Janice Tjen Lawan Raducanu, dari Inspirasi Jadi Kenyataan

Gerry Putra

Pertemuan Janice Tjen dengan Emma Raducanu di babak kedua US Open 2025 menjadi kisah menarik tersendiri. Foto/us open

LUDUS – Pertemuan Janice Tjen dengan Emma Raducanu di babak kedua US Open 2025 menjadi kisah menarik tersendiri. Bagi Janice, Raducanu bukan hanya lawan tangguh, tetapi juga sosok inspirasi yang mendorongnya berani bermimpi menembus panggung Grand Slam.

Kini, petenis muda Indonesia itu merasa bangga bisa membawa bendera Merah Putih ke salah satu ajang tenis terbesar dunia. Petenis berusia 23 tahun itu mengawali langkahnya di Flushing Meadows dengan penuh percaya diri.

Setelah melalui tiga laga kualifikasi tanpa kehilangan satu set pun, Janice membuktikan kapasitasnya di babak utama. Pada pertandingan perdana, ia sukses menyingkirkan unggulan ke-24, Veronika Kudermetova, lewat duel tiga set yang ketat yakni 6-4, 4-6, 6-4.

Baca juga: Tampil di US Open 2025, Janice Tjen Jawaban Penantian Panjang Tenis Indonesia

Hasil itu bukan hanya kemenangan pribadi, melainkan juga pencapaian bersejarah. Janice menjadi petenis tunggal putri Indonesia pertama yang tampil di babak utama US Open sejak era Angelique Widjaja pada 2004. Momen itu membuatnya emosional.

“Saya masih belum bisa memproses emosi setelah pertandingan, tapi saya sangat senang. Rasanya bangga bisa melangkah sejauh ini untuk negara saya,” ujarnya dalam jumpa pers yang disiarkan kanal US Open, Senin 25 Agustus 2025.

Terinspirasi Emma Raducanu

Petenis Inggris Emma Raducanu, Foto/ubitennis

Petenis Inggris Emma Raducanu, Foto/ubitennis

Pada babak kedua yang digelar 28 Agustus 2025, Janice akan berhadapan dengan nama besar, yakni Emma Raducanu. Petenis Inggris itu menorehkan sejarah pada 2021 saat menjadi juara US Open melalui jalur kualifikasi. Bagi Janice, kisah Raducanu adalah motivasi yang nyata.

“Waktu Emma menang, saya sedang di universitas dan sedang cedera. Saat itu saya hanya bisa menonton, dan melihat dia bisa melakukan hal besar seperti itu benar-benar menginspirasi saya. Membuat saya juga ingin mencoba hal yang sama,” kata Janice.

Mengetahui akan bertemu Raducanu, dia begitu antusias. Baginya, kesempatan itu bukan hanya soal pertandingan, melainkan juga panggung untuk menunjukkan kemampuan di hadapan dunia.

“Pertama saya pikirkan, ini bisa jadi ditonton lebih banyak orang. Dia sangat terkenal, dan saya bersemangat menghadapi momen ini,” ujarnya.

Baca juga: Petenis Muda Indonesia Janice Tjen Borong Gelar ITF di Taipei

Raducanu melaju ke babak kedua setelah menundukkan Ena Shibahara dengan skor 6-1, 6-2 hanya dalam 62 menit. Pertemuan keduanya pada Rabu (27/8) diprediksi akan menarik perhatian besar, bukan hanya karena Raducanu adalah mantan juara, tetapi juga karena Janice mewakili harapan baru tenis Indonesia.

Bangga Jadi Wakil Indonesia

Pertemuan Janice Tjen dengan Emma Raducanu di babak kedua US Open 2025 menjadi kisah menarik tersendiri. Foto/us open

Pertemuan Janice Tjen dengan Emma Raducanu di babak kedua US Open 2025 menjadi kisah menarik tersendiri. Foto/us open

Bagi Janice, melangkah ke US Open bukan semata pencapaian pribadi. Dia menyadari dirinya saat ini menjadi representasi Indonesia di level tertinggi tenis dunia.

“Ini sangat berarti. Saya merasa bangga bisa melakukannya untuk negara saya. Semoga penampilan saya bisa menginspirasi anak-anak di Indonesia untuk percaya bahwa mereka juga bisa berada di sini,” ujarnya.

Meski saat ini namanya baru mencuat di pentas Grand Slam, perjalanan Janice penuh tantangan. Dia pernah meragukan langkahnya sebagai petenis profesional saat berkuliah di Pepperdine University, California.

Kala itu, jurusan Sosiologi yang dia ambil sempat membuatnya berpikir untuk fokus ke jalur akademik. Namun, dukungan orang tua dan dorongan dari pelatih di kampus membuatnya yakin mencoba jalur profesional.

Baca juga: Ayo Gabung Jadi Reseller LUDUS Store, Caranya Mudah dan Komisinya Menarik

“Waktu di kampus saya sempat bertanya pada diri sendiri, apakah saya benar-benar ingin terus bermain tenis. Tapi pelatih saya menyarankan untuk mencoba setidaknya dua tahun, dan saya percaya pada mereka. Sekarang saya berada di sini,” kenangnya.

Janice mulai mengenal tenis sejak kecil bersama sahabatnya, Priska Madelyn Nugroho, yang kini juga aktif di tur ITF. Keduanya kerap berlatih bersama dan bahkan sempat berpasangan dalam turnamen ITF di Tiongkok.

Mulai dari runner-up di ITF W15 Maanshan hingga meraih gelar juara di ITF W35 Luzhou, kerja sama mereka menjadi salah satu fondasi perjalanan Janice di tenis profesional.

Selain Priska, Janice juga mendapat dukungan dari Aldila Sutjiadi, petenis ganda Indonesia yang lebih dulu menembus tur WTA. Ia menyebut Aldila sebagai sosok kakak yang selalu memberi arahan.

“Aldila sangat peduli, menuntun saya, memberi tahu apa yang harus dilakukan. Dia juga salah satu orang yang meyakinkan saya untuk mencoba jalur profesional,” Janice Tjen, Petenis Putri Indonesia.

“Aldila sangat peduli, menuntun saya, memberi tahu apa yang harus dilakukan. Dia juga salah satu orang yang meyakinkan saya untuk mencoba jalur profesional,” kata Janice.

Kini, saat panggung babak kedua menantinya, Janice membawa lebih dari sekadar raket dan strategi. Petensi asal Jakarta ini membawa kisah perjuangan, inspirasi dari Raducanu, dan kebanggaan sebagai putri Indonesia yang ingin membuktikan diri di panggung dunia.

Pertemuan Janice Tjen dan Emma Raducanu di US Open bukan hanya laga dua generasi petenis dengan cerita berbeda, tetapi juga pertemuan antara mimpi dengan inspirasi yang menjadi jalan Jenice Tjen saat ini. (*)

Silakan kunjungi LUDUS Store untuk mendapatkan berbagai perlengkapan olahraga bela diri berkualitas dari sejumlah brand ternama.

Anda juga bisa mengunjungi media sosial dan market place LUDUS Store di Shopee (Ludus Store), Tokopedia (Ludus Store), TikTok (ludusstoreofficial), dan Instagram (@ludusstoreofficial).

APA KAMU SUKA DENGAN ARTIKEL INI ?

MULAI BAGIKAN

Response (0)

John Doe

Login untuk berkomentar

Silakan login untuk berkomentar pada artikel ini.

No comments yet. Be the first to comment!