“Tak Ingat Lagi Bagaimana Rasanya Berjalan dan Berlari. Saya Harus Kibarkan Merah Putih”


“Saya tidak bisa mengingat rasanya bisa berjalan dan berlari pada saat itu. Dari kecil, saya sudah menjadi seorang atlet, jadi waktu berlalu dan saya mensyukuri apa yg Tuhan berikan kepada saya. Saya tidak bisa mengubah takdir yang sudah Tuhan berikan kepada saya, tapi saya bisa mengubah nasib saya untuk hidup lebih baik dan berguna untuk keluarga bahkan untuk bangsa dan negara. Yang saya ingat terus adalah bagaimana saya bisa kibarkan merah putih karena prestasi saya”.
Ni Nengah Widiasih. Atau Widya Angel. Panggilan keluarganya. Yang diberikan oleh buyutnya. Karena, ia satu-satunya perempuan dalam keluarganya dan dianggap membawa berkah. Ia dimanja. Tapi ia diajarkan mandiri. Karena pada saat usia tiga tahun, ia diserang polio, dan menyebabkan lumpuh total. Tak seperti gadis kecil yang bisa berlari kesana kemari. Widya atau Widi, tak bisa kemana-mana.
Cerita pun bergulir. Tentang seorang gadis kecil cantik, yang ceria, yang ingin mengubah keadaannya menjadi berarti dalam hidupnya. Ia pun berlatih angkat besi, seperti kakaknya yang lebih dahulu berlatih para powerlifting. Ketekunan dan kerja keras, sudah ia buktikan dengan prestasi emasnya pada saat usia 14 tahun, saat tampil di kelas 40 kg Para Games Pelajar Nasional 2006. Dari sinilah kehidupan Widi berubah, kemudian menyadari bahwa inilah hidup yang sesungguhnya, hingga akhirnya banyak prestasi, termasuk sebagai peraih medali pertama untuk kontingen Indonesia di Paralympic Games Tokyo 2020.
Tahun ini, Widi, yang pada 12 Desember nanti genap berusia 30 tahun, akan terus membuktikan prestasinya dengan tampil di Asean Para Games 2022, yang akan digelar akhir bulan ini di Solo, sambil membawa mimpinya untuk bisa berprestasi di Paralympic Games Paris 2024.
“Jika saya bisa mengetahui masa depan, saya tampil di Paralympic Games Paris 2024, saya bisa membuat lagu Indonesia Raya bergelora di hari pertandingan saya. Dan mungkin after itu, saya akan berkeluarga, who knows!”
Widi menyadari keterbatasannya. Tapi ia sangat tahu bahwa keterbatasannya itu justru menjadi kekuatannya. Karena di tengah kondisinya seperti sekarang, ia masih bisa memberikan kontribusi untuk bangsanya, untuk Indonesia.
Ia, tak bisa berjalan dan berlari. Tapi ia bisa membuat Indonesia Raya bangga!





APA KAMU SUKA DENGAN ARTIKEL INI ?
MULAI BAGIKAN
Response (0)
John Doe
Login untuk berkomentar
Silakan login untuk berkomentar pada artikel ini.
No comments yet. Be the first to comment!