“Saya Akan Memelihara Mimpi, Hingga Puncak Tertinggi, Mimpi Dari Ujung Timur, Untuk Merah Putih”

1
0

Aspar Jaelolo. Ia, kemudian akhirnya banyak dibicarakan orang dalam pekan ini. Sejak sabtu pekan lalu, sejak ia berhasil menciptakan sejarah buat dirinya, juga buat Indonesia. Ia, telah meraih medali emas, sekaligus menorehkan namanya dalam sejarah panjat tebing dunia, dengan predikat juara dunia, yang ia hasilkan setelah mengalahkan rekan senegaranya Kiromal Katibin. Kejuaraan Dunia Panjat Tebing atau International Federation Sport Climbing (IFSC) Climbing World Cup Jakarta 2022 untuk disiplin speed putra yang digelar di kawasan SCBD Jakarta, menjadi miliknya.

Aspar berhasil menyelesaikan persaingan ketatnya dengan waktu yang dicatat adalah 5,39 detik atau unggul 0,36 detik atas Katibin, yang sebelumnya memegang rekor tercepat di nomor speed putra. Kemenangan dari sebuah proses perjalanan panjang setelah didera cedera tendon fleksor pada jari tengah yang dialami. Cedera ini yang membuatnya gagal tampil di Olimpiade Tokyo 2020.

Setelah pulih, kini, ia bagaikan ‘Singa yang bangun dari tidur panjangnya’. Spiderman keluar dari persembunyiannya!

Aspar lahir pada tanggal 24 Januari 1988. Sekarang, usianya tak muda lagi. 34 tahun. Tapi ia punya semangat serta tekad. Itu tak akan berubah sejak dulu: gigih dan tekun berlatih. Buat Aspar, kesuksesan dapat diperoleh melalui proses perjuangan. Dari proses yang dilalui nantinya bakal menghasilkan sesuatu yang diharapkan. Termasuk Aspar Jaelolo akhirnya berhasil membuat lagu Indonesia Raya berkumandang, hal yang sangat membanggakan dirinya.

Aspar berasal daril Kabupaten Donggala, Sulawesi Tengah, jaraknya sekitar 69,5 Km dari pusat kota Palu. Kecintaan terhadap olahraga panjat tebing sudah mulai tumbuh sejak dirinya kuliah dan mengikuti kegiatan kegiatan mahasiswa (UKM) Mahasiswa Pecinta Alam (MAPALA) KUMTAPALA.

Dan dari Donggala, Aspar terus memelihara mimpinya hingga kini. Ia tak akan pernah memadamkan mimpinya hingga ia nanti bisa mewujudkannya pada saat usianya 36 tahun.

Tak ada kata yang yang tak mungkin!

Foto: Wahyu Purwadi/ludus.id

Foto: Wahyu Purwadi/ludus.id

“Saya akan terus memelihara mimpi ini, saya akan kembali untuk Paris 2024. Olimpiade itu target utama sebelum pensiun. Saya mau berada di puncak tertinggi prestasi di Olimpiade, medali emas Olimpiade, itu harapanku, mimpi dari ujung timur”

APA KAMU SUKA DENGAN ARTIKEL INI ?

MULAI BAGIKAN

Response (0)

John Doe

Login untuk berkomentar

Silakan login untuk berkomentar pada artikel ini.

No comments yet. Be the first to comment!