahan, dia tetap mendapat penghormatan luar biasa dari fans dan rekan-rekannya.
Selama lebih dari satu dekade, Poirier tampil sebagai salah satu petarung paling respek dan konsisten di UFC, dengan kemenangan besar atas nama-nama seperti Conor McGregor, Justin Gaethje, dan Eddie Alvarez.
"Saya memulai segalanya dari Louisiana dan saya akhiri di sini juga. Ini adalah tempat di mana impian saya tumbuh dan saya bersyukur bisa menutup karier di depan keluarga dan penggemar saya," kata Poirier dengan mata berkaca-kaca.
Setelah kekalahannya dari Islam Makhachev di UFC 301 tahun lalu, Poirier memang sudah mengisyaratkan rencana pensiun. Namun keputusannya baru resmi diumumkan menjelang UFC 318.
"Saya merasa terhormat menjadi lawan terakhir bagi seorang legenda seperti Dustin Poirier," ujar Max Holloway, Petarung MMA.
Dia ingin menutup lembar kariernya dengan pertarungan bermakna, dan duel lawan Holloway dianggapnya sebagai penutup ideal. Kekalahan ini menjadikan rekor pertarungan Poirier vs Holloway menjadi 2-1, masih untuk keunggulan Poirier.
Namun kemenangan Holloway di UFC 318 menjadi pembuktian bahwa dirinya bukan hanya petarung featherweight hebat, melainkan kompetitor sejati di lightweight.
Holloway juga diperkirakan akan terus menjadi ancaman di divisi lightweight ke depan, terlebih setelah dua kemenangan gemilang atas Gaethje dan Poirier secara beruntun. Momentum ini bisa membuka peluang Holloway kembali ke perebutan gelar utama.
Sementara Poirier menutup buku perjalanannya dengan kepala tegak. Dia mungkin gagal menang di laga pamungkas, tapi warisan karier dan kontribusinya di UFC tak terbantahkan.
Sebagai salah satu ikon lightweight modern, Poirier bakal selalu dikenang sebagai petarung yang tak pernah mundur, apa pun hasilnya. (*)
APA KAMU SUKA DENGAN ARTIKEL INI ?
MULAI BAGIKAN
Response (0)
John Doe
Login untuk berkomentar
Silakan login untuk berkomentar pada artikel ini.
No comments yet. Be the first to comment!