Israellah Saweho, Pesona Pewaris Darah Saweho di Ring Tinju

Gerry Putra

Israellah jadi harapan munculnya petinju putri Indonesia. Foto/Israellah Saweho

LUDUS – Mengeliatnya kembali olahraga tinju di tanah air, menghadirkan satu nama yang mencuri perhatian, Israellah Athena Bonita Saweho. Petinju muda asal Manado, Sulawesi Utara ini menjadi harapan baru bagi generasi petinju putri.

Di usianya yang masih muda, perjalanan Israellah dalam dunia tinju sudah terbilang panjang dan penuh tantangan. Kemunculan petinju yang akrab disapa Ella itu juga menjadi regenerasi tinju perempuan di Indonesia.

Israellah tidak asing dengan dunia olahraga sejak kecil. Ayahnya adalah seorang atlet tinju yang terkenal di Indonesia, Bonyx Saweho.

Baca juga: Hisar Mawan Siap Taklukkan Ring Tarkam Part 3, Bertekad Rebut Sabuk WBC Asia Silver

Sementara sang ibu merupakan mantan pesilat. Kombinasi darah olahraga inilah yang sejak dini mengarahkan langkah Israellah menuju ring tinju.

“Ayah saya atlet tinju juga, jadi saya kenal tinju dari umur enam tahun,” ungkapnya. Ketertarikan itu bukan sekadar ikut-ikutan.

Israellah jadi harapan munculnya petinju putri Indonesia. Foto/Israellah Saweho

Israellah jadi harapan munculnya petinju putri Indonesia. Foto/Israellah Saweho

Motivasi dari orang tua membuatnya mantap memilih jalur ini sebagai cita-cita. Meski ibunya berasal dari dunia pencak silat, Israellah lebih tertarik dengan kerasnya olahraga tinju.

“Mungkin karena lebih menantang. Darahnya lebih ke tinju,” tuturnya sambil tersenyum. Tak mengherankan jika Ella memilih tinju.

Baca juga: PERBATI Resmi Jadi Anggota World Boxing, Rumah Baru bagi Atlet Tinju Indonesia Menuju Pentas Dunia

Sang ayah, Bonyx Saweho merupakan petinju Indonesia yang berhasil menembus Olimpiade pada 2004 di Athena. Sampai tulisan ini dibuat, Bonyx merupakan petinju terakhir Indonesia yang berlaga di Olimpiade.

Prestasi Bonxy yang berhasil menembus Olimpiade menjadi abadi di Israellah. Nama Athena melekat, tanda kebanggaan dan prestasi yang ayah di dunia tinju internasional. Sembari menjadi penyemangat Ella ketika berada di ring.

Ella memulai debut tinjunya pada tahun 2011 melalui pertandingan ekshibisi di tingkat daerah. Lawannya kala itu berasal dari sasana berbeda di lingkup lokal.

Rasa gugup menghantuinya karena momen itu merupakan yang pertama baginya. Namun rasa gugup itu tak membuatnya gentar.

“Mungkin karena lebih menantang. Darahnya lebih ke tinju.” Israellah Athena Bonita Saweho, Petinju Putri Indonesia.

Perlahan tapi pasti, Israellah terus menunjukkan perkembangan. Puncaknya, pada tahun 2022 ia berhasil menyabet gelar juara Kejuaraan Nasional (Kejurnas) sekaligus dinobatkan sebagai petinju terbaik dalam ajang tersebut.

Kemenangan itu membawanya masuk ke Pelatnas dan membuka peluang tampil di ajang internasional mewakili Indonesia. “Kemarin juara Kejurnas 2022, sekaligus petinju terbaik,” ucapnya bangga.

Tantangan Jadi Petinju Perempuan

Israellah berpose saat preskon UFL di Kantor NOC Indonesia, Jakarta. Foto/Gerry Putra/Ludus.id

Israellah berpose saat preskon UFL di Kantor NOC Indonesia, Jakarta. Foto/Gerry Putra/Ludus.id

Meskipun tampil percaya diri di atas ring, Israellah tak menampik adanya tekanan tersendiri sebagai petinju perempuan. Dia merasa tantangannya datang dari keluarga, sebagai pewaris 'darah' tinju Bonyx Saweho.

"Karena papa atlet yang sudah berprestasi, jadi saya harus lebih dari papa,” ungkapnya jujur. Ekspektasi tinggi itu jadi pemacu, bukan beban.

Dia menyadari bahwa menjadi petinju perempuan bukan perkara mudah. Terlebih, olahraga ini masih sering dipandang identik dengan laki-laki.

Dara Manado ini tak memiliki rasa takut Ketika berada di ring. Dia tak ragu melayangkah tinju ke lawannya.

Namun hanya satu yang kerap datang ke dirinya sebagai petinju perempuan. "Takut tidak, tapi kadang gugup," ucapnya.

Perbati dan Asa Menuju Internasional

Israellah Saweho dalam suatu pertandingan tinju amatir. Foto/Dok/Bonyx Saweho

Israellah Saweho dalam suatu pertandingan tinju amatir. Foto/Dok/Bonyx Saweho

Ella, sebagai petinju muda, mengikuti berbagai macan kejuaraan tinju. Kini kejuaraan tinju pun sudah marak, terlebih hadirnya Perbati (Persatuan Tinju Amatir Indonesia) yang diakui World Boxing.

Kehadiran turnamen-turnamen seperti yang digagas Perbati jadi angin segar bagi Israellah. Dia menilai kesempatan tryout sangat penting untuk meningkatkan jam terbang petinju Indonesia.

Terbaru, Perbati menggelar Undergound Fighting League (UFL) hasil kolaborasi Perbati dengan SENS Entertainment, selaku promotor. Bagi Ella, turnamen seperti inilah yang membantu para petinju untuk berkembang.

Terlebih, Namanya masuk dalam petinju yang akan berlaga di U22 Asian Boxing yang digelar di Thailand, Agustus 2025. Ini menjadi kesempatan besar bagi petinju-petinju Indonesia untuk bisa mentas di level internasional.

Ketum Perbati, Ray Zulham mengatakan bahwa ada lima petinju dari turnamen UFL yang dikirim ke U22 Asian Boxing. Bagi Perbati, UFL ini juga menjadi ajang seleksi petinju menuju SEA Games 2025, Desember nanti. “Ya, (petinju) putra-putri. Termasuk Israellah," ucap Ray Zulham.

Jadi dimulai dari U22. Lalu Desember nanti ada SEA Games, tahun depan ada Asian Games dan berikutnya Olimpiade. Makanya kita sudah ada beberapa atlet, tetapi kami masih mencari kemungkinan atlet-atlet lain untuk join," tambah Ray.

Hal tersebut disambut baik Ella. Dia menilai adanya turnamen seperti UFL ini menjadi ajang pemantapan diri untuk bisa bersaing di level internasional. “Turnamen seperti ini sangat membantu kami para atlet. Kami perlu banyak tryout agar siap tanding,” katanya.

Ella juga berharap, lewat struktur yang lebih baik pasca kehadiran Perbati, petinju Indonesia bisa kembali berlaga di ajang internasional. Apalagi setelah Indonesia kembali diakui dunia tinju dunia setelah kehadiran Perbati, tentu hasrat petinju muda Tanah Air untuk unjuk gigi semakin tinggi.

Israellah juga melihat adanya kebangkitan semangat dalam olahraga tinju nasional. Dia menyebut, sejak kehadiran Perbati, tinju Indonesia mulai mendapatkan kembali tempatnya.

“Sekarang karena sudah ada Perbati, tinju Indonesia semakin membaik. Dan karena banyak atlet muda juga, sisi hiburannya makin terasa,” ucapnya antusias.

Harapan Masa Depan

Mengenai masa depannya di dunia tinju, Israellah masih membuka banyak opsi. Menjadi atlet profesional tentu salah satu targetnya. Namun dia juga berharap ada perhatian lebih dari pemerintah terkait kesejahteraan atlet.

“Mudah-mudahan pemerintah bisa lebih memperhatikan. Karena tidak selamanya bisa tinju. Harapannya, tinju ini bisa memberikan masa depan,” ujarnya.

Israellah Athena Bonita Saweho bukan sekadar petinju muda. Dia adalah representasi semangat baru tinju perempuan Indonesia.

Dengan bekal prestasi dan komitmen kuat, bukan mustahil suatu hari nanti namanya akan berkibar di kancah dunia, mengharumkan nama Indonesia dari atas ring. (*)

APA KAMU SUKA DENGAN ARTIKEL INI ?

MULAI BAGIKAN

Response (0)

John Doe

Login untuk berkomentar

Silakan login untuk berkomentar pada artikel ini.

No comments yet. Be the first to comment!