Kisah Pesilat Papua Barat Steivy Maleke, Tempuh Perjalanan Panjang Menuju Kudus Ikuti PON Bela Diri
Gerry Putra


LUDUS – Kisah Steivy Maleke, atlet pencak silat Papua Barat menuju Kudus, Jawa Tengah, untuk mengikuti PON Bela Diri 2025, penuh perjuangan yang tak mudah. Bukan sekadar menghadapi lawan-lawan tangguh, juga harus menempuh perjalanan panjang dari kampung halamannya di Manokwari.
Steivy Maleke tahu sejak awal bahwa jalan menuju Kudus tidak akan mudah. Perjalanan dia dari ujung timur Indonesia itu menjadi gambaran nyata tentang tekad yang besar dan kecintaannya terhadap pencak silat.
Steive Maleke harus dua kali transit, di Sorong dan Makassar, sebelum akhirnya mendarat di Semarang. Dari sana, dia bersama kontingen Papua Barat masih harus menempuh perjalanan darat menuju Kudus.
Baca juga: Berlatih dari Pagi hingga Malam, Butsania Okta Yusnita Raih Emas Pencak Silat PON Bela Diri
“Kalau perjalanan tidak ada kendala. Paling memang waktunya saja yang lama karena kami berangkat pagi dan tibanya malam,” ujar Steivy ditemui di Djarum Arena, Kudus, seolah perjalanan melelahkan itu tak pernah menjadi beban.
Bagi Steivy, perjalanan jauh itu bukan sekadar perpindahan tempat, tetapi perjalanan batin. Lolos ke PON Bela Diri Kudus 2025 sudah menjadi kebanggaan tersendiri bagi pesilat yang lahir dan besar di tanah Papua Barat itu.

Steivy Malake saat bertanding di PON Bela Diri Kudus 2025. Foto/Dok/Ponbeladiri
“Bahagia sekali dan bangga juga ke diri sendiri, bangga juga ke teman-teman, karena semuanya bisa bertahan hingga sejauh ini,” ucap Steivy yang turun di nomor Tanding Kelas C (+55 s/d 60Kg) Female.
Di balik rasa lelah, tersimpan rasa syukur mendalam. Baginya, PON bukan hanya tentang medali, tetapi tentang kesempatan mewakili tanah kelahiran. “Kami juga di sana melalui seleksi, sama seperti yang lain. Jadi sampai di sini saja sudah bangga sekali,” tambahnya.
Gairah Pencak Silat di Papua Barat

Steivy Maleke sedang berhadapan dengan lawannya di PON Bela Diri Kudus 2025. Foto/Dok/ponbeladiri
Nama Papua Barat mungkin belum sering terdengar dalam peta pencak silat nasional, namun geliatnya terus terasa. Dalam beberapa tahun terakhir, semakin banyak pesilat muda yang muncul dari Papua Barat.
Steivy menyebut, semangat para atlet di tanah kelahirannya sangat tinggi, meskipun fasilitas belum sepenuhnya merata. “Kalau untuk Papua Barat, pencak silatnya berkembang. Banyak atlet-atlet muda yang bermunculan dan ikut kejuaraan nasional,” katanya.
Meski demikian, dia tidak menutup mata terhadap tantangan yang masih ada. “Di provinsi sudah maju, tapi di bagian kabupaten-kabupaten masih kurang,” ujarnya.
Hal itu menggambarkan realitas Papua Barat yang tengah berproses—daerah yang luas, dengan semangat olahraga yang membara, tapi masih perlu dukungan lebih untuk membangun infrastruktur dan pembinaan atlet.
Berawal untuk Melindungi Diri

Steivy Maleke sedang berhadapan dengan lawannya di PON Bela Diri Kudus 2025. Foto/Dok/ponbeladiri
Steivy cinta pada pencak silat, berawal dari niat sederhana, ingin bisa melindungi diri. Sebagai perempuan, dia merasa penting memiliki kemampuan bela diri.
“Pertama sih untuk pegangan diri sendiri. Apalagi kami perempuan, kami harus bisa bela diri. Setidaknya untuk melindungi diri dari kejadian yang tidak kami inginkan di luar,” ujar gadis kelahiran Kiruru 26 Mei 2003.
Dari niat itu, dia mulai berlatih sejak sekitar sepuluh tahun lalu. Awalnya hanya ikut kejuaraan tingkat sekolah, kemudian naik ke ajang O2SN, lalu berlanjut hingga Pra-PON. Langkah demi langkah dijalani dengan konsisten hingga akhirnya mengenakan seragam Papua Barat di ajang sebesar PON.
“Kalau untuk Papua Barat, pencak silatnya berkembang. Banyak atlet-atlet muda yang bermunculan dan ikut kejuaraan nasional,” Steivy Maleke, Atlet Pencak Silat Papua Barat.
Menariknya, Steivy bukan berasal dari keluarga atlet. Dia adalah yang pertama di keluarganya yang menekuni dunia olahraga, khususnya pencak silat. “Tidak ada, saya yang pertama,” katanya tersenyum kecil.
Kini, pencak silat bukan sekadar kegiatan atau hobi, tetapi sudah menjadi bagian dari jati dirinya. Pada setiap pertandingan, dia membawa semangat keluarga dan daerahnya.
Baca juga: Ini Perlengkapan Wajib Atlet Pencak Silat, Cegah Cedera saat Bertanding
Meskipun langkahnya di Kudus harus terhenti lebih awal, Steivy tidak menunjukkan rasa kecewa. Sebaliknya, dia menganggap pengalaman ini sebagai batu loncatan untuk masa depan yang lebih baik.
“Itu sudah sangat bersyukur. Sebab Papua Barat belum ada yang dapat emas di pencak silat,” ucapnya.
Keikutsertaannya di PON Bela Diri Kudus 2025 menjadi bukti bahwa Papua Barat tidak kekurangan talenta, tetapi yang dibutuhkan hanyalah kesempatan dan dukungan. (*)

Silakan kunjungi LUDUS Store untuk mendapatkan berbagai perlengkapan pencak silat dan olahraga bela diri berkualitas dari sejumlah brand ternama. Dapatkan harga lebih murah, transaksi yang aman, dan pengiriman cepat.
Anda juga bisa mengunjungi media sosial dan market place LUDUS Store di Shopee (Ludus Store), Tokopedia (Ludus Store), TikTok (ludusstoreofficial), dan Instagram (@ludusstoreofficial).
APA KAMU SUKA DENGAN ARTIKEL INI ?
MULAI BAGIKAN
Response (0)
Login untuk berkomentar
Silakan login untuk berkomentar pada artikel ini.
No comments yet. Be the first to comment!





