Minta Dukungan Kemenpora, Susyana dan Mukhlis: Pelatnas Wushu Tak Boleh Terputus

Ludus01

LUDUS - Suasana kedatangan Timnas Wushu Indonesia di Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Rabu (10/9/2025), terasa berbeda. Senyum kemenangan memang tersungging: dari Brasil, para atlet baru saja pulang dengan torehan satu emas, dua perak, dan tiga perunggu. Namun di balik medali yang berkilau itu, terbit sebuah keresahan yang tak kalah berat: masa depan pelatnas wushu yang terancam putus di tengah jalan.

BACA JUGA: Kejuaraan Dunia Wushu 2025 Brasil: Indonesia Raih 1 Emas lewat Seraf Naro Siregar, Ditambah 2 Perak dan 3 Perunggu

Foto/Istimewa

Foto/Istimewa

“Program pelatnas memang tidak boleh putus seperti yang disebutkan Pak Ngatino,” ucap Susyana Tjan, pelatih wushu nomor taolu, kepada wartawan yang menunggunya di terminal kedatangan. Kalimatnya terdengar tegas, namun menyimpan kegelisahan. “Kalau sampai pelatnas berhenti, sudah pasti akan mengganggu program pembinaan jangka panjang yang telah disusun dan berdampak terhadap kondisi fisik serta penampilan atlet. Makanya, kita butuh dukungan dari pemerintah.”

Di sampingnya, Mukhlis, pelatih wushu nomor sanda, mengangguk setuju. “Ya, pelatnas memang harus terus berjalan dan tidak boleh terputus dalam menghadapi persaingan ketat di ajang internasional. Kita bisa tertinggal kalau sampai terputus karena negara-negara lain seperti China, Irak, Singapura, dan Vietnam yang terus menjalankan program pelatnas tanpa henti. Makanya, kita berharap dukungan penuh dari Kemenpora.”

Keberhasilan di Kejuaraan Dunia Wushu Brasil 2025 memang membanggakan. Tapi Susyana dan Mukhlis tahu, prestasi semacam itu bukan hanya hasil dari talenta alami atau kerja keras semusim. Ia lahir dari kerja panjang, latihan berjenjang, disiplin harian, dan kesinambungan program. Itulah yang mereka khawatirkan: kesinambungan yang mulai goyah sejak 2024.

“Sejak tahun 2024, pelatnas sempat terhenti terkait adanya efisiensi anggaran yang dilakukan Kemenpora. Saat itu hanya bisa dilaksanakan dua bulan saja,” ujar Susyana. Efisiensi itu kemudian berimbas panjang. Pelatnas untuk SEA Games Thailand 2025 yang semula direncanakan Januari, baru terlaksana pada Mei. Rencana Training Camp (TC) di China pun mundur dari Juni ke Oktober.

Bagi olahraga yang mengandalkan detail teknik, kecepatan, dan konsistensi tubuh seperti wushu, jeda semacam itu adalah kemunduran. Fisik atlet merosot, mental bertanya-tanya, dan lawan-lawan regional maupun dunia tak menunggu Indonesia mengejar.

BACA JUGA: Usai Torehkan 1 Emas, 2 Perak, 3 Perunggu di Kejuaraan Dunia, Timnas Wushu Langsung Fokus ke SEA Games 2025

Foto/Istimewa

Foto/Istimewa

Sekretaris Jenderal PB Wushu Indonesia, Ngatino, sudah lebih dulu mengingatkan: menjaga pelatnas tetap berkesinambungan adalah pekerjaan rumah yang besar, baik bagi federasi maupun pemerintah. “Jangan dibina hanya saat demi saat tetapi harus berkesinambungan, karena negara-negara lain juga begitu,” ujarnya.

Ngatino mengingatkan, dasar hukum sebenarnya sudah ada. Undang-undang dan peraturan pemerintah menegaskan pentingnya prestasi olahraga dijaga melalui pembinaan berkelanjutan. Tapi di lapangan, logika anggaran seringkali memutus jalur yang seharusnya mulus. “Kalau kita tidak mempersiapkan terus-menerus, kita akan selalu ketinggalan. Kita paham kalau pelatnas terputus-putus, itu bisa berdampak terhadap penurunan prestasi.”

Foto/Istimewa

Foto/Istimewa

Maka, di balik medali yang dibawa pulang dari Brasil, terselip pesan mendesak yang ingin mereka titipkan pada Kementerian Pemuda dan Olahraga: jangan biarkan pelatnas wushu kembali terhenti. Tidak hanya demi nama baik Indonesia di podium, tetapi juga demi menjaga nyala api pembinaan yang sudah bertahun-tahun ditanam.

“Pelatnas itu bukan sekadar persiapan satu turnamen,” kata Susyana. “Ia adalah napas panjang yang menentukan apakah kita masih mampu bersaing, atau sekadar jadi penonton ketika negara lain berlari meninggalkan kita.”

Dari wajah para pelatih dan atlet yang baru pulang itu, kita bisa menangkap ironi: kebanggaan dan kekhawatiran berjalan beriringan. Sebuah tanda bahwa prestasi olahraga bukan hanya soal medali yang dibawa pulang, tetapi juga soal keberanian negara menjaga janji kepada para pejuangnya di arena. (**)

Silakan kunjungi LUDUS Store untuk mendapatkan berbagai perlengkapan olahraga beladiri berkualitas dari sejumlah brand ternama.

Anda juga bisa mengunjungi media sosial dan market place LUDUS Store di Shopee (Ludus Store), Tokopedia (Ludus Store), TikTok (ludusstoreofficial), dan Instagram (@ludusstoreofficial).

APA KAMU SUKA DENGAN ARTIKEL INI ?

MULAI BAGIKAN

Response (0)

Login untuk berkomentar

Silakan login untuk berkomentar pada artikel ini.

No comments yet. Be the first to comment!